Dwi Astuti Wahyu Nurhayati, 197602222009012003 (2020) Dr. Fathul Mujib, M.Ag. Dalam Kenangan. IAIN TULUNGAGUNG PRESS, Tulungagung.
|
Text
Dr.Fathul Mujib dalam Kenangan.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Kematian itu kemestian. Tidak ada yang bisa menghindarinya. Hanya persoalan waktu saja. Persiapan apa yang sudah kita lakukan? Pertanyaan sederhana tetapi saya kira penting untuk menjadi bahan renungan kita bersama. Ada begitu banyak pelajaran hidup dari kematian, termasuk sahabat terbaik kita semua, Dr. Fathul Mujib, M.Ag. Pelajaran untuk menjalani hidup ini sebaik mungkin. Pelajaran untuk meninggalkan hal baik sebagaimana yang dilakukan oleh Dr. Fathul Mujib. Begitu berita tentang meninggalnya Dr. Fathul Mujib tersebar luas pada Jumat 21 Agustus , saya berpikir untuk mendesain sebuah buku kenangan. Sebuah buku yang isinya adalah apa pun kenangan tentang Dr. Fathul Mujib. Saya berharap buku ini akan memuat banyak kisah tentang sosok Dr. Fathul Mujib. Buku ini memiliki makna penting dalam membuat sebuah kenangan. Ya, kenangan tentang seseorang yang telah berpulang. Seorang sahabat yang hidupnya penuh kebajikan. Sebuah teladan luar biasa. Semua kawan, kolega, dan kenalan terkejut. Coba Anda baca tulisan demi tulisan di buku ini. Nyaris semuanya mengungkapkan keterkejutan. Saya kira itu wajar karena kepergian Dr. Fathul Mujib memang begitu mendadak. Kepergian Dr. Fathul Mujib yang sedemikian mendadak mengingatkan saya tentang dua hal yang pernah ditulis oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dalam buku Psikologi Kematian (2020). K iv Pendapat Prof. Dr. Komaruddin Hidayat terasa sangat menyentuh sisi terdalam kemanusiaan. Mungkin ada yang tidak setuju dengan pendapat beliau tetapi pendapat tersebut penting untuk direnungkan agar kita bisa menghadapi kematian secara baik. Pertama, kematian umumnya disikapi sebagai bentuk kesedihan. Sikap ini wajar dan dialami oleh kita semua. Namun Prof. Komar memiliki pendapat yang berbeda. Menurut beliau, ketika ruh keluar dari jasad dan dinyatakan meninggal seharusnya disikapi dengan ikhlas dan melepaskan dengan doa. Ibarat mengendarai balon yang hendak terbang ke atas, perjalanan ruh menjadi enteng kalau keluarganya mengantarkan dengan doa, memaafkan dan ikhlas, karena sesungguhnya mati tak ubahnya pulang mudik ke kampung Ilahi. Kedua, kita sekarang ini menghabiskan energi untuk mencari hal yang bersifat materi. Tentu mencari materi itu sah saja dan memang kita perlukan dalam kehidupan. Namun jangan sampai tujuannya hanya semata-mata untuk materi. Seharusnya ada dimensi ibadah di dalam kerja yang kita lakukan. Kekayaan duniawi, demikian Prof. Komaruddin Hidayat, terlihat jelas hanya sebatas sarana untuk tujuan yang lebih mulia. Ibarat tubuh, dunia ini tidak memiliki kehidupan pada dirinya tanpa adanya ruh. Agar benda mati jadi hidup, harus ada yang menghidupkan dari luar yang derajatnya lebih tinggi. Yaitu niat dan amal kebajikan untuk menolong sesama hamba Tuhan dengan anugerah umur, tenaga, pikiran, dan kekayaan yang ada. Kehidupan Dr. Fathul Mujib yang sarat dengan kebajikan terlihat dalam keseluruhan tulisan demi tulisan di buku ini. Antologi untuk mengenang Dr. Fathul Mujib ini merupakan hal baru yang penting untuk dibudayakan. Mengenang seseorang lewat tulisan adalah ikhtiar menanamkan pembelajaran kebajikan.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Artikel Dosen Bahasa Dan Sastra > Bahasa Inggris |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Bahasa Inggris |
Depositing User: | Dr 197602222009012003 Dwi Astuti Wahyu Nurhayati |
Date Deposited: | 15 Mar 2021 04:49 |
Last Modified: | 15 Mar 2021 04:49 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/19183 |
Actions (login required)
View Item |