LATIFATU ZAHRO, 126301201027 (2024) PEMBACAAN SURAH AL-FA ̅TIḤAH DAN SURAH AL-IKHLA ̅Ṣ DALAM TRADISI SELASAN TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH DI MASJID AL-ISLAH DESA BUNTARAN KECAMATAN REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG (Studi Living Quran). [ Skripsi ]
Text
COVER.pdf Download (16MB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (206kB) |
|
Text
DAFTAR ISI.pdf Download (90kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (455kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (215kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (365kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (199kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Penulisan dengan judul “Pembacaan Surah Al-Fa>tih{ah dan Surah Al- Ikhla>s}} dalam Tradisi Selasan Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah di Masjid Al-Islah Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung (Studi Living Qur’an)” ini ditulis oleh Latifatu Zahro, Nim: 126301201027, pembimbing M Fajrul Munawir, M.Ag. Kata Kunci: Pembacaan, Surah Al-Fa>tih{ah, Al-Ikhla>s}, Tradisi Selasan Penelitian ini mengeksplorasi tradisi Selasan dalam Tarekat Naqshbandiyah Khalidiyah di Masjid Al-Islah, Desa Buntaran, Tulungagung, dengan fokus pada pembacaan surah Al-Fa>tih{ah dan surah Al-Ikhla>s} . Tradisi ini dipilih karena keunikannya yang berbeda dengan praktik di masjid lain, terutama dalam penekanan pada dzikir tertentu dan pembacaan kedua surah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek praktis dari pembacaan dan makna yang dimiliki oleh jamaah. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta analisis data berdasarkan teori Karl Mannheim tentang makna objektif, ekspresif, dan dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pembacaan surah Al-Fa>tih{ah dalam tradisi selasan dibaca sekali pada awal sesi dzikir, sedangkan surah Al-Ikhla>s} dibaca tiga kali setelah dzikir lainnya. Pembacaan ini memiliki makna mendalam bagi jamaah diantaranya: Pertama, makna objektif, menurut jamaah melambangkan ketawadukan kepada guru spiritual, menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan memberikan ketenangan batin. Kedua, makna ekspresif, jamaah melaporkan adanya respons emosional, seperti rasa syukur, ketenangan, dan kepasrahan. Ketiga, makna dokumenter, sebuah bentuk usaha spiritual yang penuh pengharapan dan kesyukuran untuk mendapatkan rahmat dan pertolongan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari serta tidak disadari bahwa kegiataan tersebut merupakan bentuk ketergantungan diri dengan Allah SWT.
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Agama Agama > Al Quran Agama > Tafsir Quran |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir |
Depositing User: | 126301201027 LATIFATU ZAHRO |
Date Deposited: | 30 Dec 2024 03:15 |
Last Modified: | 30 Dec 2024 03:15 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/55380 |
Actions (login required)
View Item |