RESTIKA CAHYA PRATIWI, 126312203060 (2024) HERMENEUTIKA ZAGHLŪL AL-NAJJĀR TERHADAP HADIS EKOLOGI UNTUK PRAKTIK PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN. [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (811kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (610kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (488kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (295kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (484kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (981kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (247kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (320kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (102kB) |
Abstract
Penelitian ini membahas isu lingkungan hidup khususnya keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam dari perspektif Hadis. Hadis-hadis Nabi Muhammad saw menekankan pentingnya tanggung jawab bersama umat manusia dalam menjaga keseimbangan alam dan keadilan akses terhadap sumber daya. Fokus penelitian ini adalah penerapan hermeneutika terhadap hadis-hadis ekologi, khususnya terkait dengan praktik pertambangan berkelanjutan, dengan pendekatan yang dikembangkan oleh Zaghlūl al-Najjār. Dua pertanyaan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah pertama, bagaimana interpretasi hermeneutika Zaghlūl al-Najjār terhadap hadis-hadis mengenai pengelolaan sumber daya alam di sektor pertambangan, dan kedua, apa implikasi dari interpretasi tersebut terhadap praktik pengelolaan sumber daya alam di bidang pertambangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika yang dikembangkan oleh Zaghlūl al-Najjār untuk mengaitkan prinsip-prinsip Islam dengan praktik modern yang berorientasi pada keberlanjutan. Hadis-hadis mengenai pengelolaan sumber daya alam dalam Islam memberikan kerangka etis dan ekologis yang mengarahkan umat untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Tiga tema utama yang terkandung dalam hadis-hadis tersebut adalah: reforestasi sebagai bentuk ibadah dan kontribusi ekologis yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya secara adil untuk menghindari ketimpangan akses, serta larangan monopoli untuk memastikan kelestarian bersama. Ajaran Islam, melalui konsep-konsep seperti ḥimā (kawasan konservasi) dan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan sumber daya alam, menekankan perlunya menjaga keberlanjutan ekologis dan sosial. Hadis-hadis terkait reforestasi, pemberian izin tambang, dan larangan monopoli menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara bijaksana, adil, dan berkelanjutan. Pendekatan hermeneutika Zaghlūl al-Najjār, membuka wawasan mendalam terhadap prinsip kemaslahatan umum, pelestarian lingkungan, dan tanggung jawab kolektif atas sumber daya alam. Interpretasi hadis tentang reboisasi, larangan monopoli atas sumber daya esensial, serta pengelolaan tambang mencerminkan relevansi syariah dalam mendukung keberlanjutan ekologis dan keadilan distribusi. Implikasinya di Indonesia menekankan harmonisasi antara kebijakan nasional, seperti UUD 1945 Pasal 33 dan UU Minerba, dengan prinsip Islam yang mengutamakan pengelolaan berbasis maslahat publik, konservasi ekosistem, serta pengurangan emisi karbon melalui praktik tambang yang ramah lingkungan, menciptakan model pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama > Al Hadist |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Hadits |
Depositing User: | 126312203060 RESTIKA CAHYA PRATIWI |
Date Deposited: | 21 Feb 2025 04:07 |
Last Modified: | 21 Feb 2025 04:07 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/55980 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |