PANDANGAN ULAMA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA TRENGGALEK TERHADAP FENOMENA PERNIKAHAN MENGGUNAKAN MAHAR MASJID DI INDONESIA

HABIB RAMADHAN, 126102213264 and SITI KHOIROTUL ULA, 199002072019032017 (2025) PANDANGAN ULAMA MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA TRENGGALEK TERHADAP FENOMENA PERNIKAHAN MENGGUNAKAN MAHAR MASJID DI INDONESIA. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (991kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (366kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (148kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (316kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (357kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (235kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (365kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (212kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (129kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (263kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (845kB)

Abstract

Kata Kunci: Pernikahan, Mahar Masjid, Muhammadiyah, Nadhlatul Ulama. Pernikahan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia yang tidak hanya berkaitan dengan aspek sosial dan budaya, tetapi juga melibatkan nilai-nilai agama yang mendalam. Salah satu unsur penting dalam pernikahan adalah mahar, yang dikenal sebagai pemberian dari mempelai pria kepada mempelai wanita sebagai simbol tanggung jawab dan penghormatan. Pemberian mahar berupa masjid pada pernikahan ini memunculkan pertanyaan tentang apakah hal tersebut sah menurut hukum Islam dan apakah sesuai dengan perspektif tokoh agama dari kalangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di wilayah tersebut. Penelitian ini berfokus pada pada: 1) Bagaimana pandangan tokoh agama dari kalangan Muhammadiyah terhadap fenomena pernikahan menggunakan mahar masjid? 2) Bagaimana pandangan tokoh agama dari kalangan Nahdlatul Ulama terhadap fenomena pernikahan menggunakan mahar masjid? 3) Sejauh mana perbedaan dan persamaan pandangan antara tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terkait penggunaan masjid sebagai mahar dalam pernikahan?. Peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pandangan tokoh agama dari kalangan Muhammadiyah terhadap fenomena pernikahan menggunakan mahar masjid hukum masjid. 2) Untuk mengetahui pandangan tokoh agama dari kalangan Nahdlatul Ulama terhadap fenomena pernikahan menggunakan mahar masjid hukum. 3) Untuk menganalisis persamaan dan perbedaan Pandangan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mengenai penggunaan masjid sebagai mahar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian menggunakan field research yaitu biasa disebut dengan penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pandangan Muhammadiyah bersikap lebih fleksibel dan kontekstual, penekanan Muhammadiyah terletak pada kemanfaatan, kesepakatan kedua pihak, dan tidak memberatkan pihak laki-laki. 2) Pandangan Nahdlatul Ulama cenderung lebih ketat dan konservatif, berlandaskan fikih klasik dan kitab kuning dalam madzhab Syafi’i, namun sebagian tokoh agama Nahdlatul Ulama membolehkan jika belum diwakafkan dan murni milik suami, maka dalam kondisi tertentu bisa diperbolehkan. 3) Kepemilikan pribadi masjid sebagai syarat utama. Baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama sepakat bahwa masjid hanya sah dijadikan mahar apabila masih merupakan milik pribadi dan belum diwakafkan.

Item Type: Skripsi
Subjects: Hukum > Hukum Islam
Hukum > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: 126102213264 HABIB RAMADHAN
Date Deposited: 13 Nov 2025 07:38
Last Modified: 13 Nov 2025 07:38
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/64035

Actions (login required)

View Item View Item