KEBANGKITAN PEREMPUAN MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI SINGLE MOTHER PASCA PERCERAIAN DI WILAYAH MATARAMAN JAWA TIMUR

RIDHO ROKAMAH, 12950221017 (2024) KEBANGKITAN PEREMPUAN MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI SINGLE MOTHER PASCA PERCERAIAN DI WILAYAH MATARAMAN JAWA TIMUR. [ Disertasi ]

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (133kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (110kB)
	Text BAB I.pdf Download (554kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (410kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (558kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (625kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (309kB)
	Text BAB VII.pdf Restricted to Registered users only Download (123kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (188kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Disertasi dengan judul Kebangkitan Perempuan Menuju Kemandirian Ekonomi Single Mother Pasca Perceraian Di Wilayah Mataraman Jawa Timur, ini ditulis oleh Ridho Rokamah dengan dibimbing oleh Prof. Dr. Agus Sujianto, SE., MM dan Prof. Dr. Dede Nurohman, M.Ag. Kata Kunci: Kemandirian ekonomi, strategi coping, single mother, dan perceraian. Penelitian ini dilakukan karena berangkat dari fakta tingkat perceraian pada empat kabupaten yang dijadikan lokasi penelitian setiap tahun di atas 1.000 kasus. Berdasarkan data perceraian jumlah perkara yang diputus pada tahun 2022 untuk Pengadilan Agama: Ponorogo ada 2.390 perkara, Madiun ada 1614 perkara, Ngawi ada 2.341 perkara, dan Nganjuk 2870 perkara. Banyaknya masalah perceraian yang terjadi terhadap perempuan bisa menjadi persoalan baru khususnya dalam menghadapi kemandirian ekonomi dan kemiskinan pasca perceraian. Ketidaksiapan perempuan mandiri secara ekonomi bisa terjadi karena salah satunya budaya "konco wingking" (isteri bertugas dibelakang suami), budaya ini menyebabkan munculnya budaya suami pencari nafkah dan istri adalah ibu rumah tangga. Dampak nyata dari keberadaan budaya patriarki dalam masyarakat jika dikaitkan dengan masalah kemandirian ekonomi perempuan adalah posisi perempuan yang harus survive (bertahan hidup) dalam menghadapi berbagai persoalan ekonominya. Rumusan disertasi adalah, 1). bagaimana strategi coping kemandirian ekonomi single mother?, 2). Bagaimana Bentuk kemandirian ekonomi single mother?, dan 3) bagaimana implikasi kemandirian ekonomi single mother dalam mengembangkan kesejahteraan keluarga dan pemberdayaan masyarakat?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi lapangan. Sedangkan jumlah informan adalah 7 orang yang berasal dari Kabupaten Ponorogo 3 orang, Ngawi 2 orang, dan Nganjuk 2 orang. Proses analisa data menggunakan analisis induktif dan analisis multi kasus melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu l) kondensasi data (data condensation), 2) penyajian data (data displays dan 3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan dari disertasi ini adalah; 1), semua informan di wilayah Mataraman yang berjumlah 7 orang memilih Problem Focused coping dalam menyelesaikan problem ekonomi yang dihadapi pasca perceraian sebagaimana pendapat Lazarus dan Folkman. Sedangkan jika dilihat dari pendapat M. Darwis Hude, seperti pertama, model displacement maka hasilnya adalah; metode yang cenderung dengan Katarsis lunak, Kedua, Manajemen "Anggur Asam" (Rasionalisasi) dengan tidak lagi merespon persolan ekonomi secara negatif. Ketiga adalah Dzikrullah, mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengingat Allah "dalam wujud kalimah thayyibah, wirid, doa, dan tilawah al-Qur'a>n". 2) bentuk kemandirian informan adalah, tanggung jawab, otonomi, inisiatif, dan kontrol diri. Dan 3) implikasi kemandirian ekonomi adalah implikasi Ma>ddiy/materi dengan adanya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan implikasi dalam ma'nawi atau non materi, terealisasi dengan keaktifan informan dalam keagamaan dan organisasi keagamaan serta pemberdayaan yang ada dalam lingkungannya.

Actions (login required)

View Item