TRADISI SHALAT TARAWIH KILAT DI PONDOK PESANTREN MAMBA'UL HIKAM DESA MANTENAN KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR (Studi Persepsi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Blitar)

ROSNA BINTA NUR AWALIN, 17102153074 (2019) TRADISI SHALAT TARAWIH KILAT DI PONDOK PESANTREN MAMBA'UL HIKAM DESA MANTENAN KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR (Studi Persepsi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Blitar). [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (927kB)
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (829kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (431kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (525kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (800kB) | Preview
[img] Text
BAB III.pdf

Download (344kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (734kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (559kB)
[img] Text
BAB VI.pdf

Download (380kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (406kB)

Abstract

Rosna Binta Nur Awalin, NIM. 17102153074, Skripsi yang berjudul Tradisi Shalat Tarawih Kilat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam Desa Mantenan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar (Studi Persepsi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Blitar), Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2019, Pembimbing: Dr. H. Ahmad Muhtadi Anshor, M.Ag. Kata Kunci: Shalat Tarawih Kilat, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah Penelitian ini dilatar belakangi adanya tradisi yang terjadi di Blitar yaitu pelaksanaan shalat tarawih kilat dengan jumlah tarawih 20 rakaat ditambah 3 witir dengan waktu yang tidak lama kira-kira 10 menit di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam, Mantenan, Udanawu, Blitar yang menimbulkan terjadinya perbedaan pendapat di kalangan tokoh agama, terutama mengenai thuma’ninah, yang maksudnya tidak ada jeda pada setiap gerakan yang termasuk thuma’ninah dalam shalat seperti sujud, rukuk, i’tidal dan duduk diantara dua sujud. Dengan adanya perbedaan persepsi pada tokoh-tokoh agama sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji tentang pelaksanaan shalat tarawih kilat tersebut pada kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Blitar. Rumusan masalah atau fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana shalat tarawih kilat yang di praktikkan masyarakat yang dijadikan tradisi di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, 2) Bagaimana persepsi Nahdlatul Ulama Blitar mengenai praktik shalat tarawih kilat di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, 3) Bagaimana persepsi Muhammadiyah Blitar mengenai praktik shalat tarawih kilat di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu dengan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mengungkap kebiasaan Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam mengenai shalat tarawih kilat setiap Ramadhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ini berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian, analisis data dengan cara pengumpulan data untuk dipilah dan dapat dianalisis, serta yang terakhir dapat menarik kesimpulan dari penelitian mengenai praktik shalat tarawih kilat. Dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tradisi shalat tarawih kilat ini di praktikkan dengan jumlah rakaat shalat tarawih 20 rakaat ditambah 3 witir yang dapat terselesaikan dengan waktu 10 menit di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam, Mantenan, Udanawu, Kabupaten Blitar yang di praktikkan dengan cara menyingkat tarqiyah, yakni diawal shalat tarawih dan diawal shalat witir saja, untuk pilihan bacaan surat setelah Al-Fatihah yaitu surat pendek atau sebagian ayat Al-Qur’an serta ada wiridan (dzikir) setelah selesai shalat witir, sehingga shalat tarawih dapat dilaksanakan dengan cepat dan gerakan yang cepat pula. 2) Dalam persepsi ulama Nahdlatul Ulama Blitar, shalat tarawih kilat yang dipraktikkan di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam hukumnya sah karena telah terpenuhi rukun-rukun shalat sebagaimana terpenuhinya thuma’ninah dan tidak meninggalkan syarat-syarat shalat. 3) Dalam persepsi Muhammadiyah Blitar bahwa shalat tarawih kilat itu tidak sah karena telah meninggalkan rukun shalat, salah satunya thuma’ninah. Selain itu, dalam shalat juga harus ada etika karena shalat adalah perbuatan menyembah kepada Allah SWT.

Item Type: Skripsi
Subjects: Hukum > Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: febria 17202153076 Febria Afifatul Izza
Date Deposited: 13 Aug 2019 07:46
Last Modified: 13 Apr 2020 02:17
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/12922

Actions (login required)

View Item View Item