AISA TRI ISTIKOMAH, 126102212125 and AHMAD MUSONNIF, 197810242009121001 (2025) PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BATAS MINIMAL MAHAR ANTARA STANDAR FIKIH DAN TUNTUTAN SOSIAL (Studi Kasus di Desa Beji Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung). [ Skripsi ]
|
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (55kB) |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (20kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (80kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (92kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (56kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (94kB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (27kB) |
|
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (14kB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (10kB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (655kB) |
Abstract
AISA TRI ISTIKOMAH , NIM 126102212125 , Persepsi Masyarakat Tentang Batas Minimal Mahar Antara Standar Fikih dan Tuntutan Sosial , Program Studi Hukum Keluarga Islam , Fkultas Syariah dan Ilmu Hukum , Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Tahun 2025 , Dosen Pembimbing Dr. Ahmad Musonnif , M.H.I . Kata Kunci : Batas Minimal Mahar Antara Standar Fikih Dan Tuntutan Sosial. Penelitian ini didasari oleh adanya perbedaan antara standar fikih dan tuntutan sosial mengenai batas minimal mahar dalam pernikahan, yang dilihat dari dua perspektif yaitu standar fikih dan tuntutan sosial yang berkembang. Mahar sebagai salah satu syarat sahnya pernikahan dalam Islam memiliki ketentuan yang bersifat normatif menurut fikih, namun dalam praktik sosial masyarakat seringkali mengalami dinamika dan perbedaan interpretasi. Dengan adanya perbedaan tersebut membuat peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “ Persepsi Masyarakat Tentang Batas Minimal Mahar Antara Standar Fikih dan Tuntutan Sosial. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana persepsi Masyarakat tentang batas minimal mahar yang di pengaruhi tuntutan sosial di desa beji ?, 2) Bagaimana Persepsi fikih tentang batas – batas mahar yang di tentukan oleh tuntutan sosial ?. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung mengenai batas minimal mahar dalam pernikahan, dengan menyoroti perbedaan antara standar fikih Islam dan tuntutan sosial yang berkembang. Mahar merupakan salah satu unsur penting dalam pernikahan Islam, yang secara fikih tidak ditetapkan batas minimalnya, selama memiliki nilai dan disepakati kedua belah pihak. Namun, dalam praktik sosial, mahar sering kali dipengaruhi oleh norma masyarakat, seperti faktor gengsi, status sosial, dan ekonomi, yang berujung pada penetapan nominal mahar yang tinggi dan memberatkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Beji memiliki persepsi yang beragam terhadap batas minimal mahar. Sebagian besar masyarakat cenderung mengikuti tuntutan sosial sebagai tolok ukur dalam menentukan mahar, sementara sebagian lainnya tetap berpegang pada ajaran fikih yang lebih fleksibel dan menekankan pada prinsip kesederhanaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penguatan pemahaman fikih dalam praktik sosial keagamaan, serta sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan atau edukasi tentang mahar dalam masyarakat Muslim. Persepsi fikih terhadap batas minimal mahar yang ditentukan oleh tuntutan sosial menegaskan bahwa dalam fikih Islam, khususnya menurut mayoritas ulama seperti Imam Syafi'i, mahar tidak memiliki batas minimal yang kaku, selama mahar tersebut memiliki nilai dan disepakati kedua belah pihak. Fikih lebih menekankan kemudahan, kesederhanaan, dan tidak memberatkan. Namun, dalam praktik sosial, tuntutan terhadap nilai mahar yang tinggi kadang bertentangan dengan prinsip fikih ini. Dengan demikian, terdapat kesenjangan antara ajaran fikih dan realitas sosial yang menyebabkan nilai mahar sering kali menjadi hasil kompromi antara nilai-nilai agama dan tuntutan budaya lokal Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara pemahaman fikih dan praktik sosial dalam penentuan mahar. Masyarakat sering kali harus menyeimbangkan antara keinginan untuk memenuhi ekspektasi sosial dan komitmen terhadap prinsip-prinsip keagamaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penguatan pemahaman fikih dalam praktik sosial keagamaan, serta sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan atau edukasi tentang mahar dalam masyarakat Muslim.
| Item Type: | Skripsi |
|---|---|
| Subjects: | Hukum > Hukum Keluarga Islam |
| Divisions: | Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam |
| Depositing User: | 126102212125 AISA TRI ISTIKOMAH |
| Date Deposited: | 03 Dec 2025 06:27 |
| Last Modified: | 03 Dec 2025 06:27 |
| URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/63772 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
