KONSEP ISTIDRᾹJ DALAM AL-QUR’AN:STUDI PEMIKIRAN BUYA HAMKA MENGENAI ISTIDRᾹJ DALAM TAFSIR AL-AZHᾹR

ULFA FADLILLAH, 126301213103 and HERU SETIAWAN, 198702232025211003 (2025) KONSEP ISTIDRᾹJ DALAM AL-QUR’AN:STUDI PEMIKIRAN BUYA HAMKA MENGENAI ISTIDRᾹJ DALAM TAFSIR AL-AZHᾹR. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (486kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (311kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (199kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (343kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (590kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (383kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (441kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (405kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (188kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (169kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (104kB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang konsep istidrāj dalam Tafsir Al-Azhār karya Buya Hamka dengan rumusan masalah:(1) bagaimana wawsan al-Qur’an tentang istidrāj (2) bagaimana istidrāj dipahami dalam kitab tafsir Al-Azhār, dan (3) bagaimana klasifikasi istidrāj dalam tafsir tersebut. Metode yang digunakan adalah Penelitian pustaka (library reserch), yaitu metode pengumpulan data dengan menelusuri dan menelaah bahan pustaka, terutama tafsir Al-Azhār sebagai sumber utama, dan literarul lainnya yang dianggap relavan. Analisis data dilakukan secara deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan objek dari data yang dikumpulkan kemudian ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam meskipun secara lafadz, istidrāj dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam dua surat, tepatnya pada Q.S. Al-A’raf ayat 182 dan Q.S. Al-Qalam ayat 44, namun terdapat beberapa istilah yang semakna dengan istidrāj. Istilah tersebut diantaranya al-imla, al-kaid, al-makr dan al-khid’ah. Dalam Tafsir Al-Azhār istidrāj dipahami sebagai proses di mana Allah memberikan kelapangan dan kenikmatan duniawi secara terus-menerus kepada orang yang gemar bermaksiat dan melupakan peringatan-Nya. Kenikmatan tersebut tampak sebagai anugerah (nikmat), namun sejatinya adalah ujian dan tipu daya yang menjerumuskan pelakunya semakin jauh dari kebenaran tanpa ia sadari. Buya Hamka menegaskan bahwa istidrāj adalah “nikmat yang membinasakan”. Kenikmatan yang diberikan bukan untuk kemuliaan, melainkan sebagai bentuk pengabaian atau bahkan ancaman hingga akhirnya orang tersebut tertimpa azab secara tiba-tiba. Dengan demikian, posisi istidrāj dalam Tafsir Al-Azhār adalah: di satu sisi tampak sebagai nikmat yang melimpah, namun di sisi lain hakikatnya adalah musibah tersembunyi yang membawa kehancuran dan penyesalan di dunia dan akhirat. Fenomena ini menjadi peringatan agar manusia tidak terbuai oleh kenikmatan duniawi yang bisa jadi merupakan bentuk ujian atau hukuman dari Allah.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Al Quran
Agama > Tafsir Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 126301213103 ULFA FADLILLAH
Date Deposited: 07 Nov 2025 02:20
Last Modified: 07 Nov 2025 02:20
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/63830

Actions (login required)

View Item View Item