TRADISI LARANGAN MENIKAH PADA HARI REBO WEKASAN DITINJAU DARI TEORI INTERAKSI SIMBOLIK (Studi Pada Masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung)

MOCHAMMAD IRSYAD MUZAKI, 126102202228 (2024) TRADISI LARANGAN MENIKAH PADA HARI REBO WEKASAN DITINJAU DARI TEORI INTERAKSI SIMBOLIK (Studi Pada Masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung). [ Skripsi ]

Preview	Text COVER.pdf Download (777kB) | Preview
Preview	Text ABSTRAK.pdf Download (344kB) | Preview
Preview	Text DAFTAR ISI.pdf Download (644kB) | Preview
	Text BAB I.pdf Download (578kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (704kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (336kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (786kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (588kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (312kB)
Preview	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (435kB) | Preview
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Mochammad Irsyad Muzaki, 126102202228, Tradisi Larangan Menikah Pada Hari Rebo Wekasan Ditinjau dari Teori Interaksi Simbolik (Studi pada Masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung), Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2024, Pembimbing: Dr. Syahril Siddik,S.S.,M.A Kata kunci : Larangan Menikah, Rebo Wekasan, Interaksi Simbolik Tradisi larangan menikah pada hari Rebo Wekasan merupakan salah satu tradisi yang secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. Larangan tersebut lahir dari sebuah anggapan bahwa hari Rebo Wekasan merupakan hari diturunkannya bala’. Hari Rebo Wekasan di simbolkan sebagai hari sial, sehingga masyarakat tidak dianjurkan bahkan dilarang untuk melaksanakan pernikahan di hari tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung mengenai tradisi larangan menikah pada hari Rebo Wekasan? 2) Bagaimana tinjauan teori interaksi simbolik mengenai keyakinan masyarakat terhadap tradisi larangan menikah pada hari Rebo Wekasan? Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan(field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk menggambarkan situasi dan kondisi tradisi larangan menikah pada hari Rebo Wekasan di Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung.Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pemahaman masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung mengenai tradisi larangan menikah pada hari Rebo Wekasan serta untuk mendeskripsikan tinjauan teori interaksi simbolik mengenai keyakinan masyarakat Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung terhadap tradisi larangan menikah pada hari Rebo Wekasan. Hasil dari penelitian ini adalah 1) pemahaman masyarakat mengenai tradisi larangan menikah pada hari Rebo wekasan yaitu masyarakat meyakini bahwa hari Rebo Wekasan tidak baik untuk dipilih sebagai hari pernikahan, karena pada hari tersebut diturunkan sebanyak 320.000 bala’ yang dikhawatirkan akan menimpa pasangan yang menikah pada hari tersebut. 2)Tinjauan teori interaksi simbolik larangan menikah ini terletak pada penekanan manusia dalam proses saling memahami makna yang diberikan terhadap tindakan orang lain melalui penggunaan simbol-simbol, interpretasi, dan pada akhirnya tiap individu tersebut akan berusaha saling memahami maksud dan tindakan masing-masing yang bersumber pada komunikasi serta interaksi antar individu dan antar kelompok yang sudah terjalin secara turun temurun sejak zaman dahulu yang menganggap bahwa hari Rebo Wekasan disimbolkan sebagai hari yang penuh dengan musibah.

Actions (login required)

View Item