IQBAL MOHAMAD ATHOILLAH, 12302193008 (2023) KESENIAN BANTENGAN MASYARAKAT DESA KADEMANGAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA JAWA FRANZ MAGNIS SUSENO. [ Skripsi ]
Text
KESENIAN BANTENGAN MASYARAKAT DESA KADEMANGAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA JAWA FRANZ MAGNIS SUSENO.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Kesenian Bantengan merupakan kesenian yang terbentuk dari perkembangan pencak silat di daerah Claket, Mojokerto. Bantengan yang dulunya sebagai kesenian bela diri dari kolonialisme Belanda kini telah berubah menjadi sebuah citra kebudayaan spiritual dan hiburan masyarakat Jawa semata. Masyarakat sendiri telah banyak menerima kehadiran kesenian Bantengan sebagai bentuk sistem etis yang terdapat didalamnya. Meskipun begitu tidak sedikit yang tidak dapat menerima kesenian Bantengan karena beberapa sebab. Akan tetapi hal itu tidak disampaikan secara eksplisit dikarenakan bersinggungan dengan sistem etika masyarakat. Etika masyarakat Jawa pada umumnya memiliki dua prinsip yang paling signitif dalam mengatur pola pergaulan masyarakat Jawa. Pertama, masyarakat hendaknya tidak sedemikian rupa bertindak yang bisa mengakibatkan konflik didalam setiap situasi. Kedua, masyarakat dituntut untuk selalu hormat disetiap pola komunikasi yang terjadi terhadap orang lain, dan juga pintar membawa diri sesuai derajat serta kedudukannya. Kedua prinsip itu tidak serta merta mutlak dapat meregulasi berbagai bentuk pola kegiatan masyarakat Jawa termasuk di dalam kesenian Bantengan. Spektrum tentang praksis Etika Jawa tanpa disadari telah ada atau mungkin ada dalam kesenian Bantengan menjadi sebuah pertanyaan yang mendasar. Sebagai sesuatu yang common sense di tengah masyarakat subjek kesenian, dalam hal ini akan dilakukan penelusuran keakaran sejarah dari kesenian Bantengan. Yang kemudian secara kognitif mengambil sejumlah pemahaman mengenai definisi etika Jawa dengan menggunakan perspektif dari subjek masyarakat kesenian Bantengan. Permasalahan pokok yang ingin dipecahkan melalui penelitian ini adalah bagaimana kesenian Bantengan di Desa Kademangan mencerminkan nilai-nilai etika Jawa menurut pandangan Franz Magnis Suseno. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa seni Bantengan tidak hanya sebagai bentuk hiburan atau seni belaka, tetapi juga sebagai sarana untuk mengajarkan dan melestarikan nilai-nilai etika dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutamanya Masyarakat Desa Kademangan. Subjek penelitian ini mengarah kepada Grup Seni Bantengan Putra Mahesa Jati Manunggal yang menjadi grup Bantengan satu-satunya di Desa Kademangan. Alasan Peneliti melakukan riset lebih mendalam terhadap grup tersebut ialah adanya indikasi Vurnarable Groups atau rentan pada tindak disasosiatif dari masyarakat sekitar Desa Kademangan dalam temuan yang akan peneliti bahas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendalami pemahaman tentang keterkaitan antara seni Bantengan dan nilai-nilai etika Jawa, khususnya dalam perspektif yang diungkapkan oleh Franz Magnis Suseno. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian dan pengembangan seni tradisional serta warisan budaya masyarakat Desa Kademangan Kata kunci: Etika Jawa, Kesenian Bantengan, Sistem Etika
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama Agama > Aliran Kepercayaan Ilmu Pengetahuan Sosial > Antropologi Sosiologi Agama > Budaya Jurnal > E-Journal Filosofi Jurnal Sosiologi Agama > Ritual Sosiologi Agama > Tradisi |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Filsafat Agama |
Depositing User: | 12302193008 IQBAL MOHAMAD ATHOILLAH |
Date Deposited: | 04 Dec 2024 03:19 |
Last Modified: | 04 Dec 2024 03:19 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/54810 |
Actions (login required)
View Item |