Peer Review: Prosiding Nasional PERAN PENDIDIK DALAM MEWUJUDKAN GERAKAN REVOLUSI MENTAL

CHUSNUL CHOTIMAH, 197512112002122001 (2016) Peer Review: Prosiding Nasional PERAN PENDIDIK DALAM MEWUJUDKAN GERAKAN REVOLUSI MENTAL. STKIP Tulungagung, Tulungagung.

Preview

Text Peer Review Prosiding Peran pendidik.pdf Download (773kB) | Preview

Abstract

Revolusi mental sebagai jargon Presiden Jokowi merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia berkualitas, bermental kuat, tangguh, kokoh, dan berdaya saing. Revolusi itu sendiri merupakan antonim dari evolusi yang berarti program merubah mentalitas masyarakat dalam waktu yang cepat. Sementara itu, revolusi mental mengandung nilai-nilai esensial yang mustahil bisa diaplikasikan dalam waktu yang cepat tanpa melalui suatu proses. Nilai-nilai esensial yang terangkum dalam 18 karakter meliputi: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar, membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab tersebut bukan sekadar slogan yang diwacanakan melainkan butuh implementasi nyata dan terpatri dalam karakter individu, yang mana hal tersebut hanya bisa diintegrasikan melalui proses pembelajaran, suri tauladan dan habitus dalam dunia pendidikan. Dan penanaman nilai dalam dunia pendidikan tersebut merupakan landasan gerakan revolusi mental, yang dilakukan oleh figur guru sebagai pemegang peran utama walau tidak dipungkiri ada peran lain yang mempengaruhi, namun peran guru tidak bisa diabaikan. Terdapat empat peran utama yang dilakukan oleh guru dalam membangun karakter peserta didiknya, yakni: peran transferring, transforming, performing, dan transcending. Dalam proses pendidikan keempat peran tersebut bersifat integrative-mutually inclusive. Artinya walaupun mempunyai tujuan yang berbeda tetapi kesemuanya merupakan perwujudan dari manusia berkarakter yang terintegrasi dalam kurikulum, suri tauladan, habitus, lingkungan sosial, maupun budaya organisasi lembaga pendidikan.

Actions (login required)

View Item