KHARISMA RISDHIYANINGSIH, 126302202028 (2024) MAKNA RITUAL NYADRAN DAM BAGONG DALAM MASYARAKAT TRENGGALEK. [ Skripsi ]
Text
MAKNA RITUAL NYADRAN DAM BAGONG DALAM MASYARAKAT TRENGGALEK - KHARISMA RISDIYANINGSIH.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Ritual dalam masyarakat merupakan manifestasi kepercayaan yang mencakup nilai, adat istiadat, hukum, dan prinsip yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu ritual yang dikenal dalam masyarakat Jawa adalah slametan, yang diyakini dapat mendatangkan keberkahan. Tradisi Nyadran Dam Bagong di Trenggalek merupakan salah satu bentuk ritual slametan yang dilakukan untuk menghormati jasa Adipati Menak Sopal, pembangun Dam Bagong, serta untuk memohon keselamatan dan berkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan dalam studi tentang makna prosesi ritual Nyadran Dam Bagong dari perspektif masyarakat Trenggalek. Studi ini berupaya memahami bagaimana masyarakat setempat memaknai ritual tersebut dalam konteks sosial dan spiritual mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan hermeneutika Das Verstehen dari Wilhelm Dilthey. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan tokoh masyarakat, observasi, serta kajian literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi Nyadran Dam Bagong memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Trenggalek. Tradisi ini tidak hanya menghormati jasa Adipati Menak Sopal tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah dan keselamatan yang mereka rasakan. Ritual ini juga dipercaya dapat menjauhkan masyarakat dari gangguan makhluk halus dan bencana alam. Prosesi Nyadran mencakup berbagai kegiatan seperti tadarusan, memandikan kerbau, pertunjukan wayang, penyembelihan kerbau, serta larungan kepala kerbau. Masyarakat percaya bahwa air dari Dam Bagong memiliki khasiat penyembuhan, yang memperkuat keyakinan mereka terhadap keberkahan yang diberikan melalui ritual ini. Perspektif hermeneutika Dilthey membantu memahami bahwa pengalaman hidup masyarakat dan interpretasi mereka terhadap tradisi Nyadran sangat dipengaruhi oleh konteks historis dan budaya setempat. Kata Kunci: Dam Bagong, Nyadran, Hermeneutika Wilhem Dilthey
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Ilmu Pengetahuan Sosial > Antropologi Filosofi |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Filsafat Agama |
Depositing User: | 126302202028 KHARISMA RISDHIYANINGSIH |
Date Deposited: | 04 Sep 2024 18:48 |
Last Modified: | 04 Sep 2024 18:48 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/52275 |
Actions (login required)
View Item |