KERUSAKAN LINGKUNGAN: TELAAH SURAH AR-RUM AYAT 41 DENGAN PENDEKATAAN MA'NA>-CUM-MAGHZA>

MIFTAHUL 'ULYA, 126301211023 and MUHAMMAD RIDHO, 197405111998031001 (2025) KERUSAKAN LINGKUNGAN: TELAAH SURAH AR-RUM AYAT 41 DENGAN PENDEKATAAN MA'NA>-CUM-MAGHZA>. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (323kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (122kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (345kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (333kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (109kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (324kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (471kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (138kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (171kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (346kB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Kerusakan Lingkungan : Telaah Surah Ar-Rum Ayat 41 dengan Pendekatan Ma’na>-cum-Maghza>” ini ditulis oleh Miftahul ‘Ulya, NIM 126301211023, dengan pembimbing Dr. Muhammad Ridho, M.A. Kata Kunci : Kerusakan lingkungan, Ar-Rum ayat 41, Ma’na>-cum-Maghza> Dunia kita saat ini dihadapkan pada kenyataan pahit. Kerusakan lingkungan yang semakin parah, baik di daratan maupun di lautan. Kita menyaksikan sendiri dampaknya, mulai dari bencana alam yang kian sering, kepunahan spesies, hingga perubahan iklim ekstrem yang mengancam keberlangsungan hidup seluruh makhluk. Fenomena ini bukan lagi sekadar isu pinggiran, melainkan krisis global yang menuntut perhatian serius. Ironisnya, di balik semua ini, manusia seringkali menjadi penyebab utama kerusakan tersebut. Padahal, sebagai umat beragama, khususnya Muslim, kita diajarkan untuk menjaga dan melestarikan alam sebagai titipan Ilahi. Oleh karena itu, skripsi ini hadir untuk menggali hikmah dan petunjuk dari Surah Ar-Rum ayat 41 dalam Al-Qur'an, yang secara gamblang menjelaskan hubungan timbal balik antara perbuatan manusia dan kerusakan yang terjadi di muka bumi. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan ma’nā-cum-maghzā, yang tidak hanya mengkaji makna literal, tetapi juga menggali relevansi pesan moralnya untuk konteks kekinian. Penelitian ini berangkat dari dua pertanyaan utama yang esensial. Pertama, bagaimana para ulama tafsir, baik dari masa klasik maupun kontemporer, menafsirkan Surah Ar-Rum ayat 41? Memahami berbagai perspektif penafsiran mereka sangat penting untuk menangkap makna dasar (ma’nā) ayat tersebut, sekaligus melihat bagaimana pemahaman terhadap kerusakan lingkungan ini telah berkembang sepanjang sejarah Islam. Kedua, bagaimana Surah Ar-Rum ayat 41 dapat kita pahami dan implementasikan dengan pendekatan ma’nā-cum-maghzā dalam menghadapi tantangan kerusakan lingkungan di era modern ini? Pendekatan ini tidak sekadar membaca teks, tetapi berupaya menangkap pesan mendalam (maghzā) serta relevansi kontekstualnya agar ayat ini tidak hanya menjadi teks suci, tetapi juga panduan praktis dalam upaya menjaga kelestarian alam. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan (library research). Saya akan menyelami dan menganalisis berbagai sumber primer dan sekunder, mulai dari kitab-kitab tafsir Al-Qur'an klasik dan kontemporer, h}adis|, jurnal ilmiah, buku-buku, hingga literatur relevan lainnya yang membahas isu kerusakan lingkungan dari sudut pandang Islam. Semua data yang terkumpul kemudian akan dianalisis secara mendalam menggunakan kerangka pendekatan ma’nā-cum-maghzā untuk menemukan makna implisit, pesan moral, dan relevansi praktis dari Surah Ar-Rum ayat 41 bagi upaya konservasi dan mitigasi kerusakan lingkungan saat ini. Penafsiran Surah Ar-Rum ayat 41 menurut para ulama secara umum mengungkapkan bahwa kerusakan di darat dan di laut merupakan akibat langsung dari perbuatan atau dosa manusia. Namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Ulama klasik cenderung menafsirakan kerusakan dengan kerusakan akidah dan moral. Penafsiran tersebut berkembang pada era ulama kontemporer. Tidak hanya kerusakan akidah dan moral namun juga kerusakan lingkungan. Sementara itu, pendekatan mana-cum-maghza terhadap ayat ini menguraikan dua dimensi. Pertama, ma’na> yang menelusuri pemahaman historis dan literal ayat, serta maghza> yang menarik relevansi kontemporer ayat tersebut sebagai dasar etika lingkungan Islam, mendorong tanggung jawab manusia sebagai khali>fah untuk konservasi dan restorasi lingkungan dalam menghadapi kerusakan lingkungan.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Tafsir Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 126301211023 MIFTAHUL 'ULYA
Date Deposited: 09 Dec 2025 01:57
Last Modified: 09 Dec 2025 01:57
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/64711

Actions (login required)

View Item View Item