KOMPENSASI MATERIAL DALAM CERAI SUSUK PADA PEREMPUAN PEKERJA MIGRAN DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARI’AH IBNU ‘ASYUR (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)

M. Hafil Birbik, 12509194004 (2022) KOMPENSASI MATERIAL DALAM CERAI SUSUK PADA PEREMPUAN PEKERJA MIGRAN DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARI’AH IBNU ‘ASYUR (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi). [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
COVER .pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (609kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (655kB)
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (792kB) | Preview
[img] Text
BAB II .pdf
Restricted to Repository staff only

Download (921kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (433kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (639kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (767kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (334kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR RUJUKAN.pdf

Download (475kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Tesis dengan judul “Kompensasi Material Dalam Praktek Cerai Susuk Pada Perempuan Pekerja Migran Dalam Perspektif Maqashid Syariah Ibnu ‘Asyur (Studi Kasus Di Kabupaten Banyuwangi)” ini di tulis oleh M.Hafil Birbik dengan Pembimbing Dr. Hj. Nur Fadhilah, M.H dan Prof. Dr. Iffatin Nur, M.Ag Kata Kunci: Cerai Susuk, Kompensasi Material, Perempuan Pekerja Migran, Maqashid Syariah Penelitian ini di latar belakangi oleh fakta atas tingginya angka perceraian di indonesia secara umum provinsi jawa timur yang menempati peringkat teratas provinsi dengan angka perceriann tertinggi di indonesia pada tahun 2018 hingga 2020, serta Kabupaten Banyuwangi khsusunya yang selalu masuk dalam 3 besar Kabupaten dengan angka perceraian tertinggi di jawa timur pada medio 2018 hingga 2020. Tingginya angka perceraian di kabupaten banyuwangi di dominasi oleh cerai gugat yang di ajukan oleh perempuan pekerja migran. Praktek cerai susuk yang merupakan istilah kultural dari cerai gugat namun di sertai dengan adanya pemberian “susuk” atau kompensasi material oleh perempuan pekerja migran kepada pihak suami sebagai syarat jatuhnya talak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Mengapa terjadi praktek cerai susuk pada perempuan pekerja migran di Kabupaten Banyuwangi? 2) Bagaimana praktek pemberian kompensasi material dalam cerai susuk pada perempuan pekerja migran di Kabupaten Banyuwangi dalam perspektif maqashid syariah ‘Ibnu Asyur? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengedepankan pendekatan empiris, kemudian teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) praktek cerai susuk merupakan istilah kultural yang di gunakan oleh masyarakat Banyuwangi dalam cerai gugat, khsususnya dalam penelitian ini adalah gugatan cerai yang di ajukan oleh perempuan pekerja migran kepada suaminya yang kedapatan berselingkuh dengan wanita lain, di sisi lain dalam praktek cerai susuk ini juga terdapat kompensasi material di luar kewajiban membayar biaya peradilan yang di berikan oleh perempuan pekerja migran kepada pihak suaminya sebagai syarat pihak suami mau menjatuhkan talak. 2) adanya indikasi diskriminasi yang di alami oleh perempuan pekerja migran dalam praktek cerai susuk sebab adanya kompensasi material yang merugikan dan jauh dari nilai kesetaraan di tinjau dari perspektif maqashid syariah Ibnu ‘Asyur. Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa praktek cerai susuk pada perempuan pekerja migran di Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian dari problematika dalam dinamika sosio-kultural pada masyarakat. Kemudian adanya kompensasi material yang harus di berikan oleh perempuan pekerja migran kepada pihak suami merupakan bentuk diskriminasi yang nyata baik secara materi maupun psikologis serta mencederai tujuan utama dari Syariah dalam penjagaan harta (hifdz al-mal), penjagaan akal (hifdz al-‘aql), dan penjagaan keturunan (hifdz al—nasl) yang terhimpun dalam kulliyat al-khams dalam maqashid Syariah sebagai implementasi mendatangkan mashlahat dan menjauhkan mafsadat. Diskriminsi tersebut seharsunya bisa di hindari dan di tanggulangi apabila mempriotitaskan nilai-nilai fitrah sebagai manusia (al-fitrah), kesetaraan (al-musawah), toleran/moderat (al-samahah), serta kebebasan (al-hurriyyah) yang terakomidir dalam prinsip mafahim al-asasiyyah pada konsep maqashid Syariah Ibnu ‘Asyur dalam menyikapi dan mengkaji hal-hal yang erat kaitannya dengan nilai sosio-kultural dalam dinamika kemasyarakatan. ABSTRACT Thesis with the title “Material Compensation In The Implant Divorce Of Women Migrant Workers In The Perspective Of Maqashid Syariah Ibn 'Asyur (Case Study In Banyuwangi Regency)” was written by M. Hafil Birbik with Dr. Nur Fadhilah, M.H and Prof. Dr. Iffatin Nur, M.Ag Keywords: Cerai Susuk, Material Compensation, Woman migrant Worker, Maqashid Syariah. The background of the research was based on the facts of the high divorce rate in Indonesia in general of East Java Province which occupies the top ranking of the province with the highest devorcing rates in Indonesia in 2018 to 2020, and Banyuwangi Regency especially which was always included in the top 3 districts with the highest divorce rates In East Java in mid -2018 until 2020.The high divorce rate in Banyuwangi district was dominated by divorce lawsuits filed by women migrant workers. The practice of implant (susuk) divorce which is a cultural term of divorce was sued but was accompanied by the provision of "implant (susuk)" or material compensation by women migrant workers to their husbands as a condition for the fall of talak. The formulation of the problem research was 1) Why was there a practice of divorce in women migrant workers in Banyuwangi Regency? 2) How was the practice of providing material compensation in divorce to women migrant workers in Banyuwangi Regency in the perspective of maqashid syariah 'Ibnu Assyria? This research was a field research, the research method used in this study was qualitative by promoting an empirical approach, then the data collection technique used in this study was observation, interviews, and documentation. The results of this research were as follows: 1) The practice of the implant divorce was a cultural term used by the Banyuwangi community in divorce, especially in this study was a divorce suit proposed by a migrant worker woman to her husband who was found having an affair with another woman. On the other hand, the practice of the implant divorce, there was also material compensation outside the obligation to pay the justice costs given by women migrant workers to her husband as a condition of the husband to drop divorce. 2) The existence of discrimination’s indications experienced by women migrant workers in the practice of divorce due to the material compensation that was harmful and far from equality reviewed from the perspective of maqashid sharia Ibnu 'Assyria. In conclution, this research concluded that the practice of the implant divorce on women migrant workers in Banyuwangi Regency was part of the problem in the dynamics of socio-cultural in the community. Then the material compensation that must be given by women migrant workers to the husband was a form of real discrimination both materially and psychologically and harms the main objectives of Syariah in safeguarding property (Hifdz al-Mal), guarding reason (Hifdz al-'aql) , and descendants (Hifdz Al-Nasl) which was collected in Kulliyat al-Khams in the Syariah Maqashid as the implementation brought in Mashlahaat and keep Mafsadat away. The discrimination should be avoided and overcome wether prioritizing the values of nature as human (al-Fitrah), equality (al-Muslim), tolerance/moderate (al-Muhahah), and freedom (al-Hurriyyah) which was accommodated in the principle Mafahim al-Asasiyyah in the concept of Maqashid Syariah Ibnu 'Asyur in responding and studying things that were closely related to the socio-cultural value in social dynamics. مستخلص البحث رسالة الماجستير بالمبحث ، "تعويض العدّة في جاري سوسوك الى المرأة العاملات المهاجرات عند مقاصد الشريعة لإبن عصور (دراسة الحالة فى مقاطعات بانجوانجي)" هذا مكتوب بمحمّد حافل بربك بالمشرفة الأولى : الدكتور نور فضيلة الماجستير و المشرفة الثانية : الدكتور جامعى عفّة النور الماجستيرر الكلمات المفتاحية : جاري سوسوك، تعويض العدّة، المرأة العاملات المهاجرات، مقاصد الشريعة. هذا البحث خلفية عن الحقائق على إرتفاع عدد الطلاق فى إندونسيا على العادة فى دائرة الجاوي الشرقية التي تتبوّأ رتبة عالية فى إندونسيا فى سنة 2018 حتى 2020، خاصة فى مقاطعات بانجوانجي التى تكون فى المراكز الثلاثة الأولى فى المقاطعات بعدد الطلاق الأعلى فى جاوي شرقية بين 2018 حتى 2020. إرتفاع عدد الطلاق فى مقاطعات بانجوانجي هيمنة بالخلع التى قدّمته المرأة العاملات المهاجرات. تطبيق جاري سوسوك هو مصطلح ثقافي من الخلع بل مصحوب بوجود إعطاء "سوسوك" او تعويض عدّة من المرأة العاملات المهاجرات الى زوجه كشرط سقوط الطلاق. الأسئلة من هذا البحث هو: 1) لماذا وقع تطبيق جاري سوسوك على المرأة العاملات المهاجرات فى مقاطعات بانجوانجي؟، 2) كيف تطبيق إعطاء تعويض العدّة فى جاري سوسوك على المرأة العاملات المهاجرات فى مقاطعات بانجوانجي فى منظور مقاصد الشريعة لإبن عصور؟. هذا البحث نوع من حكم التجريبي. طريقة البحث فى هذا البحث هو نوعيّ بتقريب التجريبي، ثم طريقة جمع البيانات هو الملاحظة، المقابلة و التوثيق. أمّا نتائج من هذا البحث هي : ١) عملية جاري سوسوك إلى مرأة العاملات المهاجرات فى مقاطعات بانجوانجي جزء من ثقافي الذي يستخدمه مجتمع بانجوانجي فى الطلاق، خاصة فى هذا البحث هو الطلاق التى تقدّمه المرأة العاملات المهاجرات إلى زوجه الخائن بالمرأة الأخرى، جانب الأخرى تطبيق هذا جاري سوسوك يوجد تعويض العدّة خارج الواجبات لنقد تكلفة القضية التى تعطيه المرأة العاملات المهاجرات إلى زوجه كشرط الطلاق. ٢) وجود العلامة على التمييز التى تعتبره المرأة العاملات المهاجرات فى تطبيق جاري سوسوك سببا بوجود تعويض العدّة الإتلافة و بعيدة عن المساوة استعرض من منظور مقاصد الشريعة لإبن عصور.حتى هذا البحث يستنتج أنّ تطبيق جاري سوسوك إلى المرأة العاملات المهاجرات فى مقاطعات بانجوانجي جزء من إشكالية ديناميكي الإجتماعي و الثقافي على المجتمع. ثم وجود تعويض العدّة الذي وجبت إعطائها المرأة العاملات المهاجرات الى زوجه هو شكل من التمييز البيّن إمّا من نحية المادية و النفسية و يؤذّي غرضا رئيسا من الشريعة فى حفظ المال، حفظ العقل، و حفظ النسل المجموعة فى كلّية الخمس فى مقاصد الشريعة كتطيبق إتيان المصلحة و إبعاد المفسدات. ذلك التمييز تجتنبه و التغلّب عليه إذا يفضّل درجة الفطرة كالإنسان (الفطرة)، المساوة، السماحة، و الحرّيّة المجموعة فى أساس مفاهم الأساسية فى فكرة مقاصد الشريعة لإبن عصور فى التعامل و البحث الأشياء المرتبطة بدرجة الإجتمعاعية و الثقافية فى الدينامكية الإجتماعية.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Hukum > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: 12509194004 M. Hafil Birbik
Date Deposited: 24 Aug 2022 06:31
Last Modified: 24 Aug 2022 06:31
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/29054

Actions (login required)

View Item View Item