PENCEGAHAN PERCERAIAN MELALUI NILAI BUDAYA SRI KAWIN PADA MASYARAKAT HINDU TENGGER PROBOLINGGO DALAM PERSPEKTIF MAQASHID AL-SYARIAH

ABDURRAHMAN HAKIM, 12509194012 (2022) PENCEGAHAN PERCERAIAN MELALUI NILAI BUDAYA SRI KAWIN PADA MASYARAKAT HINDU TENGGER PROBOLINGGO DALAM PERSPEKTIF MAQASHID AL-SYARIAH. [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (844kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (555kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (225kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (412kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (323kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (812kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (758kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (164kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (335kB) | Preview

Abstract

Tesis dengan judul “Pencegahan Perceraian Melalui Nilai Budaya Sri Kawin pada Masyarakat Hindu Tengger Probolinggo dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah” ini ditulis oleh Abdurrahman Hakim dengan Pembimbing Dr. Zulfatun Ni’mah, M.Hum dan Dr. M. Darin Arif Mu’allifin, M.Hum. Kata Kunci: Pencegahan Perceraian, Nilai Budaya, Sri Kawin, Maqashid al�Syariah. Penelitian ini didasarkan pada fakta tingginya angka perceraian di Indonesia dan menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan kasus perceraian tertinggi pada tahun 2018 sampai 2020. Data statistik dari BPS menyebutkan bahwa tahun 2018 terdapat 87.557 kasus perceraian, 2019 terdapat 95.007 kasus, dan 2020 terdapat 61.870 kasus. Pencegahan perceraian melalui nilai budaya sri kawin dianggap sebagai solusi karena hingga saat ini perceraian masyarakat Hindu Tengger hanya ada 3 kasus. Di sisi lain, meski telah banyak program dari pemerintah, seperti mediasi, sertifikasi pranikah dan lain sebagainya, yang berorientasi pada pencegahan perceraian, angka perceraian tetap saja tinggi. Oleh karena itu, peneliti mengaggap perlu adanya upaya pencegahan perceraian melalui pendekatan budaya. Ada tiga alasan mengapa pendekatan budaya perlu dilakukan: 1) Budaya memiliki nilai-nilai baik dan luhur serta diikuti oleh sebagaian besar masyarakat. 2) Nilai budaya diajarkan sejak dini kepada suatu generasi sehingga melekat pada pola pikir dan perilaku masyarakat. 3) Nilai budaya yang sudah tertanam sebagai kebiasaan, sulit untuk diubah. Pertanyaan penelitian dalam tesis ini ada dua. 1) Bagaimana nilai budaya sri kawin pada masyarakat Hindu Tengger di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo yang berorientasi pada pencegahan perceraian?. 2) Bagaimana keselarasan nilai-nilai dalam budaya Sri Kawin pada masyarakat Hindu Tengger di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo dengan maqasid shariah?. Jenis penelitian yang digunakan dalam Tesis ini ialah penelitian hukum empiris dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian, teknik pengecekan keabsahan data menggunakan teknik perpanjangan masa masa penelitian, pengamatan terus-menerus, dan triangulasi. Hasil penelitian ini ialah sebagai berikut berikut: 1) Nilai budaya sri kawinpada masyarakat Hindu Tengger di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo yang berorientasi pada pencegahan perceraian terdiri dari nilai ing anggit dan artha perak yang memiliki arti pemenuhan tanggung jawab secara batin dan secara lahir, doktrin bahwa nilai budaya sri kawin merupkan hutang jasa, sanksi sosial dari masyarakat, dan mediasi. 2) Dalam konteks upaya pencegahan perceraian, keselarasan nilai yang tergandung dalam sri kawin meliputi menjaga jiwa (hifdh al-nasf), menjaga keturunan (hifdh al-nasl), dan menjaga harta (hifdh al-mal) dalam nilai artha perak. Kemudian dalam rangka menjaga akal (hifdh al�aql) terdapat dalam nilai ing anggit. Kata kalih dalam budaya sri kawin menunjukkan bahwa budaya tersebut memenuhi kriteria universal principle maqashid al-syariah karena mengakui kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan, mengutamakan keadilan dalam berumah tangga, dan melindungi hak keduanya. Sri kawin tidak hanya selaras dengan maqashid al-syariah dalam aspek pencegahan perceraian, jika ditelurusuri lebih mendalam, sri kawin juga selaras dengan upaya melindungi pasangan suami istri, anak, dan keluarga besar dari dampak perceraian seperti gangguang jiwa (hifdh al-nasf), gangguang terhadap psikis para pihak (hifdh al-nasl), gangguang terhadap pola pikir (hifdh al-aql), gangguang terhadap harta (hifdh al-mal) dan mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran hak para pihak, ketidak adilan, dan diskriminasi. Abstract Thesis with the title "The Prevention of Divorce Using Culture Value of Sri Kawin at Hindu Tengger’s Society Probolinggo in the Maqasid Shariah Perspective” was written by Abdurrahman Hakim with Dr. Zulfatun Ni'mah, M. Hum and Dr. M. Darin Arif Mu'allifin, M. Hum. Key Words: Prevention of Divorce, Culture Value, Sri Kawin, Maqasid Shariah. This research is based on the fact that the divorce rate is high in Indonesia and places East Java as one of the provinces with the highest divorce cases in 2018 to 2020. The Statistical data from BPS states that in 2018 there were 87,557 divorce cases, 2019 there were 95,007 cases, and 2020 there were 61,870. cases. The prevention of divorce through the cultural value of sri kawin is considered a solution because until now there are only 3 cases of divorce in the Hindu Tengger community. On the other hand, although there have been many programs from the government, such as mediation, premarital certification and so on, which are oriented towards preventing divorce, the divorce rate is still high. Therefore, the researcher considers the need for efforts to prevent divorce through a cultural approach. There are three reasons why a cultural approach needs to be taken: 1) Culture has good and noble values and is followed by most of the community. 2) Cultural values are taught from an early age to a generation so that they are attached to the mindset and behavior of the community. 3) Cultural values that have been embedded as habits are difficult to change.There are two research questions in this thesis. 1) What is the cultural value of sri kawin in the Tengger Hindu community in Sukapura District, Probolinggo Regency which is oriented towards preventing divorce?. 2) How is the harmony of values in sri kawin culture in the Hindu Tengger community in Sukapura District, Probolinggo Regency with maqasid shariah?.The type of research used in this thesis is empirical legal research with a qualitative approach. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used in this research is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Then, the technique of checking the validity of the data uses the technique of extending the research period, continuous observation, and triangulation. The results of this research are as follows: 1) The cultural value of sri kawin in the Hindu Tengger community in Sukapura District, Probolinggo Regency which is oriented to the prevention of divorce consists of the values of ing anggit and artha perak which means fulfilling responsibilities internally and externally, the doctrine that the cultural values of sri kawin are debt services, social sanctions from the community, and mediation. 2) In the context of efforts to prevent divorce, the harmony of values contained in sri kawin includes protecting the soul (hifdh al-nasf), maintaining offspring (hifdh al-nasl), and guarding property (hifdh al-mal) in the value of artha perak. Then in order to keep the mind (hifdh al-aql) contained in the value of ing anggit. The word kalih in sri kawin culture shows that the culture meets the universal criteria of the maqashid al�syariah principle because it recognizes equal rights between men and women, prioritizes justice in the household, and protects the rights of both. Sri kawin is not only in line with maqashid al-syariah in the aspect of preventing divorce, if traced more deeply, sri kawin is also in line with efforts to protect husband and wife, children, and extended families from the effects of divorce such as mental disorders (hifdh al-nasf), against the psychic of the parties (hifdh al-nasl), disturbance of the mindset (hifdh al-aql), disturbance of property (hifdh al-mal) and prevent possible violations of the rights of the parties, injustice, and discrimination.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Agama
Sosiologi Agama > Budaya
Hukum > Hukum Islam
Hukum > Hukum Keluarga Islam
Perempuan
Sosiologi Agama > Ritual
Sosiologi Agama > Tradisi
Hukum > Undang-undang
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Skirpsi 17104153113 Abdurrahman Hakim
Date Deposited: 18 Aug 2022 06:21
Last Modified: 18 Aug 2022 06:21
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/29622

Actions (login required)

View Item View Item