TRADISI PEMBACAAN SURAH YASIN PADA MALAM NISFU SYA’BAN OLEH MASYARAKAT DESA CATAKGAYAM: STUDI LIVING QUR’AN

MUHAMMAD IRVAN MARZUKI, 12301193015 (2023) TRADISI PEMBACAAN SURAH YASIN PADA MALAM NISFU SYA’BAN OLEH MASYARAKAT DESA CATAKGAYAM: STUDI LIVING QUR’AN. [ Skripsi ]

[img] Text
TRADISI PEMBACAAN SURAH YASIN PADA MALAM NISFU SYA BAN OLEH MASYARAKAT DESA CATAKGAYAM STUDI LIVING QUR AN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Bulan Sya’ban adalah bulan penuh berkah dan pengampunan. Rasulullah memperbanyak puasa dan salat pada bulan yang penuh keberkahan ini. Dalam bulan ini terdapat istilah yang disebut sebagai malam Nisfu Sya’ban, dimana masayarakat muslim memuliakannya dengan memperbanyak puasa, salat, dan dzikir layaknya yang dilakukan oleh Rasulullah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan makna tradisi pembacaan surah Yasin pada malam Nisfu Sya’ban bagi masyarakat desa Catakgayam. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan Karl Mannheim yang membagi produk budaya menjadi tiga makna yang meliputi makna objektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter. Peneliti mengambil data melalui observasi dan wawancara pada masyarakat Desa Catakgayam. Peneliti mengolah data dengan mengambil hasil wawancara oleh beberapa narasumber yang kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pelaksanaan tardisi ini dimulai dari mauidhoh hasanah, salat mutlak, tawassul dan pembacaan surah Yasin sebanyak tiga kali, doa dan dilanjutkan dengan sedekah makanan. Makna objektif dari tradisi tersebut ialah bahwa masyarakat desa Catakgayam menganggap bahwa tradisi tersebut merupakan bentuk menambah ketakwaan terhadap Allah SWT, merupakan malam rahmat Allah, kegiatan tersebut meruapakan ritual bagi waga Nahdliyin di Desa Catakgayam. Makna ekspresif dari tradisi tersebut ialah bahwa masyarakat desa Catakgayam menganggap tradisi tersebut adalah bentuk memulikan bulan yang istimewa dengan penuh rasa senang untuk penyambut bulan Ramadhan, sebagian masyarakat awam menganggap jika tradisi tersebut hanyalah kegiatan rutin pada setiap tahunnya yang sudah ada sejak dahulu. Makna dokumenter dari tradisi terebut ialah bahwa pada bulan Sya’ban tidak diajurkan untuk melakukan puasa, padahal jika melihat kembali pada zaman Rasulullah, Rasulullah lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan puasa serta salat pada bulan Sya’ban, umat Rasulullah dahulu sulit untuk diajak bepuasa dan salat pada bulan Sya’ban, sehingga ada itba’ ulama’ terdahulu yang menafikan atau meniadakan tradisi zaman jahiliyah dengan melakukan dzikir melalui pembacaan surah Yasin. Kata Kunci: Tradisi, Surah Yasin, Nisfu Sya’ban, Masyarakat, Living Qur’an

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Al Quran
Sosiologi Agama
Sosiologi Agama > Tradisi
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: S1 12301193015 MUHAMMAD IRVAN MARZUKI
Date Deposited: 29 Aug 2023 13:43
Last Modified: 29 Aug 2023 13:43
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/39470

Actions (login required)

View Item View Item