KEPEMIMPINAN WANITA DI RANAH PUBLIK PERSPEKTIF SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DALAM TAFSIR MARAH LABID

SITI ALFIYAH, 12301173008 and RIFQI AS`ADAH, 198501052019032016 (2021) KEPEMIMPINAN WANITA DI RANAH PUBLIK PERSPEKTIF SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI DALAM TAFSIR MARAH LABID. [ Skripsi ]

Text Kepemimpinan Wanita di Ranah Publik Perspektif Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Kepemimpinan perempuan di ranah publik merupakan salah satu fenomena yang menjadi problem menarik untuk dikaji dan tidak akan pernah usai diperbincangkan. Terlebih lagi dengan adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama, khususnya para mufassir mengenai boleh tidaknya seorang perempuan menjadi pemimpin di ranah publik. Mereka yang mengatakan bahwasannya perempuan diperbolehkan menjadi pemimpin didasarkan pada Q.S. al-Taubah/9:71 dan mereka yang tidak memperbolehkan perempuan menjadi pemimpin didasarkan pada Q.S. al-Nisa/4:34. Masing-masing pendapat yang mereka sampaikan didasarkan pada sebuah dalil untuk memperkuat argumentasinya. Dalam artikel ini, penulis mencoba mengungkap bagaimana pendapat salah seorang mufassir, yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan kepemimpinan perempuan di ranah publik dalam kitab tafsir Mara>h{ Labi>d li Kasyf Ma’n>a al-Qura>n al-Maji>d. Misalnya pada kisah Ratu Balqis yang terdapat dalam Q.S. al-Naml/27:23 dan Q.S. al-Naml/27:29-35. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan bersifat library research. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwasannya meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit boleh atau tidak seorang perempuan menjadi pemimpin di ranah publik, namun ada indikasi Syaikh Nawawi membolehkan asalkan perempuan tersebut memiliki sifat seperti Ratu Balqis. Kata Kunci : Kepemimpinan Wanita, Syaikh Nawawi, Marah Labid

Actions (login required)

View Item