ZAENAB NUR NAFI'AH, 1880509220004 (2024) WAITHOOD PERSPEKTIF TEORI MA’A<LA<TUL AF‘A<L (Studi Kasus di Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda). [ Thesis ]
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
||
Text
ABSTRAK.pdf Download (130kB) |
||
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (90kB) |
||
|
Text
BAB I.pdf Download (349kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (595kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (198kB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (160kB) |
||
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (335kB) |
||
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (55kB) |
||
|
Text
DAFTAR RUJUKAN.pdf Download (203kB) | Preview |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Tesis dengan judul “Waithood Perspektif Teori Ma’a>la>tul Af‘a>l (Studi Kasus di Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda)” ini ditulis oleh Zaenab Nur Nafi’ah, NIM. 1880509220004, Program Studi Hukum Keluarga Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, dosen Pembimbing Prof. Dr. Hj. Iffatin Nur, M.Ag. dan Dr. H. M. Darin Arif M, S.H, M.Hum. Kata Kunci: Waithood, Ma’a>la>tul Af‘a>l, Kecamatan Samarinda Ulu Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penundaan pernikahan yang banyak dilakukan oleh laki-laki dan perempuan serta penurunan jumlah pernikahan di kecamatan Samarinda Ulu yang menandakan bahwa menurunnya minat seseorang untuk melangsungkan pernikahan. Padahal jika melihat kepada nash Al-Qur’an dan sunnah Rasul Saw. telah banyak disebutkan bahwa menikah sangat dianjurkan oleh Islam, Allah Swt. akan menjamin kecukupan bagi orang yang menyegerakan suatu pernikahan, menikah adalah sunnah Rasul Saw. yang juga dilakukan olehnya, dengan menikah akan menyempurnakan separuh agama, setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan, dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya, masih banyak pemuda yang memilih untuk waithood dikarenakan berbagai alasan meskipun sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk menikah. Waithood dilakukan oleh seseorang yang sudah melewati usia ideal menikah yaitu telah berusia 30 tahun ke atas, yang berarti seseorang secara materi maupun mental seharusnya telah matang dan siap untuk melakukan pernikahan. Sehingga untuk melihat apakah waithood dapat membawa maslahah atau justru mafsadah dengan menggunakan teori ma’a>la>tul af‘a>l dikarenakan penggalian hukumnya dengan mempertimbangkan atau memprediksi kepada dampak hukum yang akan terjadi jika waithood tetap dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Fokus dalam penelitian ini adalah permasalahan waithood yang terjadi pada masyarakat kecamatan Samarinda Ulu yang berusia 30 tahun ke atas dan belum pernah melakukan pernikahan sebelumnya yang disebebakan oleh beberapa alasan tertentu yang dikaji dengan teori ma’a>la>tul af‘a>l (mempertimbangkan dampak hukum yang terjadi dari perbuatan waithood tersebut). Dari fokus tersebut dibagi menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu: (1) mengapa waithood terjadi di Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda?; (2) bagaimana konsekuensi yang dirasakan oleh seseorang yang melakukan waithood di Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda?; dan (3) bagaimana analisis waithood yang terjadi di Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda perspektif teori ma’a>la>tul af‘a>l? Tesis ini menggunakan jenis penelitian hukum empirik dan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi serta analisis datanya menggunakan tiga teori Miles, Huberman, dan Saldana, yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan cara triangulasi yang dibagi menjadi dua, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) waithood yang terjadi di kecamatan Samarinda Ulu disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu keterbatasan finansial, gagalnya rencana pernikahan, sibuk bekerja, dan belum mendapatkan restu orang tua; (2) konsekuensi yang dirasakan seseorang yang melakukan waithood di kecamatan Samarinda Ulu dilihat dari sisi positifnya adalah adanya perasaan bebas karena tidak terikat oleh orang lain, dapat fokus berkarir, dan dapat aktif berorganisasi serta memberikan ruang kepada seseorang yang melakukannya untuk mempersiapkan diri dan kebutuhan pernikahan dengan baik. Sedangkan sisi negatifnya, yaitu mendapatkan tanggapan buruk dari masyarakat, fitnah tidak berdasar, rasa takut memulai hubungan baru, khawatir berbuat zina, dan tekanan serta desakan dari keluarga; dan (3) analisis waithood terhadap teori ma’a>la>tul af‘a>l adalah alasan-alasan yang diprediksi dapat menimbulkan mafsadah besar jika tidak melakukan waithood dan melangsungkan pernikahan, yaitu keterbatasan finansial, gagalnya rencana pernikahan, dan belum mendapatkan restu orang tua karena alasan tersebut dapat merusak keutuhan keluarganya sehingga waithood lebih utama. Sedangkan alasan waithood yang diprediksi menimbulkan mafsadah kecil baik ketika memutuskan waithood maupun memutuskan untuk menikah adalah sibuk bekerja.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Subjects: | Agama Hukum > Hukum Keluarga Islam Peradilan Islam > Perkawinan |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | 1880509220004 ZAENAB NUR NAFI'AH |
Date Deposited: | 16 Jul 2024 04:32 |
Last Modified: | 16 Jul 2024 04:32 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/48166 |
Actions (login required)
View Item |