TRADISI SEMA’AN AL-QUR’AN JAM’IYYAH HAFIDZOH KECAMATAN PRAMBON NGANJUK JAWA TIMUR SEBAGAI SARANA MURAJA’AH

MUHAMMAD NUR ULIL ALBAB, 12301183074 (2022) TRADISI SEMA’AN AL-QUR’AN JAM’IYYAH HAFIDZOH KECAMATAN PRAMBON NGANJUK JAWA TIMUR SEBAGAI SARANA MURAJA’AH. [ Skripsi ]

Text TRADISI SEMA’AN AL-QUR’AN JAM’IYYAH HAFIDZOH KECAMATAN PRAMBON NGANJUK JAWA TIMUR SEBAGAI SARANA MURAJA’AH.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Tulisan berikut menyorot tradisi sema’an al-Qur’an Jam’iyyah Hafidzoh Kecamatan Prambon yang bertujuan untuk saling memotivasi dalam hal muraja’ah. Tulisan ini bertujuan mengungkap metode para anggota jam’iyyah melakukan kegiatan sema’an sekaligus menyetrorkan hafalan kepada pendamping. Berdasarkan data observasi, wawancara dan dokumentasi dan memakai metode deskriptif fenomenologis, dengan memakai teori sosiologi dari Karl Mannheim, yang ditemukan ialah: pertama, tradisi sema’an al-Qur’an telah diajarkan oleh Rasulullah sejak dahulu. Dan sampai saat ini telah bertransformasi menjadi berbagai kegiatan, salah satunya adalah sema’an al-Qur’an Jam’iyyah Hafidzoh Kecamatan Prambon. Kedua, tradisi dilakukan sekali setiap satu bulan pada hari yang telah disepakati. Dalam kegiatan tersebut berisikan dua fenomena, yakni sema’an al-Qur’an dan setoran kepada pendamping. Ketiga, kegiatan sema’an ini memunculkan tiga makna yaitu, makna objektif, yakni sebagai a) wadah melakukan muraja’ah dan b) para hafidzah lebih intens berinteraksi dengan al-Quran; makna ekspresif, yakni sebagai a) memacu semangat ber-muraja’ah, b) memperbaiki bacaan dan hafalan, c) tempat belajar istiqomah, d) memperbanyak teman dan pengalaman, e) menambah wawasan ilmu, f) mencari barokah sema’an, g) “tempat istirahat” ditengah kesibukan rumah tangga; makna dokumenter, yakni sebagai a) pengalaman baru bagi anggota, b) ritual keagamaan yang bermanfaat, c) ittiba’ kepada Rasulullah, d) sumber ekonomi bagi masyarakat yang telibat, e) warga sekitar memperoleh pahala.

Actions (login required)

View Item