PANDANGAN ULAMA PEREMPUAN INDONESIA TENTANG KEBOLEHAN ABORSI BAGI KORBAN PEMERKOSAAN UNTUK SEMUA USIA KEHAMILAN PERSPEKTIF MASHLAHAH

ELVI MUTOHAROH, 12102193124 (2024) PANDANGAN ULAMA PEREMPUAN INDONESIA TENTANG KEBOLEHAN ABORSI BAGI KORBAN PEMERKOSAAN UNTUK SEMUA USIA KEHAMILAN PERSPEKTIF MASHLAHAH. [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (908kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (561kB)
	Text BAB I.pdf Download (834kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (902kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (943kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (699kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (488kB)

Abstract

Elvi Mutoharoh, NIM 12102193124, Pandangan Ulama Perempuan Indonesia Tentang Kebolehan Aborsi Bagi Korban Pemerkosaan Untuk Semua Usia Kehamilan Persperktif Mashlahah, Program Studi Hukum Keluarga Islam, Jurusan Syariah, Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2023, Pembimbing: Dr. Kutbuddin Aibak, S.Ag., M.H.I Kata kunci: Aborsi, Korban Pemerkosaan, Ulama Perempuan, Mashlahah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh disahkannya Hasil Musyawarah Keagamaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Ke-2 No.07/MK-KUPI- 2/XI/2022 Tentang Perlindungan Jiwa Perempuan Dari Bahaya Akibat Perkosaan. Kongres yang membahas tentang permasalahan seputar feminisme, untuk kali ini berfokus pada penghentian kehamilan akibat pemerkosaan. Perempuan korban pemerkosaan sulit mendapatkan pertolongan dan perlindungan jiwa baik dalam menghentikan atau melanjutkan kehamilan dengan aman. Disamping itu adanya undang-undang yang memperbolehkan aborsi bagi korban pemerkosaan tetapi bertabrakan dengan undang-undang yang lain. Pada prakteknya tenaga medis juga dinilai belum berani mengambil tindakan dalam menangani penghentian kehamilan secara aman dan legal. Dalam aturan fiqh klasik juga hanya disebutkan bahwa aborsi hanya boleh dilakukan pada janin yang berusia kurang dari 40 hari, ada juga yang mengatakan 120 hari. Sedangkan pada kenyataanya korban pemerkosaan memerlukan waktu untuk berani mengungkap dirinya sudah menjadi korban pemerkosaan. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah: 1) Bagaimana pandangan ulama perempuan indonesia tentang kebolehan aborsi bagi korban pemerkosaan untuk semua usia kehamilan? 2) Bagaimana pandangan ulama perempuan indonesia tentang kebolehan aborsi bagi korban pemerkosaan untuk semua usia kehamilan perspektif mashlahah? Metode pendekatan yang digunakan penelitian ini termasuk penelitian lapangan yaitu salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Hasil dari penelitian yang diperoleh ialah; 1) Menurut ulama perempuan Indonesia pemerkosaan merupakan kekerasan yang sangat merusak mental dan meninggalkan trauma mendalam, selain itu adanya kehamilan yang harus ditanggung oleh korban. Membiarkan korban pemerkosaan berada dalam bahaya kehamilan adalah melanggar prinsip-prinsip hukum islam (maqasid syariah). 2) Dalam perspektif mashlahah penghentian kehamilan korban pemerkosaan berapapun usia kandungan berapa pada tingkat Al- Mashlahah Al- Daruriyat karena mengancam eksistensi manusia yang berkaitan dengan agama, keturunan, harta benda, akal, dan jiwa utamanya. Aborsi/penghentian kehamilan dalam rentan waktu usia berapapun tidak diklasifikasikan membunuh karena merujuk pada pandangan bahwa penghnetian ini bukan dilakukan oleh perempuan pada umumnya. Penghentian ini dilakukan untuk menyelamtkan jiwa korban pemerkosaan yang terancam.

Actions (login required)

View Item