TITA NIA MEILINDASARI, 12204183277 (2022) KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI DIBEDAKAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING DI KELAS VIII-F SMPN 2 SUMBERGEMPOL. [ Skripsi ]
Text
COVER.pdf Download (577kB) |
||
Text
ABSTRAK.pdf Download (733kB) |
||
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (271kB) |
||
|
Text
BAB I.pdf Download (472kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (781kB) |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (464kB) |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (755kB) |
||
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (339kB) |
||
Text
BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (197kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (323kB) |
Abstract
Skripsi dengan judul “Kemampuan Penalaran Ilmiah Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Pada Materi Fungsi Dibedakan Berdasarkan Gaya Belajar Experiential Learning Di Kelas VIII-F SMPN 2 Sumbergempol” ini ditulis oleh Tita Nia Meilindasari, NIM. 12204183277, pembimbing Dr.Syaiful Hadi, M.Pd. Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Ilmiah, Memecahkan Masalah, Fungsi, Gaya Belajar Experiential Learning Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pemahaman konsep yang mengakibatkan siswa kelas VIII-F di SMPN 2 Sumbergempol masih mengalami kesulitan dalam menguasai matematika sehingga tidak mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan konsep yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa dalam mengerjakan suatu permasalahan dalam matematika masih dengan konsep menghafal rumus-rumus dan keterampilan menghitung yang sudah ada seperti yang dicontohkan oleh guru. Sehingga kurang memberikan kesempatan siswa untuk melakukan proses analisis yang mengakibatkan kualitas berpikir dan menalar siswa menjadi rendah. Hal ini membutuhkan kemampuan penalaran yang baik untuk menguasai matematika dengan benar. Kemampuan penalaran yang meliputi pemahaman konsep adalah kemampuan penalaran ilmiah. Kemampuan penalaran ilmiah sangat penting dalam memecahkan masalah matematika karena agar dapat menerapkan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Selain itu, kemampuan penalaran ilmiah setiap siswa berbeda-beda, salah satu yang mempengaruhi yaitu tipe gaya belajar. Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan gaya belajar experiential learning untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran ilmiah siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran ilmiah siswa kelas VIII-F di SMPN 2 Sumbergempol dalam memecahkan masalah matematika pada materi fungsi dibedakan berdasarkan gaya belajar feeling and watching, thinking and watching, thinking and doing, dan feeling and doing. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang diambil dari kelas VIII-F di SMPN 2 Sumbergempol yang terdiri dari 1 siswa bergaya belajar feeling and watching, 1 siswa bergaya belajar thinking and watching, 1 siswa bergaya belajar thinking and doing, dan 1 siswa bergaya belajar feeling and doing. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes dan wawancara. Hasil angket digunakan sebagai acuan untuk menentukan siswa mana yang akan diteliti untuk diberikan tes dan wawancara dengan mengambil 1 siswa setiap jenis gaya belajar yang dimiliki. Dan hasil tes siswa dianalisis berdasarkan indikator kemampuan penalaran ilmiah dan diperkuat dengan hasil wawancara siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan penalaran ilmiah siswa yang memiliki gaya belajar Feeling and Watching dalam memecahkan masalah matematika tidak terikat dengan cara pada proses memecahkan soal sebelumnya dan tidak dapat memenuhi semua indikator penalaran ilmiah pada keempat tahap memecahkan masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah siswa hanya mampu memenuhi 2 dari 3 indikator penalaran ilmiah dan tidak mampu memenuhi 2 indikator penalaran ilmiah pada tahap memeriksa kembali penyelesaian. 2) Kemampuan penalaran ilmiah siswa yang memiliki gaya belajar Thinking and Watching dalam memecahkan masalah matematika cenderung lebih teliti dalam mengamati soal untuk kemudian dipikirkan proses pemecahannya serta dapat memenuhi semua indikator penalaran ilmiah pada keempat tahap memecahkan masalah dengan baik. 3) Kemampuan penalaran ilmiah siswa yang memiliki gaya belajar Thinking and Doing dalam memecahkan masalah matematika cenderung tidak mencoba cara-cara baru dalam memecahkan soal sehingga tidak dapat memenuhi semua indikator penalaran ilmiah pada keempat tahap memecahkan masalah. Pada tahap melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah siswa hanya mampu memenuhi 1 dari 2 indikator penalaran ilmiah dan hanya mampu memenuhi 1 dari 2 indikator penalaran ilmiah pada tahap memeriksa kembali penyelesaian. 4) Kemampuan penalaran ilmiah siswa yang memiliki gaya belajar Feeling and Doing dalam memecahkan masalah matematika cenderung menebak dan menguji (coba-coba) tanpa berpikir lebih dalam dan tidak dapat memenuhi semua indikator penalaran ilmiah pada keempat tahap memecahkan masalah. Pada tahap melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah siswa hanya mampu memenuhi 1 dari 2 indikator penalaran ilmiah dan hanya mampu memenuhi 1 dari 2 indikator pada tahap memeriksa kembali penyelesaian.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Gaya Belajar Matematika |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Matematika |
Depositing User: | 12204183277 Tita Nia Meilindasari |
Date Deposited: | 14 Jul 2022 04:35 |
Last Modified: | 14 Jul 2022 04:35 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/27293 |
Actions (login required)
View Item |