SAKRALITAS RITUAL JAMASAN PUSAKA KYAI NGALIMAN DALAM PERSPEKTIF RUANG SAKRAL MIRCEA ELIADE

ANGGUN SINTYA RIF'ATUS SOFI'IN, 1880507220009 (2025) SAKRALITAS RITUAL JAMASAN PUSAKA KYAI NGALIMAN DALAM PERSPEKTIF RUANG SAKRAL MIRCEA ELIADE. [ Thesis ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (2MB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (209kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (8kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (425kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (238kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (282kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (277kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (104kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (262kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (418kB)

Abstract

Anggun Sintya Rif’atus Sofi’in, NIM: 1880507220009, SAKRALITAS RITUAL JAMASAN PUSAKA KYAI AGENG NGALIMAN DALAM PERSPEKTIF RUANG SAKRAL MIRCEA ELIADE, Program Studi Magister Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sayyid Rahmatullah, 2024 Penelitian ini mengkaji tentang sakral di dalam ritual jamasan pusaka kyai ageng ngaliman di desa Ngliman. Jamasan pusaka merupakan warisan budaya yang telah dipraktikkan secara turun-temurun oleh masyarakat desa Ngliman. Masyarakat desa Ngliman, memiliki pandangan hidup yang berasal dari pengalaman yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang memberikan manfaat. Mempraktikkan ritual jamasan pusaka, selain sebagai pandangan hidup, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Jamasan pusaka dilakukan setiap bulan suro dan di hari yang sudah di tentukan dengan berbagai rangkaian persiapan dalam ritual. Banyak masyarakat yang mempercayai atas ritual yang mereka lakukan, memiliki unsur magis dan sakralnya yang dapat mempengaruhi kondisi individu dan lingkungan tempat tinggal. Fokus penelitian ini adalah: 1) bagaimana ritual jamasan pusaka Kyai Ageng Ngaliman? 2) bagaimana sakralitas Mircea Eliade terhadap ritual jamasan pusaka di desa Ngliman? 3) bagaimana analisis ruang sakral Mircea Eliade terhadap ritual jamasan pusaka? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan ritual jamasan Kyai Ageng Ngaliman serta untuk mengetahui pemikiran ruang sakral Mircea Eliade terhadap ritual jamasan pusaka di desa Ngliman dan untuk menganalisis ruang sakral Mircea Eliade terhadap ritual jamasan pusaka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan dilengkapi dengan kajian pustaka. Dalam analisi data, menggunakan unsur-unsur metodis yaitu deskripsi, interpretasi, koherensi intern, idealisasi dan holistika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik ritual jamasan pusaka di Desa Ngliman melalui kacamata teoretis pemikiran Mircea Eliade, dengan fokus pada konsep sakral, simbol, mitos, dan kosmos. Ritual jamasan pusaka, yang melibatkan pembersihan benda-benda pusaka peninggalan Kyai Ageng Ngaliman yang tersimpan di dalam Gedung Pusaka, dipahami sebagai sebuah manifestasi dari ranah sakral. Ranah ini bukan sekadar ruang fisik, melainkan ruang yang riil dan nyata, yang otoritasnya mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat Ngliman. Dalam konteks ini, konsep hierofani menjadi krusial. Hierofani adalah proses di mana sesuatu yang sakral menampakkan dirinya ke dalam dunia profan. Ritual jamasan pusaka menjadi momen hierofani di mana kekuasaan dan kekuatan supranatural dari Kyai Ageng Ngaliman menembus dunia sehari-hari melalui perantara benda-benda pusaka tersebut. Pusaka, ubo rampe atau perlengkapan ritual, dan makam leluhur berfungsi sebagai simbol yang menjadi jembatan antara dunia profan dan sakral. Simbol-simbol ini kemudian dipahami sebagai axis mundi atau pusat dunia, yang menghubungkan langit yang disebut ranah ilahi dan bumi atau ranah manusia, menjadikan Desa Ngliman sebagai pusat kehidupan dan tatanan kosmik yang teratur. Melalui ritual ini, masyarakat Ngliman secara berkala memperbarui ikatan mereka dengan kosmos, memastikan keberlangsungan dan keseimbangan dalam kehidupan. Penelitian ini mengambil topik ritual jamasan pusaka di Desa Ngliman karena dua alasan utama yang saling berkaitan. Pertama, ritual ini bukan sekadar tradisi tanpa makna, melainkan sebuah praktik budaya yang sangat kaya akan muatan teologis, filosofis, dan sosiologis. Dengan menggunakan kerangka teoretis Mircea Eliade, penelitian ini berupaya mengungkap struktur makna yang mendalam di balik setiap tahapan ritual, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk tidak hanya mendeskripsikan ritual secara etnografis, tetapi juga menganalisis bagaimana masyarakat Ngliman membangun dan mempertahankan tatanan kosmos mereka melalui ritual tersebut. Kedua, urgensi penelitian ini terletak pada upaya mendokumentasi dan menginterpretasi secara ilmiah warisan budaya yang mengalami dinamika dan perubahan seiring dengan pergeseran nilai-nilai sosial. Dengan menyajikan analisis yang komprehensif, penelitian ini berkontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang antropologi agama dan studi budaya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan ilmiah untuk memahami dinamika antara tradisi lokal, keyakinan spiritual, dan perubahan sosial, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana masyarakat adat di Indonesia mengkonstruksi realitas mereka melalui simbol dan ritual.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Filsafat > Filsafat Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama
Depositing User: 1880507220009 ANGGUN SINTYA RIF`ATUS S
Date Deposited: 15 Aug 2025 01:09
Last Modified: 15 Aug 2025 01:09
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/61030

Actions (login required)

View Item View Item