KONTEKSTUALISASI KONSEP MUWA>LA>H TERHADAP NON-MUSLIM PERSPEKTIF TAFSIR MURA>HU LABI>D MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED

ALMAHDI KANAKA RONADDURORO, 12301193059 (2023) KONTEKSTUALISASI KONSEP MUWA>LA>H TERHADAP NON-MUSLIM PERSPEKTIF TAFSIR MURA>HU LABI>D MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED. [ Skripsi ]

[img] Text
Kontekstualisasi Konsep Muwalah terhadap Non-Muslim Perspektif Tafsir Murahu Labid melalui Pendekatan Kontekstual Abdullah Saeed.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Abstract

Kedekatan (muwa>la>h) terhadap non-muslim dalam praktek interaksi antar agama masih menjadi persoalan sentisif hingga saat ini. Hal tersebut tidak lain berangkat dari perbedaan pemahaman dalam mereaktualisasikan nash al-Qur’an yang secara explisit melarang menjadikan non-muslim sebagai auliya>’ yang merupakan jama’ dari kata waliy yang secara harfiah berarti dekat, namun secara lebih luas terdapat ragam interpretasi diantaranya pelindung, penolong, kekasih, pemimpin, pembela, teman dekat, teman setia, sekutu, teman akrab. Interpretasi hubungan antar agama dalam arti muwa>la>h berangkat dari term wa>la> secara etimologi ‘saling dekat/akrab’ dalam interpretasinya para ulama’ berpijak pada ayat-ayat auliya>’. Secara umum keseluruhan ayat memberikan perintah nahi (larangan) untuk tidak dekat terhadap orang kafir saat itu. Sedangkan non-muslim Indonesia saat ini merupakan status tersendiri, yang tidak termasuk dari pada empat konsep kuffa>r dalam bab-bab fikih yang merupakan manifestasi tafsir dari ayat-ayat ahkam al-Qur’an. Indonesia tidak bisa lepas dari nuansa kerukunan umat beragama, sehingga penting untuk merevitalisasi serta merekontruksi ulang bagaimana menjalin dan membangun hubungan dekat (muwa>la>h) bersamaan kesetiaan menjaga hubungan baik antar agama yang tidak bersinggungan dengan larangan dalam nash al-Qur’an. Studi penelitian ini menggunakan analisis tematik dengan pendekatan teks kontekstual Abdullah Saeed. Menjawab praktek hubungan muwa>la>h, dalam rumusannya Syaikh Nawawi membagi muwa>la>h dalam empat kategori, tiga muwalah dalam konteks sosial, satu muwalah dalam konteks politik yaitu siyasah ketika terdapat tuntutan kesetiaan dalam keadaan terdesak. Muwa>la>h pada konteks sosial terbagi lagi yakni: dua bentuk muwa>la>h dilarang, satu diperbolehkan berupa al-muwa>la>h fii al-mu‘asyarah al-jami>lah, kemudian bagaimana teori tersebut ditarik dalam nuansa kerukunan umat beragama pada konteks Indonesia melalui pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Kata Kunci: Kontekstualisasi, Muwa>la>h; Nawawi al-Bantani; Abdullah Saeed.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Al Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 12301193059 ALMAHDI KANAKA RONADDURORO
Date Deposited: 02 May 2024 07:38
Last Modified: 02 May 2024 07:38
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/45676

Actions (login required)

View Item View Item