NURONIYAH, 12307183024 (2022) PERAN K.H. ABU MASYUR DI TULUNGAGUNG PADA MASA MATARAMAN (1723-1750). [ Skripsi ]
Text
PERAN K.H. ABU MANSYUR DI TULUNGAGUNG PADA MASA MATARAMAN (1723-1750).pdf Restricted to Repository staff only Download (886kB) |
Abstract
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan biografi dari K.H. Abu Mansyur, dedikasi K.H. Abu Mansyur di bidang ketatanegaraan dan dedikasi K.H. Abu Mansyur di bidang keagamaan. Tawangsari merupakan desa perdikan, yakni daerah otonom yang menjalankan pemerintahannya sendiri tanpa harus membayar pajak kepada Kesultanan Surakarta dan Yogyakarta pada tahun 1723-1750. Hal ini sebagai dedikasi K.H. Abu Mansyur di bidang ketatanegaraan. Dedikasi lain dari beliau adalah di bidang keagamaan. Dari penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah yaitu: biografi dari K.H. Abu Masyur, dedikasi K.H. Abu Mansyur di bidang tetatanegaraan, dan dedikasi di bidang keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari pemilihan topik, pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber, kritik atau verifikasi, interpretasi (analisis dan sintesis) dan penulisan (historiografi). Hasil dari penelitian ini adalah K.H. Abu Mansyur putra nomor delapan dari raja Mataram Amangkurat IV. Beliau berdedikasi di bidang ketatanegaraan dan bidang keagamaan. Dalam bidang ketatanegaraan, K.H. Abu Mansyur mendapatkan dua Layang Kekancingan (LK) yang berisi tentang hak guna desa. Adapun faktor penghambat dalam bidang ketatanegaraan yakni para pemegang kekuasaan desa perdikan atau sentana (keturunan dari K.H. Abu Mansyur) bersaing merebutkan kekuasaan, terjadinya banjir setiap enam bulan sekali, dan perang sukesi akibat perebutan tahta. Sedangkan faktor penunjangnya yaitu di sepanjang pesisir sungai ngrowo dijadikan tempat petani untuk menanam padi dan menjadi tempat perdagangan jual beli ikan, pernikahan diatur sendiri didalam pemerintahan perdikan, dipimpin oleh seorang kyai, dan tidak dikenakan membayar pajak, serta sebagai tempat untuk melestarikan budaya Mataram. Dalam dedikasinya di bidang keagamaan, K.H. Abu Mansyur membangun masjid Tawangsari yang menjadi masjid tertua di Tulungagung. Selain itu, beliau juga berdedikasi dalam pembacaan tahlil ratib, pencak silat Ponpes Zumrotus Salamah, pembacaan asmaul husna, membagikan tumpeng-tumpeng kecil saat bulan maulud, golok seni tari, arak-arakan tumpeng keliling kampung, dan grebek suro. Faktor penghambatnya karena pemeluk agama Hindhu-Budha yang masih mendominasi, sedangkan faktor penunjangnya adalah menjadi tempat penyebaran agama Islam dengan cara semua yang menetap di desa Tawangsari diwajibkan beragama Islam oleh keluarga sentana. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti Islam yang terbuat dari batu nisan pada catatan para munsyafir. Kata Kunci: Biografi K.H. Abu Mansyur, Desa Perdikan.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sejarah Peradaban Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | 12307183024 Nuroniyah |
Date Deposited: | 28 Sep 2022 07:04 |
Last Modified: | 28 Sep 2022 07:04 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/30370 |
Actions (login required)
View Item |