Dwi Astuti Wahyu Nurhayati, 197602222009012003 (2021) Gunung Kelud: Proses dan Budayanya. Haura Publishing, Sukabumi.
Text
Gunung Kelud_ Proses dan Budayanya.pdf Download (3MB) |
Abstract
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung yang masih aktif dan sudah banyak dikenal dalam lingkup dalam negeri maupun luar negeri. Berada di antara tiga wilayah administrasi yakni, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Gunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 mdpl dengan puncaknya bernama puncak Kelud serta berdekatan dengan beberapa gunung yang lebih tua seperti Gunung Kawi, Gunung Butak dan Gunung Anjasmoro. Seperti halnya gunung-gunung yang ada di negara Indonesia, Gunung Kelud juga pernah mengalami letusan atau erupsi. Kapan awal mula Gunung Kelud meletus tidak bisa diketahui secara pasti. Akan tetapi yang sudah tercatat dalam pos pemantauan Gunung Kelud, letusan sudah terjadi dimulai dari tahun 1000 Masehi. Dikarenakan terbatasnya informasi yang tersedia, maka dalam buku ini pembabagan sejarah letusan Gunung Kelud dibagi ke dalam empat kelompok. Yaitu letusan Gunung Kelud Tahun 1311-1148, letusan Gunung Kelud Tahun 1901-1990, letusan Gunung Kelud Tahun 2007 dan yang terakhir letusan Gunung Kelud Tahun 2014. Disamping membahas Gunung Kelud itu sendiri, buku ini juga sedikit membahas mengenai kehidupan masyarakat yang bertempat tinggal di Gunung Kelud. Khususnya yang bertempat tinggal di kawasan Gunung Kelud yang masuk Kabupaten Kediri. Hal-hal yang menarik dibahas dalam masyarakat Gunung Kelud meliputi aspek bahasa yang digunakan dalam keseharian, mata pencaharian penduduk setempat, sistem religi atau keyakinanyang dianut, organisasi sosial, sistem kesenian, sistem pendidikan dan tentunya tidak boleh ketinggalan yaitu Larung Sesaji. Salah satu ritual di kawasan Gunung Kelud yang selalu digelar setiap tahun pada awal bulan Muharram. Gunung Kelud pastinya setiap saat bisa mengancam dan membahayakan penduduk di sekitarnya. Oleh karena itu, berbagai upaya mitigasi bencana Gunung Kelud diusahakan baik itu dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat Gunung Kelud itu sendiri. Adapun mitigasi bencana Gunung Kelud dari pihak pemerintah seperti halnya pendirian pos pemantauan seismik, pembuatan peta rawan bencana kawasan Gunung Kelud, pembangunan terowongan ampera, pembentukan BPBD Kabupaten Kediri dan pelaksanaan program sister village. Sedangkan dari pihak masyarakat, terlihat upaya mitigasi berupa peran tokoh masyarakat, pendirian radio komunitas dan pembentukan komunitas jangkar Kelud yang anggotanya terdiri dari warga masyarakat tiga daerah ( Kediri, Blitar, dan Malang). Meskipun bisa mengancam kapan saja, Gunung Kelud juga menyimpan keindahan yang luar biasa yang mampu menghipnotis siapa saja yang mengunjunginya. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya beberapa destinasi wisata di sekitar Gunung Kelud. Puncak Kelud merupakan salah satu tujuan utama dari para wisatawan ketika berkunjung ke Gunung Kelud. Selain itu juga ada jalan misteri, sumber air panas Gunung Kelud, Flying Fox Gunung Kelud, Agro Wisata Margomulyo, dan Kampung Durian. Beberapa destinasi wisata tersebut berlokasi di Kabupaten Kediri, karena yang paling bersemangat dalam mengembangkan Gunung Kelud sebagai kawasan wisata adalah Pemerintah Kabupaten Kediri.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Artikel Dosen Bahasa Dan Sastra > Bahasa Inggris |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Bahasa Inggris |
Depositing User: | Dr 197602222009012003 Dwi Astuti Wahyu Nurhayati |
Date Deposited: | 10 Feb 2021 21:58 |
Last Modified: | 10 Feb 2021 21:58 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/18517 |
Actions (login required)
View Item |