PENGEMBANGAN BOOKLET KARAKTERISASI MORFOLOGI JANGKRIK MADU (Gryllus mitratus) DI BUDIDAYA JANGKRIK DESA TERUNG KULON KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

ERLINA, 126208203087 (2024) PENGEMBANGAN BOOKLET KARAKTERISASI MORFOLOGI JANGKRIK MADU (Gryllus mitratus) DI BUDIDAYA JANGKRIK DESA TERUNG KULON KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI. [ Skripsi ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (773kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (401kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (577kB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (619kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (868kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (316kB)
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (415kB) | Preview
[img] Text
Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8MB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Pengembangan Booklet Karakterisasi Morfologi Jangkrik Madu (Gryllus mitratus) di Budidaya Jangkrik Desa Terung Kulon Kabupaten Sidoarjo Sebagai Sumber Belajar Biologi” yang ditulis oleh Erlina dengan NIM. 126208203087, Pembimbing Dr. Eni Setyowati, S.Pd., M.M. Kata Kunci : Booklet, Jangkrik Madu, Media Pembelajaran, Morfologi Budidaya Jangkrik merupakan destinasi ternak jangkrik dan ulat pertama yang berkembang di Desa Terung Kulon Kabupaten Sidoarjo. Budidaya ini membudidayakan jenis ulat hongkong, jangkrik alam dan jangkrik madu. Jangkrik madu menjadi primadona karena cara budidayanya relatif mudah dan tingkat kematiannyapun rendah. Berbagai macam hasil penelitian mengenai morfologi jangkrik madu masih kurang lengkap terkait, buku, deskripsi, dan gambar morfologi jangkrik madu bahkan belum ada penelitian terkait morfologi jangkrik madu yang dikembangkan sebagai sumber belajar sehingga apabila digunakan sebagai bahan rujukan atau referensi belajar masih kurang relevan. Analisis kebutuhan yang diberikan kepada mahasiswa Tadris Biologi menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan mahasiswa terkait morfologi jangkrik madu sehingga diperlukan sumber belajar berupa media pembelajaran booklet yang didesain semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian pembaca dan memberikan pengetahuan yang dapat menunjang pembelajaran. Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu untuk 1) mendeskripsikan karakterisasi morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) di Budidaya Jangkrik Desa Terung Kulon Kabupaten Sidoarjo, 2) mendeskripsikan kevalidan booklet morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) yang telah dikembangkan melalui validasi oleh ahli materi dan ahli media, 3) mendeskripsikan kepraktisan booklet morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) melalui uji keterbacaan kepada mahasiwa, 4) mendeskripsikan keefektifan booklet morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) yang telah dikembangkan melalui uji pre-test dan post-test kepada mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Zoologi Avertebrata. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan R&D (Research and Development) dengan model penelitian ADDIE yang meliputi beberapa tahapan yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis metode penelitian R&D (Resereach and Development) menggunakan model penelitian ADDIE dengan tahapan meliputi analisys, design, development, implementation dan evaluation. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan study literatur. Setelah didapatkan data kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data statistika deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini berupa tabel pengamatan dilapangan, lembar validasi untuk validator dan soal-soal pretest dan postest. Hasil penelitian ini meliputi 1) Morfologi jangkrik madu mulai dari kepala (Caput), dada (Toraks) dan perut (Abdomen). Kepala jangkrik madu memiliki tipe hypognatous dengan dilengkapi 2 mata facet dan 3 mata ocelli serta memiliki tipe alat mulut penggigit-pengunyah yang terdiri dari labrum, mandibula, maksila dan labium. Antena jangkrik madu memiliki tipe filiform yang terdiri dari scape, pedicel dan flagellum. Sedangkan bagian dada terbagi menjadi 3 segmen, yakni protoraks, mesotoraks dan metatoraks dimana masing-masing segmen terdapat tungkai yang memiliki tipe saltatorial yang terdiri dari koksa, trokanter, femur, tibia, tarsus dan pretarsus dan adanya percabangan berupa sayap yang timbul pada segmen mesotoraks dan metatoraks. Panjang sayap luar 1,4 cm dan lebar 1,3 cm serta panjang sayap dalam jangkrik jantan 2 cm dan lebar 1,4 cm, sedangkan betina memiliki panjang 2,1 cm dan lebar 1,4 cm. Bagian abdomen jangkrik madu jantan dan betina memiliki tergum berjumlah 9 segmen, sedangkan sternum jantan 9 segmen dan betina 8 segmen. Selain itu, spirakel pada jantan 7 ruas dan betina 6 ruas. Panjang ovipositor pada jangkrik madu betina 1,7 cm serta sepasang cerci jantan panjangnya 0,6 mm dan betina 1 cm, 2) hasil kevalidan booklet morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) melalui uji validasi oleh ahli materi adalah 93,3% (sangat valid) dan oleh ahli media adalah 89,1% (sangat valid),3) Sedangkan hasil kepraktisan booklet morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) melalui uji keterbacaan dari 36 responden adalah 89,10% (sangat praktis). Dengan hasil validasi tersebut, booklet morfologi jangkrik madudikatakan sangat praktis sebagai media pembelajaran dengan harus melakukan sedikit revisi;4) hasil keefektifan booklet morfologi jangkrik madu (Gryllus mitratus) melalui uji pre-test dan post-test, nilai pre-test dan post-test kemudian dicari rata-rata dan tingkat keefektifannya menggunakan uji paired sampel test (berpasangan). Nilai rata-rata dari pre-test adalah 52,2 dan rata-rata post-test adalah 87,52. Selanjutnya, hasi uji paired sampel test menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 <0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat perbedaan antara hasil belajar pre-test dengan post-test. Perbedaan ini karena adanya pengaruh dari penggunaan media pembelajaran booklet morfologi jangkrik madu untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selanjutnya, pada uji N-Gain diperoleh nilai N-Gain skor 0,75 menunjukkan bahwa kategori keefektifan booklet tinggi karena nilainya 0,7 dan N-Gain persen 75% menunjukkan bahwa booklet cukup efektif karena nilainya diantara 56-75%.

Item Type: Skripsi
Subjects: Biologi
Divisions: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Tadris Biologi
Depositing User: 126208203087 Erlina
Date Deposited: 06 Aug 2024 03:17
Last Modified: 06 Aug 2024 03:17
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/50163

Actions (login required)

View Item View Item