PANDANGAN DAN SIKAP MASYARAKAT DI PESISIR SELATAN JAWA TERHADAP TRADISI PECAH TELUR PADA PROSESI TEMU MANTEN

ABIETYA PANGESTU, 126102202190 (2024) PANDANGAN DAN SIKAP MASYARAKAT DI PESISIR SELATAN JAWA TERHADAP TRADISI PECAH TELUR PADA PROSESI TEMU MANTEN. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (513kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (301kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (428kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (528kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (147kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (228kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (246kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (108kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (233kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Abietya Pangestu, 126102202190, Pandangan Dan Sikap Masyarakat di Pesisir Selatan Jawa Terhadap Tradisi Pecah Telur Pada Prosesi Temu Manten (Studi Kasus di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung), Prodi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2024, Ladin, S.H.I., M.H Kata Kunci : Pandangan Masyarakat, Pecah Telur, Temu Manten Latar belakang dalam adat Jawa terdapat berbagai macam tradisi perkawinan yang harus dijalani. Tradisi tersebuut antara lain yaitu Notoni, Ngelamar, Pasang Tarub, Midodareni, Akad Nikah, Panggih, Balangan Suruh, Pecah Telur, Timbangan, Kacar Kucur, Dulangan, Sungkeman, Kirab, Jenang Sumsum, Boyongan. Akan tetapi selain tradisi tersebut terdapat tradisi lain yang masih dilestarikan masyarakat di Desa Besole nama tradisinya adalah tradisi Temu Manten. Tradisi Temu Manten tersebut sudah sangat meekat dan dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Besole. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa tradisi temu manten sudah sangat mengakar kuat pada masyarakat Desa Besole. Dari situ kemudian penulis tertarik untuk melihat tradisi tersebut dari kacamata urf. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1) Bagaimana pandangan dan sikap masyarakat pesisir selatan Jawa terhadap Tradisi Pecah Telur Pada Prosesi Temu Manten? 2) Bagaimana tradisi pecah telur dalam prosesi adat temu manten mayarakat pesisir selatan Jawa dalam perspektif hukum Islam? Penelitian ini bertujuan untuk Untuk 1) Mengetahui dan Menganalisis Bagaimana pandangan dan sikap masyarakat pesisir selatan Jawa terhadap Tradisi Pecah Telur Pada Prosesi Temu Manten 2) Untuk Mengetahui dan Menganalisis Bagaimana adat pecah telur dalam prosesi adat temu manten mayarakat pesisir selatan Jawa dalam prespektif perspektif hukum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) yang bertujuan untuk menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan dan menganalisis hasil interview di lapangan dalam bentuk narasi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui deep observasi, deep interview dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan kondensasi data, penyajian data, dan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi informan, triangulasi teori, dan forum grub diskusi. Hasil penelitian menunjukkan. 1) Pandangan masyarakat Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung terhadap tradisi pecah telur dalam prosesi temu manten bahwa tradisi ini merupakan suatu yang sudah dilaksanakan secara turun temurun sehingga sebagai masyarakat Desa Besole harus terus melestarikan karena suatu yang terus dilakukan sehingga hal ini sebagai pengumuman bagi keluarga yang mempunyai acara bahwa anaknya sudah menikah sehingga harapan keluarga meminta doa serta restu bagi hubungan mempelai yang melaksanakan agar kehidupan mereka menjadi keluarga Sakinah mawadah wa rohmah. 2) Menurut hukum islam tradisi ini tergolong menurut dari objeknya yaitu ‘urf fi’li karena suatu perbuatan Masyarakat, apabila dari segi cakupannya tergolong pada ‘urf khas karena tradisi ini dilakukan oleh masyarakat tertentu, apabila dari segi keabsahannya tergolong pada ‘urf sahih karena tradisi ini tidak bertentangan dengan agama sehingga dapat menjadi hujjah sebagai hukum yang ditetapkan bagi masyarakat Desa Besole. 3) Pengaruh dengan adanya tradisi ini tidak ditemukan secara mutlak bagi Masyarakat, mereka melakukan tradisi ini karena bentuk rasa hormat kepada para leluhur serta menjaga adat istiadat yang sudah timbul secara terus temurun.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama
Agama > Al Hadist
Agama > Al Quran
Sosiologi Agama > Budaya
Masyarakat Islam
Muamalat
Ormas
Sosiologi Agama > Ritual
Sosiologi Agama
Sosiologi Agama > Tradisi
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: 126102202190 ABIETYA PANGESTU
Date Deposited: 19 Nov 2024 02:10
Last Modified: 19 Nov 2024 02:10
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/54867

Actions (login required)

View Item View Item