ATTABI’ CHOIRODDAYYANA, 126301213099 (2025) ANALISIS PENAFSIRAN NUSYŪZ DALAM TAFSIR AL-MISHBAH DAN TAFSIR KEMENAG BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER. [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (477kB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (278kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (486kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (624kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (262kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (455kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (268kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (373kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (776kB) |
Abstract
Penelitian dengan judul “Analisis Penafsiran Nusyūz dalam Tafsir Al-Mishbah dan Tafsir Kemenag berdasarkan Perspektif Gender” ini ditulis oleh Attabi’ Choiroddayyana, Nim: 126301213099, Pembimbing Ustadzah Prof. Dr. Hj. Salamah Noorhidayati, M. Ag. Kata Kunci: Nusyūz, Gender, Tafsir Kontemporer, Relasi Suami-Istri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna nusyūz dalam Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab dan Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, dengan pendekatan gender sebagai alat analisis utama. Penelitian ini dilatar belakangi adanya data yang disampaikan oleh Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia, jumlah perkara perceraian yang masuk ke pengadilan agama menunjukkan tren yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun-tahun terakhir, angka perceraian bahkan mencapai lebih dari 400.000 kasus per tahun, dengan mayoritas gugatan adalah nusyūz. Pemilihan kedua tafsir tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa keduanya masih aktif diproduksi dan digunakan hingga saat ini, serta memiliki tingkat popularitas yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penafsiran tentang nusyūz dalam Tafsir Al-Mishbah, bagaimana penafsiran tentang nusyūz dalam Tafsir Kemenag, serta bagaimana analisis komparatif tentang nusyūz berdasarkan perspektif gender. Fokus tujuan dari penelitian ini adalah menggali sejauh mana penafsiran dalam kedua tafsir tersebut merepresentasikan keadilan dan kesetaraan gender, terutama dalam konteks relasi suami-istri sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nisa’: 34 dan 128 Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan pendekatan analisis komparatif terhadap dua sumber primer tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yang menggunakan sumber primer berupa Al-Qur’an dan tafsirnya, serta sumber sekunder dari berbagai literatur yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, Quraish Shihab ketika menafsirkan QS. An-Nisa’: 34 dan 128 menggunakan pendekatan psikologis serta sudah menghapuskan sistem patriarki. Kedua, Tafsir Kemenag ketika menafsirkan QS. An-Nisa’: 34 dan 128 masih terlihat bias gender, belum menghapuskan sistem patriarki secara penuh. Ketiga, Tafsir Al-Mishbah cenderung menggunakan pendekatan kontekstual dan psikologis yang lebih responsif terhadap keadilan gender, dengan mengedepankan penyelesaian non-kekerasan. Quraish Shihab dalam penafsirannya berupaya menghapus sistem bias gender seperti subordinasi, marginalisasi, stereotipe, dan beban ganda (double burden) terhadap perempuan, serta menekankan pentingnya relasi yang setara dan saling menghargai dalam kehidupan rumah tangga. Sebaliknya dengan Tafsir Kemenag lebih berorientasi pada pendekatan normatif-klasik yang tetap mempertahankan makna literal, meskipun berusaha membatasi potensi kekerasan secara etis.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama > Tafsir Quran |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir |
Depositing User: | 126301213099 ATTABI' CHOIRODDAYYANA |
Date Deposited: | 05 Aug 2025 07:06 |
Last Modified: | 05 Aug 2025 07:06 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/60513 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |