INTERAKSIONISME SIMBOLIK ISLAM DAN ADAT JAWA DALAM TRADISI NYADRAN DAM BAGONG DI MASYARAKAT NGANTRU TRENGGALEK

PRASTOWO IDIL PANGESTU, 126309203122 (2024) INTERAKSIONISME SIMBOLIK ISLAM DAN ADAT JAWA DALAM TRADISI NYADRAN DAM BAGONG DI MASYARAKAT NGANTRU TRENGGALEK. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (349kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (358kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (489kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (503kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (493kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (915kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (732kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (344kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (575kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (886kB)

Abstract

Kabupaten Trenggalek memiliki berbagai ragam tradisi yang dimana tradisi tersebut juga dijadikan objek bagi para wisatawan yang berkunjung. Salah satu objek wisata budaya yang masih berlanjut dan dilestarikan hingga sampai sekarang ini ialah bersih Dam Bagong yang tepatnya terletak di Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek atau warga sekitar menyebutnya dengan istilah nyadran Dam Bagong. Tradisi Nyadran di Trenggalek merupakan ritual simbolik yang mencerminkan perpaduan antara adat Jawa dan unsur-unsur Islam, seperti tahlil, doa bersama, dan pengajian. Tradisi ini berakar pada upacara sraddha dari masa Hindu yang kemudian disesuaikan dengan ajaran Islam setelah masuknya agama tersebut ke Nusantara. Nyadran di Trenggalek bermula dari kisah Menak Sopal, seorang tokoh penyebar Islam yang berusaha membangun tanggul air untuk mengairi sawah, namun selalu gagal hingga ia melakukan upacara adat Nyadran. Setelah sukses, upacara ini terus dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen dan penghormatan terhadap Menak Sopal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana peserta dalam tradisi Nyadran berinteraksi satu sama lain dan bagaimana interaksi ini menghasilkan dan memperkuat pemahaman terhadap simbol-simbol yang ada dalam tradisi tersebut. Selain itu, tujuan penelitian ini untuk menganalisis secara spesifik bagaimana tradisi Nyadran di Dam Bagong dapat diinterpretasikan melalui lensa interaksionisme simbolik. Ini melibatkan studi mendalam tentang elemen-elemen ritual, termasuk persiapan fisik dan pembersihan lokasi upacara, serta bagaimana semua ini mencerminkan kesiapan dan kemurnian spiritual para peserta, sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat setempat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara mendalam dengan informan kunci seperti pegawai Dinas Pariwisata, juru kunci lokasi, dan masyarakat lokal untuk menggali informasi secara mendalam; observasi nonpartisipan melalui video di YouTube untuk mengamati ritual Nyadran tanpa terlibat langsung dalam aktivitas tersebut guna mengumpulkan data tentang perilaku dan interaksi; serta dokumentasi dengan mengumpulkan dan menganalisis data tertulis, visual, atau digital untuk mendukung data dari wawancara dan observasi, serta menjaga jejak langkah-langkah penelitian. Untuk memastikan validitas dan reliabilitas instrumen, diterapkan teknik triangulasi dengan menggabungkan berbagai sumber data dan metode pengumpulan data untuk memastikan keabsahan dan akurasi temuan. Kata Kunci : Interaksi sosial, Tradisi Nyadran Dam Bagong, Menak Sopal, interaksionisme simbolik

Item Type: Skripsi
Subjects: Sosiologi Agama > Budaya
Sosiologi Agama > Ritual
Sosiologi Agama
Sosiologi Agama > Tradisi
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sosiologi Agama
Depositing User: 126309203122 PRASTOWO IDIL PANGESTU
Date Deposited: 31 Jul 2024 03:19
Last Modified: 31 Jul 2024 03:19
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/49642

Actions (login required)

View Item View Item