M. FATHUN NADHOR, 1757154009 (2019) EKSISTENSI PRIMBON JAWA DAN PERAN DONGKE (Studi Tentang Tradisi Petungan Dina Masyarakat Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol Tulungagung Dengan Pendekatan Teori Rasionalitas Max Weber). [ Thesis ]
|
Text
COVER.pdf Download (864kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (118kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (120kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (127kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (546kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (187kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (177kB) | Preview |
|
|
Text
BAB VI.pdf Download (91kB) | Preview |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (86kB) |
Abstract
ABSTRAK Tesis dengan judul "EKSISTENSI PRIMBON JAWA DAN PERAN DONGKE (Studi Tentang Tradisi Petungan Dina Masyarakat Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Dengan Pendekatan Teori Rasionalitas Max Weber)” ini ditulis oleh M. Fathun Nadhor dan dibimbing oleh Dr. H. Teguh, M.Ag dan Prof.Dr. H. Akhyak, M.Ag Kata Kunci : Primbon Jawa, Petungan Dina, Dongke, Teori Rasionalitas Max Weber Penelitian dalam tesis ini dilatarbelakangi oleh fenomena dalam masyarakat Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, yang mempunyai tradisi unik yaitu petungan dina berdasarkan primbon Jawa, yang mana tradisi tersebut merupakan tradisi warisan leluhur dan hingga kini masih hidup dan berkembang dalam masyarakat desa Jabalsari. Adapun fokus penelitian ini adalah Eksistensi primbon Jawa dalam tradisi petungan dina dan peran ahli primbon (dongke) dalam penetapan hari baik dalam masyarakat Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Sedangakan pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :1) Bagaimana eksistensi primbon Jawa dan bagaimana peran ahli primbon Jawa (dongke) di tengah-tengah masyarakat Tulungagung dan bagaimana teknik petungan dina tersebut? 2) Bagaimana alasan dan tujuan masyarakat Tulungagung mempercayai dan menggunakan primbon Jawa dalam penetapan hari baik? 3) Bagaimana persepsi masyarakat Tulungagung dengan adanya tradisi petungan dina ini? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Lokasi penelitian ini di Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data digunakan analisis data kualitatif deskriptif. Tesis ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan pola pikir, sikap dan pengetahuan tentang tradisi Jawa dan untuk pembaca, tesis ini diharapkan bisa memberikan konstribusi bagi perkembangan pengetahuan mengenai kajian tentang varian budaya lokal, terutama tentang tradisi kepercayaan terhadap hitungan hari (petungan dina) khususnya di desa Jabalsari dan masyarakat Tulungagung pada umumnya. Selain itu hasil penelitian ini berkontribusi sebagai konsep penetapan hari baik untuk kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat, misalnya untuk pernikahan, khitanan, mendirikan rumah, pindah rumah, nyambung tuwuh, telonan dan sebagainya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tradisi petungan dina berdasarkan primbon Jawa masih hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat desa Jabalsari hingga saat ini. Hal ini menujukkan bahwa primbon Jawa masih eksis dalam masyarakat desa Jabalsari. Adapun peran dongke dalam masyarakat desa Jabalsari Sumbergempol Tulungagung sangat dominan dalam menentukan harihari baik untuk hajatan pernikahan, khitanan, mendirikan rumah, pindah rumah, nyambung tuwuh, telonan, dan lain-lain Bahkan petungan dina juga diterapkan oleh para petani untuk memastikan hari apa untuk memulai bercocok tanam. Penulis menemukan teknik petungan dina yang unik yang digunakan oleh masyarakat desa Jabalsari yang disebut dengan teknik “pasundari:, yaitu cara penghitungan hari untuk menentukan hari baik suatu acara tertentu dengan cara menghitung hari neton kelahiran kemudian dijumlahkan dengan neton hari yang ditentukan untuk hajatan itu, apabila dijumlahkan lalu habis dibagi 3 atau sisa 2 maka itu hari yang tepat, jika dibagi 3 masih sisa 1 maka itu dianggap hari yang tidak tepat. Kemudian hari yang tepat itu perlu dilihat dalam kalender, apakah hari yang dipilih tersebut jatuh pada wuku yang tepat. Karena teknik pasundari ini selain berpedoman pada hasil penjumlahan hitungan hari juga berpedoman pada wuku yang terdapat pada penanggalan Jawa. Dalam hal ini, nampaknya masyarakat tidak mau meninggalkan tradisi warisan leluhur ini, dengan berbagai macam alasan dan tujuan di antaranya ada yang sekedar menghormati dan menuruti anjuran dan nasehat orang tua, ada pula yang ingin berhati-hati supaya terhindar dari balak dan musibah, ada pula yang bertujuan agar hajatannya berjalan dengan aman, sukses dan selamat. Sedangkan persepsi masyarakat tentang adanya tradisi petungan dina ini secara umum masyarakat menganggap bahwa tradisi petungan dina ini adalah tradisi yang positif selama seseorang masih bersandar pada kekuasaan Allah SWT. Akan tetapi apabila seseorang secara murni meyakini bahwa hitungan hari ini adalah yang menyebabkan kesuksesan maupun kegagalan, maka menurut masyarakat hal demikian itulah yang menjadikannya ia musyrik. Oleh karena itu, apapun yang menjadi alasan ataupun tujuan masyarakat Desa Jabalsari dalam tradisi petungan dina ini semata-mata untuk mencapai apa yang diinginkan agar terlaksana dengan aman, sukses dan selamat, terhindar dari segala rintangan, balak dan musibah. Tradisi ini mendapat respon positif sehingga mayoritas masyarakat mengikuti tradisi ini.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Subjects: | Agama Filosofi |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama |
Depositing User: | 1757154009 M. FATHUN NADHOR |
Date Deposited: | 20 Sep 2019 03:57 |
Last Modified: | 20 Sep 2019 03:57 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/13420 |
Actions (login required)
View Item |