AKULTURASI ISLAM DAN JAWA DALAM KELOMPOK KESENIAN BANTENGAN MERCUET TULUNGAGUNG

NUR AMITA BACHAN, 17302163008 (2023) AKULTURASI ISLAM DAN JAWA DALAM KELOMPOK KESENIAN BANTENGAN MERCUET TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (101kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (87kB)
	Text BAB I.pdf Download (205kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (205kB)
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (217kB)
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (96kB)

Abstract

Skripsi dengan judul “ Akulturasi Islam dan Jawa Dalam Kelompok Kesenian Bantengan Mercuet Tulungagung”, ini ditulis oleh Nur Amita Bachan, Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, NIM 17302163008, pembimbing Akhol Firdaus, S.ag., M.Pd. Kesenian Bantengan merupakan kesenian yang tergolong animal dance sisa dari kepercayaan totemisme. Ciri khas dari animal dance adalah menirukan gerakan binatang yang dianggap merupakan luluhur bagi masyarakat tersebut. Sehingga kesenian ini sangat erat dengan unsur mistik. Unsur mistik dari kesenian Bantengan nampak pada tarian yang memasukkan unsur trance atau kerasukan pada saat pertunjukkan. Dalam setiap pertunjukkan kesenian ini diawali dengan suatu ritual penghormatan atau permintaan izin pada roh-roh dhanyangan yang dianggap sebagai leluhur desa tempat pertunjukkan. Kepercayaan kepada dhanyang pelindung desa merupakan kepercayaan orang Jawa pada dunia lain diluar manusia. Meskipun kesenian Bantengan sangat lekat dengan unsur Jawa, namun para seniman Bantengan juga memiliki kepercayaan terhadap agama Islam, yang merupakan agama para seniman Bantengan Mercuet. Kelompok kesenian Bantengan Mercuet mengakulturasikan budaya Jawa dan Islam dalam berbagai ritual yang dilakukan sebelum pementasan. Bagi kelompok kesenian Bantengan Mercuet, Jawa dan Islam dapat disatukan tanpa harus dipertentangkan. Kata Kunci: Bantengan, Jawa, Islam, Akulturasi, Mistik.

Actions (login required)

View Item