OTORITAS PEREMPUAN SINGLE PARENT SEBAGAI WALI NIKAH DALAM PERSPEKTIF TEORI MUBADALAH

IRSYAD RODHIANSYAH, 126102211044 (2025) OTORITAS PEREMPUAN SINGLE PARENT SEBAGAI WALI NIKAH DALAM PERSPEKTIF TEORI MUBADALAH. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (821kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (411kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (490kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (803kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (858kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (696kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (325kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (447kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (687kB)

Abstract

Irsyad Rodhiansyah, 126102211044, otoritas perempuan single parent sebagai wali nikah dalam perspektif teori mubadalah, Prodi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, 2025, Pembimbing: Prof. Dr. H. Asmawi, M. Ag. Kata kunci: otoritas, perempuan single parent, wali nikah, perspektif teori mubadalah. Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin banyaknya perempuan sebagai kepala rumah tangga, dimana para perempuan tersebut hidup dengan peran ganda sebagai ibu dan juga ayah bagi anak-anaknya. Tetapi disisi lain, ada hak yang seharusnya perempuan tersebut miliki selayaknya dimiliki laki-laki ketika menjadi kepala rumah tangga tetapi tidak dimiliki perempuan tersebut, yaitu sebagai wali nikah bagi anak perempuannya. Sehingga ketika seorang perempuan tersebut memutuskan atau secara tidak diinginkan menjadi single parent (orangtua tunggal) yang merawat, membesarkan dan mendidik anak perempuannya sampai besar, perempuan tersebut tetap tidak memiliki hak perwalian bagi anak perempuannya. Hal tersebut menjadi sebuah ketidakadilan bagi perempuan terkhusus bagi perempuan single parent. Sehingga dengan adanya hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji mengenai otoritas perempuan terlebih perempuan single parent sebagai wali nikah dalam perspektif teori mubadalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana konsep wali nikah dalam hukum Islam? 2) Bagaimana otoritas perempuan single parent sebagai wali nikah dalam perspektif teori mubadalah?. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan konsep wali nikah dalam hukum Islam 2) Mendeskripsikan otoritas perempuan single parent sebagai wali nikah dalam perspektif teori mubadalah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data yang berasal dari al-Qur’an, hadis dan karya tulis yang berupa buku, artikel, jurnal, skripsi, dan jenis tulisan lainnya. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis karya tulis atau analisis teks. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Dalam Islam, keberadaan wali dalam pernikahan merupakan salah satu rukun nikah yang tidak dapat ditinggalkan. Pandangan ini mendapat dukungan kuat dari mayoritas ulama (jumhur). Para ulama tersebut juga sepakat bahwa hak perwalian dalam pernikahan hanya dimiliki oleh laki-laki. Pendapat ini berlandaskan pada ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebut wali nikah dalam bentuk kata yang maskulin, serta hadit yang melarang perempuan untuk menikahkan dirinya sendiri atau orang lain. Namun, berbeda dengan pandangan tersebut, mazhab Hanafi membolehkan perempuan untuk menjadi wali dalam pernikahan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, dengan analogi pada akad jual beli, di mana perempuan juga diperbolehkan melakukannya. 2) Berdasarkan analisis teori mubadalah, seorang perempuan yang menjadi orang tua tunggal (single parent) memiliki hak untuk menjadi wali nikah anaknya, selama ia berperan aktif dalam merawat, mendidik, membesarkan, dan menafkahi anak tersebut. Teori ini juga menegaskan bahwa ayat-ayat tentang wali dalam Al-Qur’an tidak hanya ditujukan kepada laki-laki, tetapi kepada seluruh pihak yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan. Tujuan dari adanya wali adalah untuk memudahkan jalannya pernikahan dan membantu mengatasi berbagai hambatan, sehingga peran ini tidak eksklusif milik laki-laki. Oleh karena itu, perempuan juga dapat memikul tanggung jawab ini. Lebih lanjut, teori ini berpijak pada prinsip bahwa siapa pun yang memiliki keimanan dan melakukan amal shalih berhak memperoleh kemuliaan dan balasan yang baik, termasuk dalam konteks perwalian. Dengan demikian, jika seorang perempuan single parent memiliki kapasitas, pengetahuan, dan tanggung jawab terhadap anaknya, maka ia berhak menjadi wali. Sebaliknya, jika seorang laki-laki tidak memenuhi kriteria tersebut, maka ia tidak layak menjadi wali nikah.

Item Type: Skripsi
Subjects: Hukum > Hukum Keluarga Islam
Perempuan
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: 126102211044 IRSYAD RODHIANSYAH
Date Deposited: 22 May 2025 08:46
Last Modified: 22 May 2025 08:46
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/57515

Actions (login required)

View Item View Item