LARANGAN PERKAWINAN ADAT PEKNGGO DALAM PERSPEKTIF TOKOH AGAMA (Studi Kasus di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar)

NILNA ZAHROTUN NAJIKHA, 12102173119 (2021) LARANGAN PERKAWINAN ADAT PEKNGGO DALAM PERSPEKTIF TOKOH AGAMA (Studi Kasus di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar). [ Skripsi ]

Preview	Text COVER.pdf Download (1MB) | Preview
	Text ABSTRAK.pdf Download (370kB)
Preview	Text DAFTAR ISI.pdf Download (160kB) | Preview
	Text BAB I.pdf Download (324kB)
Preview	Text BAB II.pdf Download (656kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (181kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (363kB) | Preview
Preview	Text BAB V.pdf Download (488kB) | Preview
Preview	Text BAB VI.pdf Download (199kB) | Preview
Preview	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (245kB) | Preview

Abstract

Nilna Zahrotun Najikha, 12102173119, Larangan Perkawinan Adat Peknggo Dalam Perspektif Tokoh Agama (Studi Kasus di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar), Jurusan Hukum Keluarga Islam, FASIH, IAIN Tulungagung, 2021, Pembimbing: Dr. H. Asmawi, M.Ag. Kata Kunci: Adat Peknggo, Perkawinan, Tokoh Agama, ‘Urf. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu keadaan masyarakat dimana dalam hal perkawinannya masih mempercayai adanya larangan perkawinan adat Peknggo di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Sehingga menarik dikaji untuk mengetahui seperti apa pandangan tokoh agama. Rumusan masalah: 1) Bagaimana praktik larangan perkawinan adat Peknggo di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar? 2) Faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi ditaatinya larangan perkawinan adat Peknggo dalam perspektif tokoh agama di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar? 3) Bagaimana larangan perkawinan adat Peknggo dalam perspektif tokoh agama di Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar? Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data: wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data: reduksi data, paparan dan penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengecekan keabsahan data: triangulasi, perpanjangan kehadiran dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian: 1) Larangan perkawinan adat Peknggo di Desa Penataran dipraktikkan oleh sebagian masyarakat Desa Penataran dengan tidak menikahi tetangga yang rumahnya berjarak minimal tiga rumah, dan menghadap ke satu arah yang sama pada satu jalan dalam satu desa, namun seringkali disiasati dengan melaksanakan upacara do’a bagi mempelai wanita, berpura-pura pergi dari rumah bagi mempelai pria, atau melakukan perhitungan tertentu dari hari lahir seseorang. Sebagian lagi masyarakatnya melanggar dengan tanpa disiasati. 2) Larangan perkawinan adat Peknggo dalam perspektif tokoh agama ditaati karena adanya kepercayaan yang kuat terhadap warisan leluhur nenek moyang, keyakinan terhadap akibat dari pelanggaran adat, dan kekhawatiran akan diberikan sanksi sosial jika melanggar. 3) Pandangan tokoh agama mengenai larangan perkawinan adat Peknggo terbagi dua kategori. Pertama, tokoh agama berpendapat bahwa larangan perkawinan adat Peknggo dibolehkan berlaku jika di antara kedua calon mempelai masih terdapat hubungan mahram atau hubungan yang menyebabkan dilarangnya menikah, dan bagi yang ingin tetap menikah dengan tetangga diluar mahramnya maka dibolehkan asalkan harus dengan menggunakan siasat yaitu upacara do’a bagi mempelai wanita, berpura-pura pergi dari rumah bagi mempelai pria, atau melakukan perhitungan tertentu dari hari lahir seseorang. Kedua, tokoh agama berpendapat bahwa larangan perkawinan adat Peknggo dibolehkan berlaku jika di antara kedua calon mempelai masih terdapat hubungan mahram atau hubungan yang menyebabkan dilarangnya menikah, dan bagi yang ingin tetap menikah dengan tetangga diluar mahramnya maka dibolehkan tanpa harus menggunakan siasat.

Actions (login required)

View Item