TRADISI LARANGAN PERNIKAHAN ANTAR DESA TALES DAN DESA SEKETI DITINJAU DARI PERSPEKTIF TOKOH ULAMA NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH

MOH. DWI NUR VICKY ABDULLAH, 12102173073 (2024) TRADISI LARANGAN PERNIKAHAN ANTAR DESA TALES DAN DESA SEKETI DITINJAU DARI PERSPEKTIF TOKOH ULAMA NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (4MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (454kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (193kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (304kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (516kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (116kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (307kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (390kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (103kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (285kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (346kB)

Abstract

ABSTRAK Moh. Dwi Nur Vicky Abdullah, NIM 12102173073, “Tradisi Larangan Pernikahan Antar Desa Tales Dan Desa Seketi Ditinjau Dari Perspektif Tokoh Ulama Nahdlatul Ulama Dan Muhammadiyah”, Program Studi Hukum Keluarga Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2024, Pembimbing: Dr. Ahmad Musonnif, M.H.I Kata Kunci: Tradisi, Ulama Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tradisi larangan pernikahan antar desa yang terjadi di Desa Tales dan Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Apabila tradisi tersebut tetap dilanggengkan maka akan memiliki potensi ketakutan antara warga Desa Tales dan Desa Seketi kita akan melangsungkan suatu pernikahan. Adanya larangan tersebut mendapatkan sorotan dan penyikapan yang berbeda dari tokoh ulama yang berasal kalangan Nahdlatul Ulama dan tokoh ulama dari kalangan Muhammadiyah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian “Tradisi Larangan Pernikahan Antar Desa Tales Dan Desa Seketi Ditinjau Dari Perspektif Tokoh Ulama Nahdlatul Ulama Dan Muhammadiyah”. Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana tradisi larangan pernikahan antara warga Desa Tales dan Desa Seketi? 2) Bagaimana pandangan tokoh ulama Nahdhlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap adanya tradisi larangan pernikahan antara warga Desa Tales dan Desa Seketi? 3) Bagaimana corak pemikiran tokoh ulama Nahdhlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap adanya tradisi larangan pernikahan antara warga Desa Tales dan Desa Seketi? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian hukum empiris. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Desa Tales dan Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan data primer dan juga data sekunder, data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan tokoh adat, pelaku adat, tokoh Nahdhlatul Ulama dan tokoh Muhammadiyah yang ada di Desa Tales dan Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini yakni 1) Tradisi larangan pernikahan antara warga Desa Tales dan Desa Seketi merupakan suatu tradisi yang diwariskan secara turun temurun dari sejak dahulu kepada masyarakat Desa Tales dan Seketi. Tradisi tersebut menimbulkan pandangan sebagian masyarakat bahwa masyarakat Desa Tales dan Desa Seketi dilarang menikah. Jika antara warga Desa Tales dan Desa Seketi tetap melangsungkan pernikahan maka ada persyaratan tertentu yaitu Ngguak Anak yang berarti bahwa menaruh salah satu calon mempelai kepada saudara diluar Desa Tales dan Desa Seketi. Selain itu dalam proses pernikahan calon mempelai juga harus memberikan ayam atau bebek hidup kepada seseorang yang tidak memiliki hubungan keluarga. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari adanya balak atau malapetaka dikemudian hari. 2) Pandangan tokoh Nahdhlatul Ulama terhadap adanya larangan pernikahan antar Desa Tales dan Desa Seketi tetap boleh dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu kepercayaan masyarakat terkait dampak dari adanya tradisi tersebut. Sedangkan tokoh Muhammadiyah berpandangan bahwa adanya tradisi larangan tersebut merupakan suatu Tathayur karena apabila syarat tertentu tidak dipenuhi ketika warga Desa Tales dan Desa Seketi melangsungkan pernikahan akan terjadi balak pada kehidupan kedepan calon mempelai. 3) Corak pemikiran tokoh Nahdhlatul Ulama terhadap adanya larangan pernikahan antar Desa Tales dan Desa Seketi merupakan corak pemikiran tradisionalis karena dalam memandang tradisi tersebut lebih diisi dengan ruh Islam tanpa menghapus tradisi yang telah mengakar dalam masyarakat. Sedangkan pemikiran tokoh Muhammadiyah cenderung modernis karena memandang bahwa tradisi yang sudah mengalami pengikisan akibat perkembangan zaman dan menolak adanya hal-hal mistik seperti adanya balak atau malapetaka yang diakibatkan salah satu syarat tidak dilakukan dalam tradisi larangan pernikahan antara warga Desa Tales dan Desa Seketi.

Item Type: Skripsi
Subjects: Hukum > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: 12102173073 MOH. DWI NUR VICKY ABDULLAH
Date Deposited: 01 Aug 2024 08:39
Last Modified: 01 Aug 2024 08:39
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/49926

Actions (login required)

View Item View Item