POLEMIK PERKAWINAN PENGHAYAT ANTARA TATA CARA “AGAMA” DAN “PENGHAYAT” (Komunitas Ngudi Utomo Dan Murti Tomo)

FARIDA AYU KHUMAIRO, 12302173026 (2021) POLEMIK PERKAWINAN PENGHAYAT ANTARA TATA CARA “AGAMA” DAN “PENGHAYAT” (Komunitas Ngudi Utomo Dan Murti Tomo). [ Skripsi ]

Text POLEMIK PERKAWINAN PENGHAYAT ANTARA TATA CARA “AGAMA” DAN “PENGHAYAT” (Komunitas Ngudi Utomo Dan Murti Tomo).pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Abstrak Keputusan peraturan pemerintah dan Undang-Undang mengenai pengesahan masalah perkawinan, sedikit demi sedikit membuat penghayat kepercayaan dapat kembali memegang haknya sebagai warga negara Indonesia dalam memperoleh perlakuan yang sama. Tulisan ini akan berfokus pada pembahasan mengenai polemik perkawinan yang terjadi dalam penghayat Ngudi Utomo dan Murti Tomo. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif mengenai tata cara perkawinan penghayat, perlindungan hukum mengenai perkawinan, dan polemik yang terjadi dalam lingkup penghayat Ngudi Utomo dan Murti Tomo Waskito Tunggal. Artikel ini menjelaskan mengenai polemik internal dan eksternal yang terjadi pada penghayat Ngudi Utomo dan Murti Tomo. Polemik internal terjadi akibat adanya kelompok yang dianggap minoritas lah yang harus memiliki kesadaran dalam masalah penyesuaian diri terhadap lingkungan masyarakat mayoritas. Polemik eksternal terjadi akibat adanya perkawinan penghayat dengan menggunakan metode lintas pemuka penghayat atau perkawinan dilakukan oleh pemuka penghayat yang berbeda aliran. Pengesahan tersebut dikhawatirkan dapat menuai polemik baru diantara penghayat kepercayaan diluar Tulungagung. Dikarenakan pemberian keadilan mengenai HAM penghayat yang belum merata, hingga adanya pengkhawatiran perubahan regulasi pemerintah akibat dari adanya polemik sehingga dapat merugikan eksistensi penghayat Tulungagung khususnya Ngudi Utomo dan Murti Tomo. Kata Kunci : Polemik, Perkawinan, Penghayat Kepercayaan, Bakorpakem

Actions (login required)

View Item