IMPLEMENTASI METODE BELAJAR STORY TELLING GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI MTs PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN TANEN REJOTANGAN TULUNGAGUNG

MUHAMMAD NIZAR HANAFI, 126201212101 and MOH. ALI ABDUL SHOMAD VERY EKO ATMOJO, 197301112007101001 (2025) IMPLEMENTASI METODE BELAJAR STORY TELLING GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI MTs PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN TANEN REJOTANGAN TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (958kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (401kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (367kB)
	Text BAB I.pdf Download (405kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (863kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (387kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (868kB)
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (360kB)
	Text BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (299kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (257kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Implementasi Metode Belajar Story Telling Guru Sejarah Kebudayaan Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di Mts Pesantren Sabilil Muttaqien Tanen Rejotangan Tulungagung” ini ditulis oleh Muhammad Nizar Hanafi, NIM.126201212101, dengan pembimbing Moh.Ali Shomad Very Eko Atmojo, S.Ag., M.Pd.I. Kata kunci: Metode Pembelajaran, Story Telling, Guru SKI, Minat Belajar Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang berlangsung sepanjang hayat dan berperan penting dalam membentuk kepribadian, akhlak, serta pengembangan potensi diri peserta didik. Pendidikan tidak hanya berfokus pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menekankan pembentukan karakter yang utuh dan seimbang. Dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran strategis dalam memilih metode yang sesuai untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Salah satu metode yang dianggap efektif adalah storytelling, yaitu teknik penyampaian materi melalui cerita yang menarik dan menyenangkan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di MTs Sabilil Muttaqien, ditemukan bahwa pembelajaran sejarah kebudayaan Islam masih berlangsung secara konvensional seperti mencatat, mendikte, dan membaca, Dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, masih terdapat ruang untuk meningkatkan perhatian dan partisipasi aktif peserta didik. Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa minat belajar peserta didik bervariasi. Hal ini membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan menyenangkan, sehingga peserta didik dapat lebih termotivasi dan tertarik terhadap pelajaran Sejarah Kebudayaan IslamOleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji penerapan metode storytelling sebagai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas metode tersebut serta memberikan alternatif pendekatan yang lebih menarik dan bermakna dalam proses belajar mengajar. Adapun penelitian ini didasari oleh tiga focus penelitian yakni; 1)Bagaimana perencanaan metode story telling dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di MTs pesantren sabilil muttaqien Tanen Rejotangan Tulungagung ? 2)Bagaimana penerapan metode story telling dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di MTs pesantren sabilil muttaqien Tanen Rejotangan Tulungagung ? 3)Apa kendala yang dihadapi guru dalam penerapan metode story telling untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di MTs pesantren sabilil muttaqien Tanen Rejotangan Tulungagung ? Dengan acuan ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif jenis studi kasus yakni dengan cara mencari sendiri di lapangan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Yang kemudian disusun dalam bentuk tulisan atau deskripsi. Penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Echols Adapun menurut Echols “Story Telling ” terdiri atas dua kata yaitu Story yang berarti Cerita, dan Telling yang berarti penceritaan.”Penggabungan kedua kata tersebut (Story Telling ) berarti penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Adapun hasil penelitian yang peneliti dapatkan ialah; 1)Perencanaan metode pembelajaran storytelling pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dilakukan secara sistematis oleh guru melalui penyusunan dokumen pembelajaran yang lengkap, meliputi CP SKI, alur tujuan pembelajaran, pemetaan kompetensi, SKL, KKTP, program tahunan, dan program semester. Tujuan perencanaan ini adalah untuk memastikan proses pembelajaran berlangsung secara konsisten dan transparan. Guru juga menyusun silabus setiap semester, menyiapkan media pembelajaran berupa video sejarah, melakukan evaluasi melalui soal latihan setiap bab, serta merekap nilai siswa setiap semester sebagai indikator keberhasilan metode storytelling. 2)Dalam penerapannya, metode storytelling digunakan untuk menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan membangun keterlibatan siswa. Guru menyampaikan materi secara interaktif, mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan bertanya, serta menyisipkan kisah inspiratif yang dapat memotivasi dan menanamkan nilai-nilai positif. Hasilnya, siswa menunjukkan antusiasme tinggi dan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran karena metode ini membuat materi terasa hidup dan mudah dipahami. 3)Namun, pelaksanaan metode ini juga menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan fasilitas pembelajaran, penjadwalan pelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang menarik, serta kejenuhan siswa akibat metode pembelajaran yang masih bersifat satu arah. Kendala-kendala ini menjadi tantangan yang perlu diatasi agar pembelajaran dengan metode storytelling dapat berjalan lebih optimal dan efektif.

Actions (login required)

View Item