MUHAMAD MUSTOFA LUDTFI, S.Pd., M.Pd.I, 2012098402 (2023) Serba-serbi Sepuluh Hari Terakhir Ramadan Di Kota Gresik. In: Ramadan Mubarak Dimensi Keberagamaan, Sosial Budaya, dan Pengalaman Personal. Akademia Pustaka, Tulungagung, pp. 311-320. ISBN 978-623-157-007-9
|
Text
NASKAH_Ramadan.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Ramadan memang identik dengan bulan peribadatan. Sekian aktivitas bisa bernilai pahala dan terganjar surga di kehidupan selanjutnya. Pun berbagai ayat-ayat di kitab suci Al-Quran, teladan Kanjeng Nabi Muhammad Saw, kitab�kitab terdahulu, nasehat ulama, dan ragam cerita memuat nasehat ketat tentang keutamaan bulan Ramadan. Pemaknaan lantas ekspresi peribadatan semacam salat Tarawih, mendaras Al-Quran, bersedekah, dan zakat memang tidak salah. Hanya saja bagi saya ada ruang-ruang lain yang perlu diisi. Ruang-ruang terabaikan yang barangkali oleh umat Islam sendiri dinilai kurang atau malah tidak menjanjikan pahala berlipatganda. Padahal puasa adalah ibadah yang nilai pahalanya hanya jadi otoritas-Nya, bukan otoritas manusia. Maka segala hal kebaikan yang ditunaikan di bulan Ramadan, paling tidak menjadi bagian dari ibadah puasa. Ya betul. Nilai pahalanya akan dilihat oleh-Nya sejauh sisi kemanfaatan dari hal kebaikan tersebut. Saya rasa begitu. Salah satu ruang yang perlu diisi itu akrab kita kenal dengan daya literasi. Literasi memaknai bulan Ramadan sesuai diri kita, pengalaman kita, pengamalan ragam ibadah kita, atau bisa juga dari cerita orang lain. Sejumlah 48 cerita di buku ini menjadi ikhtiar untuk mengisi ruang tersebut. Ikhtiar serupa juga pernah dilakukan oleh Andre Moller dalam bukunya Ramadan di Jawa: Pandangan dari Luar (2005). Buku ini memang tidak berkutat pada ketentuan fikih dan syariat Islam dalam membabar sekian aktivitas orang Jawa saat, sedang, dan setelah bulan Ramadan. Buku ini juga bukan buku petunjuk kiat-kiat sukses di bulan Ramadan. Tetapi buku ini lebih melihat ragam aktivitas yang ditunaikan orang Jawa selama bulan Ramadan dari berbagai perspektif. Hanya saja buku ini memiliki dua sisi kelemahan. Pertama, buku ini hanya berfokus pada masyarakat Jawa. Memang secara objek yang dibahas bisa spesifik, tentang masyarakat Jawa memaknai dan mengekspresikan adanya bulan Ramadan. Tetapi masyarakat Jawa bukan satu�satunya, masih ada masyarakat lain yang memiliki kekhasan tersendiri terhadap adanya bulan Ramadan. Kedua, sesuai dengan judul buku bahwa, buku ini ditulis dari perspektif orang luar. Andre Moller sendiri merupakan ahli bahasa yang berkebangsaan Swedia. Ia juga bukan seorang muslim kendati memiliki pertalian sahabat dengan sejumlah umat Islam di negeri ini. Tetapi tetap saja, apa yang ia tulis di bukunya itu bisa dikatakan belum mewakili seluruh rasa kedalaman masyarakat Jawa saat memaknai bulan Ramadan. Dua kelemahan itu sedikit banyak bisa ditutupi dengan kemunculan buku ini. Buku yang memuat sejumlah pengalaman, pemaknaan, dan pengamalannya mengenai bulan Ramadan. Lantaran di dalamnya ada banyak hal yang dibabar-bahas dari berbagai sudut kota di Indonesia
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | Artikel Dosen Buku |
Divisions: | Karya Dosen |
Depositing User: | M.Pd.I. 2012098402 Muhamad Mustofa Ludfi |
Date Deposited: | 05 Jul 2023 01:38 |
Last Modified: | 05 Jul 2023 01:38 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/36878 |
Actions (login required)
View Item |