PROSES BERPIKIR KONEKTIF DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT SISWA KELAS XI MAS RADEN PAKU DAN MAS DARUNNAJAH TRENGGALEK

SAFIRA NUR RAHMA, 12851221019 (2023) PROSES BERPIKIR KONEKTIF DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT SISWA KELAS XI MAS RADEN PAKU DAN MAS DARUNNAJAH TRENGGALEK. [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (573kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (376kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAS ISI.pdf

Download (236kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (288kB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (228kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (152kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (924kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (159kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (55kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (200kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Tesis dengan judul “Proses Berpikir Konektif dalam Pemecahan Masalah Ditinjau dari Adversity Quotient Siswa kelas XI MAS Raden Paku dan MAS Darunnajah Trenggalek.” Ini ditulis oleh Safira Nur Rahma, NIM.12851221019, pembimbing 1 Dr.Ummu Sholihah, S.Pd, M.Si dan pembimbing II Dra.Hj. Umy Zahroh, M.Kes., Phd. Kata kunci : Berpikir Konektif, Pemecahan Masalah, Adversity Quotient Proses berpikir konektif merupakan proses terjadinya pembentukan skema berpikir dalam mengaitkan antar ide-ide matematis ketika membangun koneksi matematika. Berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa dalam proses pemecahan masalah siswa melakukan kesalahan dalam menginterpretasi tentang kondisi-kondisi masalah, ketidaktepatan strategi yang digunakan, kesalahan memformulasikan dari bentuk matematika, kesalahan menginterpretasikan pada konsep-konsep matematika, serta kesalahan dalam perhitungan. Adversity Quotient menjelaskan mengenai kemampuan atau daya juang seseorang dalam menghadapi kesulitan. Maka dari itu diperlukan sebuah analisis untuk mengetahui proses berpikir konektif siswa dalam membangun koneksi matematika pada pemecahan masalah berdasarkan Adversity Quotient. Tujuan dalam peneltian ini adalah 1)Menganalisis dan Mendeskripsikan Proses Berpikir Konektif Siswa dalam Membangun Koneksi Matematis pada Pemecahan Masalah Berdasarkan Adversity Quotient (AQ) Tipe Quitter. 2)Menganalisis dan Mendeskripsikan Proses Berpikir Konektif Siswa dalam Membangun Koneksi Matematis pada Pemecahan Masalah Berdasarkan Adversity Quotient (AQ) Tipe Camper. 3)Menganalisis dan Mendeskripsikan Proses Berpikir Konektif Siswa dalam Membangun Koneksi Matematis pada Pemecahan Masalah Berdasarkan Adversity Quotient (AQ) Tipe Climber. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi multisitus. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa MAS Raden Paku dan 3 siswa MAS Darunnajah Trenggalek. Data yang digunakan ini adalah angket Adversity Quotient, tes pemecahan masalah berpikir konektif dan wawancara semi terstruktur. Analisis data yang dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Siswa tipe quitter S1 dan S2 mampu melewati tiga tahapan Thosio, yaitu ada tahap kognisi, siswa mampu memahami situasi masalah dan memikirkan arah penyelesaian masalah. Pada tahap inferensi siswa mampu mencari informasi yang cocok dan menemukan dasar yang masuk akal untuk merencanakan penyelesaian masalah. Pada tahap formulasi siswa mampu mengaplikasikan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah. 2) Siswa tipe camper S3 dan S4 mampu melewati empat tahapan Thosio, yaitu pada tahap kognisi, siswa mampu memahami situasi masalah dan memikirkan arah penyelesaian masalah. Pada tahap inferensi siswa mampu mencari informasi yang cocok dan menemukan dasar yang masuk akal untuk merencanakan penyelesaian masalah. Pada tahap formulasi siswa mampu mengaplikasikan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap rekonstruksi siswa hanya memeriksa kembali pada sebagian jawaban. 3) Siswa tipe climber S5 dan S6 mampu melewati empat tahapan Thosio, yaitu pada tahap kognisi, siswa mampu memahami situasi masalah dan memikirkan arah penyelesaian masalah. Pada tahap inferensi siswa mampu mencari informasi yang cocok dan menemukan dasar yang masuk akal untuk merencanakan penyelesaian masalah. Pada tahap formulasi siswa mampu mengaplikasikan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap rekonstruksi siswa mampu melihat kembali seluruh proses penyelesaian masalah pada jawaban yang sudah diperoleh.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Matematika
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Tadris Matematika
Depositing User: S.Pd 12208173037 Muhammad Hanif Azhar
Date Deposited: 05 Oct 2023 06:15
Last Modified: 05 Oct 2023 06:15
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/40747

Actions (login required)

View Item View Item