PEMIKIRAN ISLAMIC ECORELIGIOUS PERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGAN DAN RELEVANSINYA PADA PEMBANGUNAN BERWAWASAN SPIRITUAL

ZEIN MUCHAMAD MASYKUR, 12850721019 (2023) PEMIKIRAN ISLAMIC ECORELIGIOUS PERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGAN DAN RELEVANSINYA PADA PEMBANGUNAN BERWAWASAN SPIRITUAL. [ Thesis ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (930kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (342kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (237kB)
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (635kB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (624kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (558kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (636kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (328kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (467kB) | Preview
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (346kB)

Abstract

Tesis dengan judul “Pemikiran Islamic Ecoreligious Perspektif Etika Lingkugan dan Relevansinya pada Pembangunan Berwawasan Spiritual” ini ditulis oleh Zein Muchamad Masykur dengan Promotor/Pembimbing yaitu; Prof. Dr. Ngainum Naim, M.H.I. dan Prof. Dr. Syamsun Niam, M.Ag. Kata Kunci: Islamic Ecoreligious, Etika Lingkungan, Filsafat Lingkungan, Spiritual. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh krisis lingkungan yang dewasa ini menjadi perhatian dunia internasional. Upaya berbagai pihak dalam mengatasi krisis lingkungan ini sedemikian masif dari mulai lingkup lokal sampai lingkup global, termasuk dalam upaya pencarian sebab utama dari sumber krisis lingkungan ini. Oleh karena itu perlu banyak perspektif guna mencari sebab utama tersebut. Selain pada pencarian terhadap sebab utama, perumusan terhadap soal-soal etis dan filosofis juga perlu dikaji lebih lanjut. Termasuk dalam hal ini adalah perspektif pemikiran yang berasal dari ilmuwan Muslim. Umat Islam pada dasarnya memiliki potensi besar untuk ikut berkontribusi secara aktif dalam upaya tersebut. Karenanya penelitian ini dilakukan dalam rangka mengungkap pemahaman baru sembari berusaha merumuskan tindakan-tindakan etis dalam kaitannya soal lingkungan, yang dapat diakumulasi dari berbagai pemikiran yang berasal dari ilmuwan Muslim, yang kemudian disebut sebagai pemikiran Islamic Ecoreligious. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pemikiran Islamic Ecoreligious perspektif Filsafat Lingkungan?; (2) Bagaimana pemikiran Islamic Ecoreligious perspektif Etika Lingkungan?; dan (3) Bagaimana relevansi pemikiran Islamic Ecoreligious dalam konteks pembangunan berwawasan spiritual? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbasis pustaka yang menggunakan metode deskriptif-komparatif. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik komparasi dengan pendekatan etika lingkungan dan filsafat lingkungan. Pengumpulan data diperoleh melalui dua jenis data, yakni data primer dan data sekunder yang ditentukan oleh tingkat relevansinya dengan subjek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pemikiran Islamic Ecoreligious dalam perspektif filsafat lingkungan menunjukkan bahwa memiliki kecenderungan pada fase pertama dari perkembangan filsafat lingkungan yang memadukan antara akal budi dan iman. Pemikiran ini sekaligus mengkritik fase kedua dari perkembangan filsafat lingkungan yang berparadigma mekanistis, reduksionis, dan atomis, baik dari pemikiran-pemikiran yang bernilai filosofis maupun etis, keduanya sama-sama menolak paradigma tersebut. Pemikiran Islamic Ecoreligious sekaligus melampaui fase ketiga dari perkembangan filsafat lingkungan yang berparadigma sistemis, organis, dan holistik, dengan meletakkan nilai baru terhadap ilmu pengetahuan serta tindakan-tindakan etis, yaitu nilai spiritualitas dan sakralitas. (2) Pemikiran Islamic Ecoreligius dalam perspektif etika lingkungan menunjukkan bahwa cenderung menggunakan pendekatan antroposentrisme. Pemikiran ini tidak serta-merta mempersalahkan antroposentrisme sebagai antagonis utama pada masalah krisis lingkungan, akan tetapi memberikan pemahaman bahwa pendekatan antroposentrisme yang selama ini digunakan kehilangan nilai utamanya, yakni nilai spiritualitas dan sakralitasnya. Sehingga kekosongan terhadap hal-hal tersebutlah yang selama ini menjadi penyebab krisis, bukan pada antroposentrismenya, melainkan dalam pendekatan serta paradigma yang digunakan. Selain itu, meskipun lebih cenderung pada antroposentris, pemikiran Islamic Ecoreligious juga memberikan regulasi yang ketat dan tegas pada soal tanggung jawab etis manusia terhadap alam melalui tujuan hukum dan prinsip-prinsipnya. (3) Relevansi antara pemikiran Islamic Ecoreligious dengan pembangunan berwawasan spiritual setidaknya terdapat tujuh relevansi antara keduanya, yang semuanya memiliki dasaran yang sama dan tujuan akhir yang sama. Scientia Sacra sebagai dasaran dengan meyakini bahwa segala hal memiliki dimensi spiritualitas, sakralitas, dan berpotensi religius, serta akhlak sebagai tujuan dari kesadaran Scientia Sacra.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Agama
Filosofi
Filsafat > Filsafat Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama
Depositing User: Mr 12850721019 Zein Muchamad Masykur
Date Deposited: 15 Jun 2023 03:35
Last Modified: 15 Jun 2023 03:35
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/36441

Actions (login required)

View Item View Item