TELAAH PENAFSIRAN K.H BISYRI MUSTHOFA DAN M. QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-IBRIZ DAN AL-MISHBAH ATAS Q.S AL-NISA’ AYAT 34

KHAIRINNISA MAR'ATUS SHOLEKHA, 126301212070 (2025) TELAAH PENAFSIRAN K.H BISYRI MUSTHOFA DAN M. QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-IBRIZ DAN AL-MISHBAH ATAS Q.S AL-NISA’ AYAT 34. [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (679kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (404kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (219kB)
	Text BAB I.pdf Download (454kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (294kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (498kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (521kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (488kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (264kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (284kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (390kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Telaah Penafsiran K.H Bisyri Musthofa dan M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Ibriz dan Al-Mishbah atas Q.S Al-Nisa’ Ayat 34” ditulis oleh Khairinnisa Mar’atus Sholekha, NIM: 126301212070, Dosen Pembimbing Hibbi Farihin, M.S.I Kata Kunci: Kekerasan dalam Rumah Tangga, Bisyri Musthofa, Quraish Shihab, Al-Nisa’ ayat 34 Surah Al-Nisa’ ayat 34 merupakan salah satu ayat Al-Qur'an yang kerap menjadi titik perhatian dalam diskursus mengenai relasi gender dan struktur rumah tangga dalam Islam. Ayat ini memuat tiga pokok persoalan penting: konsep kepemimpinan laki-laki dalam keluarga, karakteristik perempuan shalihah, serta tahapan penanganan ketika terjadi nusyūz (pembangkangan) dalam rumah tangga. Salah satu bagian ayat yang paling kontroversial adalah frasa waḍribūhunna) yang secara tekstual berarti “pukullah mereka”. Frasa ini sering kali disalah pahami sebagai justifikasi terhadap praktik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Padahal, dalam bagian ayat yang sama juga terdapat gambaran ideal seorang istri, yaitu shāliḥātun qānitātun ḥāfiẓatun lil-ghayb, yang secara normatif justru menjadi fondasi etis dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penafsiran terhadap ayat tersebut dari dua mufasir Nusantara, yakni Bisyri Musthofa melalui Tafsir Al-Ibriz, dan Quraish Shihab melalui Tafsir Al-Mishbah. Fokus penelitian diarahkan pada dua rumusan masalah utama: (1) Bagaimana penafsiran Bisyri Musthofa dan Quraish Shihab terhadap Q.S. Al-Nisa’ ayat 34? dan (2) bagaimana cara mencegah kekerasan dalam rumah tangga menurut Bisyri musthofa dan Quraish Shihab? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kepustakaan (library research) sebagai teknik utama pengumpulan data. Data primer diperoleh dari penafsiran langsung yang tertuang dalam karya tafsir masing-masing tokoh, yaitu Tafsir Al-Ibriz karya Bisyri Musthofa dan Tafsir Al-Mishbah karya Quraish Shihab. Hasil kajian menunjukkan bahwa Bisyri Musthofa menafsirkan kata waḍribūhunna sebagai bentuk teguran secara simbolik yang sangat ringan, bukan berupa kekerasan fisik. Bisyri Musthofa mengedepankan metode nasihat dan penguatan nilai-nilai keagamaan sebagai pendekatan utama dalam menyelesaikan masalah. Sementara itu, Quraish Shihab, dengan pendekatan kontekstual, memaknai waḍribūhunna sebagai alternatif terakhir yang tidak bersifat imperatif, dan bahkan bisa ditinggalkan jika bertentangan dengan prinsip kasih sayang dan keadilan dalam rumah tangga. Dalam konteks pencegahan KDRT, kedua mufasir sama-sama menekankan pentingnya internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam frasa shāliḥātun qānitātun ḥāfiẓatun lil-ghayb. Bisyri Musthofa lebih memfokuskan pada pendidikan akhlak, kesalehan perempuan, dan menjaga kehormatan diri. Sedangkan Quraish Shihab menekankan pentingnya ketakwaan, komunikasi yang sehat, dan hubungan yang setara antara suami dan istri.

Actions (login required)

View Item