Dwi Astuti Wahyu Nurhayati, 197602222009012003 (2020) Work From Home “Produktivitas Kerja Selama di Rumah” (1). IAIN TULUNGAGUNG PRESS, Tulungagung.
Text
Antologi WFH_1.pdf Download (2MB) |
Abstract
Tidak ada yang pernah menduga jika kondisinya seperti ini. Semuanya berlangsung dengan cepat. Mobilitas hidup pun bergerak menuju ruang lokalitas yang sangat terbatas. Pertengahan Maret 2020, dunia pendidikan mengalami perubahan secara drastis. Model pendidikan yang awalnya klasikal berubah menjadi daring. Belajar kini tidak lagi di ruang-ruang kelas, tetapi berubah menjadi ruang-ruang maya. IAIN Tulungagung juga melakukan hal yang sama. Perkuliahan kelas berubah menjadi kuliah daring. Kampus pun bergeser menjadi kampus maya. Kampus yang berada di Jalan Mayor Sujadi Timur menjadi sepi dari aktivitas fisik. Aktivitas fisik memang harus dihindari semaksimal mungkin. Pertemuan antar manusia dapat menjadi sarana persebaran virus yang membahayakan. Sulit dibayangkan bagaimana kondisinya jika mahasiswa yang hampir 20.000 itu tetap beraktivitas, berinteraksi, dan saling membangun relasi satu sama lain. Keputusan kuliah daring merupakan keputusan yang harus diambil demi kebaikan semuanya. Semuanya karena satu hal, yaitu Corona. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana keberadaan virus ini. Bahkan hingga hari ini pun belum ada obat yang bisa mencegahnya. Aspek yang bisa dilakukan adalah menghindarinya. Protokol kesehatan mengatur secara ketat hal ini. Masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah, rajin mencuci tangan, dan memakai masker jika terpaksa keluar rumah. Pentingnya menaati protokal kesehatan ini berdasarkan pertimbangan bahwa Corona merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Boleh saja orang sombong terhadap penyakit ini, tetapi kesombongan ini hampir pasti akan terhenti ketika orang terinfeksi. Seluruh kesombongan akan luruh dan berganti dengan kesedihan. Pilihan terbaik adalah menaati protokal kesehatan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah. Pilihan ini merupakan pilihan terbaik yang semestinya dipahami oleh masyarakat luas. Persoalannya, protokal kesehatan ini tampaknya belum dipahami dan dilaksanakan. Jika ingin mencari bukti, tidak terlalu sulit. Saya sempat terkejut setelah berdiam diri di rumah beberapa hari. Ketika kebutuhan hidup menipis, saya pun terpaksa keluar untuk belanja. Ternyata suasana nyaris tidak berbeda. Orang tetap saja ramai di jalanan. Juga di pusat-pusat perbelanjaan. Sebagian memang memakai masker, sementara sebagian lainnya dengan sangat santai tanpa memakai masker. Mereka bergerombol di sudut-sudut kota. Begitulah faktanya. Tampaknya kita tidak bisa menutup mata terhadap realitas yang ada. Kebijakan untuk Work From Home (WFH) memang pada awalnya disambut dengan suka cita.Tidak hanya para mahasiswa, tetapi juga para dosennya. Rasanya bahagia bisa memiliki waktu bersama keluarga. Jika bukan karena WFH, rasanya sulit memiliki waktu kebersamaan yang sedemikian panjang. Satu minggu berlalu. Semuanya masih normal. Memasuki minggu kedua mulai tampak ada persoalan. Kegabutan mulai melanda. Tidak hanya para mahasiswa, tetapi juga dosen. Kuliah daring ternyata menutup ruang relasi emosional antara dosen dan mahasiswa. Kita sebagai dosen tidak mengetahui secara pasti bagaimana sesungguhnya sikap, pengetahuan, wawasan, dan keterampilan para mahasiswa. Pada titik ini, kuliah dalam kelas sungguh dirindukan. Kuliah daring sesungguhnya sangat diperlukan. Zaman telah berkembang sedemikian pesat. Mengembangkan kuliah daring secara profesional merupakan sebuah keharusan. Meskipun demikian, kuliah daring tidak berjalan dalam seluruh proses perkuliahan. Ia seharusnya hanya menjadi pelengkap. Kuliah kelas tetap memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan kuliah daring. Realitas kegabutan ini tidak boleh dibiarkan. Saya sejak awal kebijakan WFH sudah menggagas penulisan buku antologi. Tema awalnya adalah Kuliah Daring. Sukses dengan antologi tersebut, ditindaklanjuti dengan buku antologi berikutnya. Maka lahirlah buku ini. Antologi semacam ini penting untuk terus dirawat agar iklim akademik di era WFH yang sarat kegabutan ini tetap disikapi secara waras. Kewarasan dalam bentuk kreativitas semacam ini penting untuk terus ditumbuhkembangkan agar tradisi literasi bisa semakin membumi di IAIN Tulungagung.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | Artikel Dosen Bahasa Dan Sastra > Bahasa Inggris |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Bahasa Inggris |
Depositing User: | Dr 197602222009012003 Dwi Astuti Wahyu Nurhayati |
Date Deposited: | 16 Mar 2021 07:04 |
Last Modified: | 16 Mar 2021 07:04 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/19214 |
Actions (login required)
View Item |