DEWI RATNAWATI, 12506174017 (2019) STRATEGI PEMBELAJARAN ASATIDZ DALAM MEMBENTUK GENERASI QUR’ANI (Studi Multikasus di SMP Tahfidz Ar Rasyid Tulungagung dan SMP Islam Al Azhar Tulungagung). [ Thesis ]
|
Text
COVER.pdf Download (853kB) | Preview |
|
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (698kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (158kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (206kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (329kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (207kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (721kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (235kB) | Preview |
|
|
Text
BAB VI.pdf Download (132kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR RUJUKAN.pdf Download (194kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Tesis berjudul “Strategi Asatidz dalam Membentuk Generasi Qur’ani(Studi Multikasus di SMP Tahfidz Ar Rasyid Tulungagung dan SMP Islam Al Azhar Tulungagung)” ditulis oleh Dewi Ratnawati dengan pembimbing atau promotor Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. dan Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. Kata Kunci : Strategi Asatidz dan Generasi Qur’ani. Penelitian tesis yang ditulis oleh peneliti, ini dilatarbelakangi sebuah fenomena unik yang langka ditemukan di lembaga pendidikan umum lainnya. Dua lembaga yag memiliki keunikan tersebut yaitu Sekolah Menengah Pertama Tahfidz Ar Rasyid Tulungagung dan Sekolah Menegah Pertama Islam Al Azhar Tulungagung. Keunikan yang ada di dua lokasi itu. Pertama, Sekolah Menengah Pertama Tahfidz Ar Rasyid Tulungagung meliputi peserta didik diwajibkan hafal lima belas juz sebelum lulus, tersedianya pengajar yang hafidz, peserta didik diwajikan untuk tinggal di asmara atau pondok pesantren, peserta didik dilarang membawa gadget, ada pembinaan khusus bagi peserta didik yang belum bisa membaca atau belum lancar bacaan Al-Qur’annya, adanya penanaman sikap spiritual yang dilakukan pendidik di dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, serta tersedianya fasilitas yang menunjang peserta didik menjadi pribadi yang Qur’ani. Kedua, Sekolah Menegah Pertama Islam Al Azhar Tulungagung meliputi peserta didik yang tahfidz di wajibkan hafal sepuluh juz sebelum lulus, bagi peserta didik yang tidak mengambil program tahfidz harus hafal juz tiga puluh sebelum lulus, tersedianya asatidz yang bersertifikat qur’an, adanya pembinaan khusus bagi peserta didik yang belum benar bacaan Al-Qur’annya, serta adanya penanaman sikap spiritual yang dilakukan asatidz di dalam proses pembelajaran Al-Qur’an. Pertanyaan peneliti diantaranya yaitu bagaimana strategi asatidz dalam membentuk pemahaman qur’ani, bagaimana strategi asatidz dalam membetuk perilaku qur’ani, dan bagaimana strategi asatidz dalam membentuk kecakapan qur’ani. Metode penelitian yang digunakan peneliti meliputi Pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan studi kasus. Instrumen tidak lain peneliti sendiri. Lokasi penelitian di Sekolah Menengah Pertama Tahfidz Ar Rasyid Tulungagung dan Sekolah Menegah Pertama Islam Al Azhar Tulungagung. Sumber data asatidz, siswa atau santri, peristiwa, serta berkas atau dokumen yang berkenaan dengan fokus penelitian. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi nonpartisipan, sera dokumen. Analisis yang digunakan analisis dalam kasus dan lintas kasus. Pengecekan data meliputi standar kredibilitas, standar transferabilitas, standar dependabilitas, dan standar konfirmabilitas. Temuan peneliti. Pertama, strategi asatidz dalam membentuk pemahaman qur’ani yaitu perencanaan berbentuk abstrak, pelaksanaan yang meliputi metode yang digunakan di dua lokasi tersebut beranekaragam, materi yang disampaikantidak lain merupakan cara membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan tajjuwid dan ghorib, serta tujuan dari pembentukan pemahaman qur’ani di dua lokasi tersebut, yaitu agar santri atau peserta didik dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajjuwid dan ghorib. Sisi perbedaan di dua lokasi tersebut terletak pada metode, sumber belajar, serta waktu yang digunakan asatidz dalam membentukan pemahaman qur’ani, evaluasi yang digunakan berupa pembenahan terhadap bacaan Al-Qur’an yang sesuai dengan standar bacaan Al-Qur’an yang benar. Sisi perbedaan evaluasi yang dilakukan asatidz terlihat dari waktu pelaksanaan serta tahapannya. Kedua, strategi asatidz dalam membentuk perilaku qur’ani yaitu perencanaan berbentuk abstrak, pelaksanaan yang meliputi metode yang digunakan di dua lokasi tersebut beranekaragam, materi yang disampaikan tidak lain berupa perilaku atau akhlak terpuji yang sesuai dengan teladan Rasulullah, serta tujuan dari pembentukan perilaku qur’ani di dua lokasi tersebut, yaitu agar santri atau peserta didik dalam berperilaku sesuai dengan teladan Rasulullah. Sisi perbedaan di dua lokasi tersebut terletak pada metode, sumber belajar, serta waktu yang digunakan dalam pembentukan perilaku qur’ani, evaluasi yang digunakan asatidz berupa observasi. Ketiga, strategi asatidz dalam mebentuk kecakapan qur’ani, yaitu perencanaan berbentuk abstrak, pelaksanaan yang meliputi metode yang digunakan di dua lokasi tersebut beranekaragam, materi yang disampaikan tidak lain berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dihafalkan atau yang sedang disetorkan santri atau peserta didik, serta tujuan dari pembentukan kecakapan qur’ani di dua lokasi tersebut, yaitu agar santri atau peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an sesuai dengan standar hafalan Al-Qur’an yang benar serta memiliki ingatan kuat terhadap ayat yang dihafalkannya . Sisi perbedaan di dua lokasi tersebut terletak pada metode, sumber belajar, serta waktu yang digunakan dalam pembentukan kecakapan qur’ani, evaluasi yang digunaan asatidz berupa pembenahan terhadap hafalan AL-Qur’an santri atau peserta didik. Letak perbedaan dari evaluasi di dua lokasi tersebut terlihat dari tahapan evaluasi yang dilakukan oleh asatidz.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Subjects: | Agama |
Divisions: | Pascasarjana > Thesis > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | 12506174017 DEWI RATNAWATI |
Date Deposited: | 07 Aug 2019 02:14 |
Last Modified: | 07 Aug 2019 02:14 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/12789 |
Actions (login required)
View Item |