TRADISI BUWUH DALAM ACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT KAMPUNG INTAIMELYAN ARSO 9 DISTRIK SKANTO KABUPATEN KEROM PERSPEKTIF MAJELIS ULAMA INDONESIA PROVINSI PAPUA

MUHAMMAD INDRAYANI, 128509203013 (2022) TRADISI BUWUH DALAM ACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT KAMPUNG INTAIMELYAN ARSO 9 DISTRIK SKANTO KABUPATEN KEROM PERSPEKTIF MAJELIS ULAMA INDONESIA PROVINSI PAPUA. [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (598kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (284kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (91kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab I.pdf

Download (338kB) | Preview
[img] Text
Bab II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (514kB)
[img] Text
Bab III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (238kB)
[img] Text
Bab IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (469kB)
[img] Text
Bab V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (678kB)
[img] Text
Bab VI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (95kB)
[img] Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (226kB)

Abstract

ABSTRAK Tesis dengan judul “Tradisi Buwuh Dalam Acara Pernikahan Masyarakat Kampung Intaimelyan Arso 9 Kabupaten Kerom Perspektif Majelis Ulama Indonesia Provinsi Papua” ini ditulis oleh Muhammad Indrayani dengan pembimbing Dr. H. Asmawi, M.Ag., dan Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I Kata Kunci: buwoh, Pernikahan, Ulama Penelitian ini dilatarbelakangi dengan terjadi tradisi perkawinan dikampung intaimelyan arso 9 distrik skanto Kabupaten Kerom yang dinamakan dengan buwuh. Buwuh sendiri bermakna sebagai tradisi saling tolong- menolong bagi warga yang melakukan hajatan perkawinan. Pelaksanaan buwuh ialah dimulai dengan berkumpulnya para tetangga dari pembuata acara hajatan untuk memberikan bantuan. Bantuan itu dapat berupa uang, sembako, tenaga, pikiran dan lain sebagainya. Pada awal mula tradisi buwoh ini dilakukan, tradisi tersebut bertujuan murni untuk saling tolong menolong dan merekatkan tali persaudaraan antara sesama suku jawa yang bertransmigrasi ke daerah kampung Intaimelyan arso 9. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai itu mulai berubah, yang awalnya bertujuan murni untuk membantu shohibul hajjat, kini tradisi itu seolah menjadi ladang investasi jangka panjang. Hal ini dikarenakan setiap pemberian dari orang-orang yang menyumbang diwajibkan untuk di catat dan dikembalikan dengan minimal nilai yang sama ataupun lebih. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana latarbelakang munculnya buwuh pada masyarakat kampung Intaimelyan arso 9 Distrik Skanto Kabupaten Kerom? (2)Bagaimana praktik pelaksanaan buwuh dalam kehidupan masyarakat kampung Intaimelyan arso 9 Distrik Skanto Kabupaten Kerom? (3)Bagaimana pandangan Majelis Ulama Indonesia Provinsi PAPUA terhadap eksistensi buwuh pada masyarakat kampung Intaimelyan arso 9 Distrik Skanto Kabupaten Kerom? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana latar belakang munculnya buwuh pada masyarakat arso 9. (2)Untuk mengetahui bagaimana praktik pelaksanaan buwuh dalam kehidupan masyarakat arso 9. (3)Untuk mengetahui Bagaimana pandangan Majelis Ulama Indonesia provinsi papua terhadap eksistensi buwuh dalam kehidupan masyarakat arso 9. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field reserch). Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis-deskriptif. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi. Hasil penelitiana menunjukan bahwa (1) Sejarah awal mula munculnya buwuh didaerah kampung Intaimelyan arso 9 Distrik Skanto Kabupaten Kerom ialah dikarenakan tradisi tersebut dimulai oleh mereka yang berstatus sebagai warga transmigrasi yang berasal dari daerah Jawa. Mereka melakukan tradisi tersebut untuk saling mengeratkan silahturahmi dan ras persaudaraan antara mereka para warga transmigrasi yang berasal dari daerah Jawa. (2)Awalnya praktik pelaksanaan tradisi buwuh di lingkungan masyarakat kampung Intaimelyan arso 9 Distrik Skanto Kabupaten Kerom adalah untuk saling merkatkan tali silahturahmi dan persaudaraan dengan niat membantu meringankan beban dari shohibul hajjat, akan tetapi seiring berkembangnya zaman nilai dari praktik tradisi buwuh sendiri telah bergeser menjadi suatu hal yang harus atau wajib dikembalikan bantuan tersebut dikemudian hari apabila yang membantu tersebut melakukan hajatan suatu hari nanti, seolah hal tersebut telah hilang nilai keikhlasan dari bantuan itu dikarenakan menganggap bantuan tersebut merupakan investasi jangka panjang yang akan bisa diambil kedepannya kapan saja. (3)Pandangan dari Majelis Ulama Indonesia provinsi papua terhadap eksistensi tradisi buwuh dalam lingkungan masyarakat kampung intaimelyan arso 9 ialah memberikan respon yang sangat baik terhadap tradisi buwuh tersebut dikarenakan dalam tradisi itu mengajarkan nilai-nilai luhur yang sangat baik bagi masyarakat di kampung tersebut. Namun demikian dengan bergesernya nilai-nilai saling tolong menolong dalam tradisi buwuhan tersebut saat ini menjadikan hal tersebut tidaklah wajib dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki kemampuan dalam mengembalikan bantuan-bantuan tersebut dan juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak menjadikan apa yang telah diberikan sebagai suatu hal yang diharapkan akan dikembalikan dikemudian hari ketika melakukan hajatan.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Hukum > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: 128509203013 Muhammad Indrayani
Date Deposited: 02 Sep 2022 06:43
Last Modified: 02 Sep 2022 06:43
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/30181

Actions (login required)

View Item View Item