NILA KHOIRUN NAILA, 126302212039 (2025) PESANTREN MUBADALAH (Praksis Kesetaraan Gender di Pesantren Sirojut Tholibin Tulungagung). [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (580kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (260kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (202kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (414kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (450kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (322kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (242kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (236kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Skripsi dengan judul “Pesantren Mubadalah: Praksis Kesetaraan Gender di Pesantren Sirojut Tholibin Tulungagung” ini ditulis oleh Nila Khoirun Naila, NIM. 126302212039, dengan pembimbing Bapak Saiful Mustofa, M. Ag Kata Kunci: Mubadalah, Kesetaraan Gender, Pesantren, Islam. Penelitian dengan judul "Pesantren Mubadalah: Praksis Kesetaraan Gender di Pesantren Sirojut Tholibin Tulungagung". Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan prinsip Mubadalah sebagai pendekatan kesetaraan gender dalam kehidupan pesantren. Mubadalah adalah konsep yang menekankan hubungan yang timbal balik, setara, dan saling menghormati antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, sosial, dan keagamaan, dengan tetap berlandaskan ajaran Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan feminisme Islam Amina Wadud. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Informan penelitian ini meliputi pengasuh pesantren, pengurus, dan santri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pesantren Sirojut Tholibin telah mengimplementasikan nilai-nilai Mubadalah melalui akses pendidikan yang setara, pembagian tugas yang adil, dan pelibatan santri laki-laki dan perempuan dalam berbagai kegiatan tanpa diskriminasi gender. Penerapan prinsip ini mencerminkan nilai-nilai kesetaraan Gender yang sejalan dengan pemikiran Feminisme Islam Amina Wadud mengenai kesetaraan Gender. Namun, penerapan prinsip ini tidak terlepas dari tantangan, seperti kuatnya budaya patriarki di lingkungan pesantren dan minimnya pemahaman konsep Mubadalah di kalangan pengurus dan santri. Di sisi lain, peluang untuk mengembangkan konsep ini sangat besar, terutama dengan adanya dukungan teknologi dan perubahan sosial yang semakin mendorong kesetaraan gender. Penelitian ini menyimpulkan bahwa prinsip Mubadalah di Pesantren Sirojut Tholibin tidak hanya mencerminkan nilai-nilai keadilan dalam Islam tetapi juga menjadi model pembaruan sistem pendidikan Islam yang lebih inklusif dan relevan dengan tantangan zaman. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kesetaraan gender, pesantren dapat berkontribusi dalam membangun peradaban yang adil, harmonis, dan rahmatan lil 'alamin.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Filsafat > Filsafat Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Filsafat Agama |
Depositing User: | 126302212039 NILA KHOIRUN NAILA |
Date Deposited: | 03 Jul 2025 04:07 |
Last Modified: | 03 Jul 2025 04:07 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/57700 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |