TRADISI BARITAN SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAIRELIGIUS DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA SALAM WONODADI BLITAR

AHMAD RIZA ASNAWI, 12209173008 (2021) TRADISI BARITAN SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAIRELIGIUS DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA SALAM WONODADI BLITAR. [ Skripsi ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (975kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (494kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (192kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (350kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (645kB) | Preview
[img] Text
BAB III.pdf

Download (460kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (904kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (462kB)
[img] Text
BAB VI.pdf

Download (296kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (473kB)

Abstract

ABSTRAK Skripsi yang berjudul “Tradisi Baritan Sebagai Media Penanaman Nilai Religious dan Budaya Masyarakat Desa Salam Wonodadi Blitar” ini ditulis oleh Ahmad Riza Asnawi, NIM. 12209173008, pembimbing Dr. Dwi Astuti Wahyu Nurhayati, S.S., M.Pd. Kata kunci: Penanaman Nilai, Nilai Religius, Budaya, Tradisi Baritan. Dalam suatu kebudayaan, tradisi pada umumnya terdapat nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Nilai tersebut memengaruhi dan akhirnya menjadi tradisi yang hidup subur dan kekal dalam kehidupan masyarakat. Salah satu tradisi yang sampai saat ini masih hidup adalah tradisi Baritan. Tradisi Baritan ini masih hidup dan berkembang dikalangan masyarakat Jawa. Dengan begitu masing-masing daerah mempunyai corak dan tindakan yang berbeda dalam menyikapi tradisi Baritan. Di Jawa Timur misalnya mengenal tradisi Baritan berperan sebagai penolak bala. Desa Salam Wonodadi Blitar merupakan salah satu yang masih mempertahankan nilai tersebut. Namun yang tampak dalam pelaksanaannya, masyarakat memaknai tradisi Baritan hanyalah sekadar upacara atau kebiasaan masyarakat Jawa dan tidak adanya nilai lebih. Maka dari itu peneliti mencoba untuk menggali lebih dalam tradisi Baritan ini dengan pendekatan antropologi untuk mengenal lebih jauh mengenai prosesi atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pelaksanaan, nilai yang terkandung, serta implementasi tradisi Baritan dalam penanaman nilai religious dan budaya masyarakat desa Salam Wonodadi Blitar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan, nilai yang terkandung, serta implementasi tradisi Baritan dalam penanaman nilai religious dan budaya masyarakat desa Salam Wonodadi Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, menggunakan analisis dengan penalaran induktif. Mengambil latar belakang masyarakat Desa Salam Wonodadi Blitar. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Mbah Wahono selaku tokoh masyarakat, Bapak Muhsin selaku tokoh agama dan Bapak Khoirul Anam selaku Kepala Desa Salam. Analisis data dilakukan dengan pemberian makna terhadap data yang telah selesai dikumpulkan kemudian ditarik kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi data, yaitu mencocokkan data hasil wawancara dan dokumentasi dengan hasil pengamatan langsung (observasi). Hasil penelitian ini adalah 1). Tradisi Baritan dilaksanakan masyarakat desa Salam satu tahun sekali bertujuan untuk menyambut datangnya bulan suro atau muharram serta untuk tolak balak atau untuk menangkal segala keburukan dan mendapatkan keselamatan. Desa Salam memiliki tiga dusun yaitu dusun Salam, dusun Jenglik, dan dusun Centong. Di dusun Salam dalam pelaksanaan nya sudah terpecah menjadi dua, pertama bertempat di perempatan atau pertigaan jalan, kedua bertempat di mushola atau masjid. Sedangkan untuk dusun Jenglik dan Centong masih melaksanakan tradisi baritan di pertigaan atau perempatan jalan. Untuk hari pelaksanaan tradisi tersebut malam jum’at pahing atau malam jum’at legi pada bulan suro atau muharrram. Pelaksanaan tradisi Baritan pukul 17.00 WIB atau setelah asyar sampai menjelang maghrib. Didalam tradisi Baritan terdapat doa Jawa atau biasa disebut hajat, hajat biasa disampaikan oleh sesepuh lingkungannya masing-masing. Di lingkungan RT 01 RW 02 doa dan hajat di sampaikan oleh Mbah wahono, doa dan hajat ditujukan untuk Nabi Muhammad SAW beserta isteri dan anaknya, para sahabat nabi, Syekh Abdul Qodir Jailani, Syekh Subakir, Wali Songo, para ulama’, para leluhur yang sudah meninggal. Acara tersebut diikuti oleh seluruh masyarakat di setiap lingkungan masing-masing. 2). Tradisi Baritan mengandung beberapa nilai-nilai dalam kehidupan, antara lain nilai kebudayaan, nilai religi atau keagamaan, nilai kesederhanaan, dan nilai keberagaman. 3). Pelaksanaan tradisi Baritan dapat dijadikan sebagai media dalam proses penanaman nilai religi dan budaya masyarakat desa Salam, pertama sebagai upaya penanaman nilai religi, dalam tradisi baritan diimplementasikan dengan cara mendoakan orang yang sudah meninggal dan shodaqoh yang berupa takir plontang. kedua Tradisi Baritan dapat dikatakan sebagai media pengikat masyarakat dalam proses penanaman nilai budaya. Sebab dalam tradisi baritan memiliki nilai-nilai luhur yang berperan dalam membentuk karakter setiap individu. Pelaksanaan tradisi Baritan sangat tampak sikap penghormatan, sikap rukun, dan toleransi yang kemudian digunakan sebagai acuan moral dan tingkah laku dalam berkehidupan sosial.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Non Muslim
Kesejahteraan Sosial
Divisions: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris IPS
Depositing User: S1 12209173008 AHMAD RIZA ASNAWI
Date Deposited: 16 Sep 2021 02:07
Last Modified: 16 Sep 2021 02:07
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/21377

Actions (login required)

View Item View Item