MUHAMAD AZKA BAHAUL WAFA, 126302202032 (2024) INTERPRETASI EKSISTENSIALISME SARTRE PADA WAYANG KULIT LAKON “RABINE ONTOSENO”. [ Skripsi ]
![]() |
Text
INTERPRETASI EKSISTENSIALISME SARTRE PADA WAYANG KULIT LAKON “RABINE ONTOSENO”.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini membahas tentang konsep dasar yang terdapat dalam eksistensialisme Jean-Paul Sartre yakni eksistensi mendahului esensi, kesadaran, kebebasan, serta tanggung jawab, yang mana konsep tersebut akan diaplikasikan dalam lakon “Rabine Ontoseno” pada pertunjukan wayang kulit Jawa. Interpretasi sendiri merupakan sebuah proses penafsiran terhadap informasi, yang mana dalam penelitian ini terdapat pada eksistensialisme Sartre serta pertunjukan wayang kulit Tulungagung dengan lakon “Rabine Ontoseno” dengan tujuan untuk memahami maknanya secara lebih dalam. Metodologi yang digunakan yakni kualitatif, serta menggunakan pendekatan etnografi untuk menganalisa secara mendalam lakon “Rabine ontoseno” dalam pertunjukan wayang kulit yang diadakan tepatnya di Sanggrahan Tulungagung, dengan metode pengumpulan data meliputi observasi pada pertunjukan wayang, analisis konten, analisis rekaman video, wawancara dengan narasumber yang handal dalam bidang seni, serta analisis artikel jurnal. Fokus rumusan masalah pada penelitian ini yakni bagaimana konsep pada eksistensialisme Sartre dapat diaplikasikan dalam lakon pewayangan “Rabine Ontoseno”, dan juga bagaimana interpretasi eksistensialisme Sartre dapat membantu kita memahami makna mendalam yang tersirat pada pertunjukan wayang kulit dalam konteks budaya dan filsafat. Temuan yang didapat dari penelitian ini merujuk pada eksistensialisme Sartre, yang mana konsep dasar tentang kebebasan merupakan sebuah pemikiran yang muncul karena meletusnya Perang Dunia II, yang menyebabkan hak-hak asasi manusia terbelenggu serta menjadikannya sebuah topik yang sangat sensitif sehingga memunculkan sebuah pergerakan pemikiran, yang saat itu diawali oleh seorang tokoh asal Perancis bernama Jean-Paul Sartre dengan menggaungkan konsepnya tentang kebebasan. Dari konsep utama Sartre tentang eksistensialisme, pertunjukan wayang menjadi salah satu contoh pengaplikasian yang memiliki latar belakang sama mengenai kebebasan, sebagaimana terdapat pada kebebasan cerita lakon yang dibawakan oleh dalang itu sendiri. Hasil dari penerapan konsep eksistensialisme ini dapat terlihat ketika tokoh Antasena membuat keputusan untuk melamar seorang Kusumayu Dewi Hendradiwati yang merupakan keputusan yang dibuat berdasarkan kebebasan dirinya sendiri tanpa campur tangan dari tokoh lain. Selain itu, penerapan konsep kebebasan Sartre ini dapat ditemukan pada lakon pewayangan dimana masing-masing dalang berhak secara bebas menentukan bagaimana jalan cerita dalam sebuah pertunjukan wayang yang dibawakannya.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Filsafat > Filsafat Barat Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial > Sejarah |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Filsafat Agama |
Depositing User: | 126302202032 MUHAMAD AZKA BAHAUL WAFA |
Date Deposited: | 10 Jun 2025 08:09 |
Last Modified: | 10 Jun 2025 08:09 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/57961 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |