HABIBATUL MAULA, 126309212080 (2025) KONSTRUKSI SOSIAL KEAGAMAAN (Studi Kasus Pada Mahasiswi Berjilbab yang Merokok Di Desa Plosokandang Kabupaten Tulungagung). [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (538kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (58kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (145kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (206kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (157kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (133kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (229kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (234kB) |
![]() |
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (58kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (185kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (857kB) |
Abstract
Fenomena mahasiswi berjilbab yang merokok di Desa Plosokandang, Kabupaten Tulungagung, mencerminkan dinamika perubahan sosial yang kompleks di tengah masyarakat yang masih memegang kuat norma agama dan budaya. Dalam konteks sosial keagamaan, tindakan tersebut dianggap menyimpang dan memunculkan stigma negatif. Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup: (1) bagaimana konstruksi sosial keagamaan terhadap mahasiswi berjilbab yang merokok? dan (2) bagaimana peran masyarakat dalam merespons perilaku tersebut?. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi sosial keagamaan serta respon masyarakat terhadap mahasiswi berjilbab yang merokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam kepada informan. Penelitian ini dianalisis melalui teori konstruksi sosial Peter L. Berger yang mencakup proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi, dan teori pendukung interaksionisme simbolik George Herbert Mead yang menekankan makna simbolik melalui interaksi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan merokok pada mahasiswi berjilbab dibentuk oleh pengaruh lingkungan kampus, pertemanan, media sosial, serta kebutuhan akan ekspresi identitas diri. Proses eksternalisasi, mahasiswi menciptakan makna baru terhadap perilaku merokok sebagai bentuk ekspresi diri. Melalui proses objektivasi, masyarakat menetapkan norma keagamaan yang menjadikan jilbab sebagai simbol kesopanan, yang kemudian menjadi realitas sosial yang mengikat. Sementara melalui internalisasi, mahasiswi berjilbab mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam kesadaran mereka namun secara selektif menegosiasikannya untuk tetap menjalankan identitas personal sebagai individu modern. Masyarakat terhadap mahasiswi berjilbab yang merokok cenderung negatif, dengan anggapan bahwa perilaku tersebut mencoreng nilai-nilai agama dan kesopanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan mereka untuk merokok antara lain pengaruh teman sebaya, tekanan akademik, serta keinginan untuk mengekspresikan diri dan merasa diterima dalam kelompok sosial. Merokok juga bisa menjadi bentuk perlawanan terhadap norma yang dianggap membatasi kebebasan pribadi, terutama bagi perempuan. Selain itu, peran orang tua yang kurang aktif karena mereka tinggal jauh dari anak-anak yang merantau, menyebabkan kontrol dan bimbingan keluarga menjadi lemah, sementara teman sebaya memiliki pengaruh besar. Tokoh masyarakat, terutama tokoh agama, tetap mempertahankan pandangan bahwa merokok tidak pantas bagi perempuan, apalagi yang berjilbab, karena dianggap bertentangan dengan citra perempuan muslimah. Kata Kunci: Konstruksi Sosial Keagamaan, Mahasiswi Berjilbab, Perokok Perempuan, Stigma Sosial
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama Pendidikan > Mahasiswa Sosiologi Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama |
Depositing User: | 126309212080 HABIBATUL MAULA |
Date Deposited: | 11 Jun 2025 08:11 |
Last Modified: | 11 Jun 2025 08:11 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/58023 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |