MAKNA SINDURAN DALAM KULTUR PERNIKAHAN ADAT JAWA DESA NGUNUT KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANDI AHMAD RAHMATULLAH MANENNUNGENG, 12309183083 (2024) MAKNA SINDURAN DALAM KULTUR PERNIKAHAN ADAT JAWA DESA NGUNUT KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

Text MAKNA SINDURAN DALAM KULTUR PERNIKAHAN ADAT JAWA DESA NGUNUT KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

Abstrak SINDURAN merupakan salah satu prosesi pernikahan Adat Jawa di Kabupaten Tulungagung. Tradisi ini digelar ketika seseorang memiliki hajat untuk menikahkan putra-putrinya. SINDURAN disebut juga dengan “SINENGEPAN SINDUR”, artinya ialah prosesi pernikahan yang dimana kedua mempelai pengantin dibalut dengan kain dibelakang sembari diantar oleh ayah dari wanita menuju pelaminan. Adapun juga warna kain sindur yakni berwarna merah dan putih, merah melambangkan semangat sedangkan putih melambangkan bersih dan tidak ada noda(perilaku buruk) Sehingga Sinduran menjadi salah satu hal yang tidak boleh terlupakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna Sindur, nilai serta pendapat masyarakat terhadap prosesi pernikahan dalam Adat Budaya di Jawa yang telah lama digunakan, serta mempertahankan tradisi yang sudah lama menjadi turun temurun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara. Lokasi penelitian dilaksanakan di desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan yang telah diwawancarai oleh peneliti mengatakan bahwa Sindur merupakan adat dalam pernikahan yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat Ngunut dan juga dipercayai agar sebuah keharmonisan akan selalu menyertai dalam rumah tangga kedua mempelai, mempermudah mencari rezeki serta selalu bergairah dalam melakukan kegiatan di dalam rumah tangga. Kata Kunci: Pernikahan, SINDURAN , Nilai budaya

Actions (login required)

View Item