PERAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PELAKU USAHA INDUSTRI TAHU DAN TEMPE DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN FIQIH BI’AH (Studi Kasus Di Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung)

MUHAMMAD ZAKKI MUAFIQ, 126103211083 and NURUSH SHOBAHAH, 198905102018012003 (2025) PERAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH PELAKU USAHA INDUSTRI TAHU DAN TEMPE DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN FIQIH BI’AH (Studi Kasus Di Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung). [ Skripsi ]

[img] Text
COVER .pdf

Download (664kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (523kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (235kB)
[img] Text
BAB I .pdf

Download (415kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (652kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (443kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (430kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (641kB)
[img] Text
BAB VI .pdf
Restricted to Registered users only

Download (258kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA-1.pdf

Download (390kB)
[img] Text
DATA LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Industri kecil seperti produksi tahu dan tempe memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat lokal, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dan penyediaan pangan. Namun, industri ini juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan apabila limbahnya tidak dikelola secara baik. Di Desa Rejosari, limbah cair dari industri tahu dan tempe menjadi sumber pencemaran yang serius, menyebabkan bau menyengat dan mencemari saluran air, serta menimbulkan keluhan dari masyarakat. Meskipun pemerintah desa telah berupaya memberikan solusi seperti penyediaan sumur resapan, pelaku usaha belum menunjukkan kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran masyarakat dalam pencegahan pencemaran lingkungan di Desa Rejosari dari dua perspektif: hukum positif dan Fiqih Bi’ah . Dalam hukum positif, masyarakat memiliki hak dan kewajiban untuk berperan aktif dalam perlindungan lingkungan sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Sementara itu, dalam perspektif Fiqih Bi’ah , menjaga lingkungan adalah bentuk ibadah dan tanggung jawab kolektif umat Islam untuk mencegah kerusakan (fasad) dan menjaga keseimbangan alam (mizan) dan juga menggunakan konsep Amar Makruf nahi mungkar untuk saling mengingatkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di Desa Rejosari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan pencemaran masih rendah akibat kurangnya sosialisasi hukum dan nilai-nilai keagamaan terkait lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi antara edukasi hukum dan pendekatan religius untuk meningkatkan xxv kesadaran serta keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Industri tahu dan tempe di Desa Rejosari berkontribusi pada ekonomi lokal dengan membuka lapangan kerja, namun juga menyebabkan pencemaran air akibat limbah cair yang tidak terkelola. Partisipasi warga dalam pengawasan limbah masih rendah karena kurangnya kesadaran, takut kehilangan pekerjaan, serta minimnya dukungan dan fasilitas dari pemerintah desa. Padahal, sesuai UU No. 32 Tahun 2009 dan PP No. 22 Tahun 2021, masyarakat berhak dan wajib terlibat dalam pengelolaan lingkungan. Untuk itu, diperlukan peningkatan kapasitas warga, penyediaan sarana pelaporan yang aman, serta dukungan pemerintah dan organisasi sipil agar masyarakat dapat berperan aktif menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Peran masyarakat Desa Rejosari dalam mencegah pencemaran industri tahu dan tempe tercermin melalui prinsip fiqih Islam seperti hifzh al-nafs, hifzh al-mal, dan hisbah. Mereka aktif bergotong royong dan memberi iuran untuk menjaga kebersihan saluran air. Namun, lemahnya pengawasan terhadap pelaku usaha menyebabkan pencemaran terus terjadi. Karena itu, prinsip hisbah dan nilai amar ma’ruf nahi munkar perlu diperkuat sebagai bentuk tanggung jawab bersama agar pelaku usaha mengelola limbah dengan bijak. Nilai-nilai Islam pun dapat nyata diterapkan demi lingkungan yang lestari dan masyarakat sejahtera

Item Type: Skripsi
Subjects: Hukum > Hukum Tata Negara > Desa
Hukum > Hukum Tata Negara
Hukum > Perlindungan Hukum
Hukum > Undang-undang
Divisions: Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum > Hukum Tata Negara
Depositing User: 126103211083 MUHAMMAD ZAKKI MUAFIQ
Date Deposited: 24 Dec 2025 04:18
Last Modified: 24 Dec 2025 04:18
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/65259

Actions (login required)

View Item View Item