FIRDA RAHMATUL FITRIA, 126307211009 and NURUL BAITI ROHMAH, 199002272019032022 (2025) KELENTENG HOK YOE KIONG : RUANG INTERAKSI SOSIAL BUDAYA TIONGHOA DI TENGAH MAYORITAS ISLAM DESA SUKOMORO, KECAMATAN SUKOMORO, KABUPATEN NGANJUK 1956-1986. [ Skripsi ]
![]() |
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (537kB) |
![]() |
Text
Daftar Isi.pdf Download (230kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (456kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (491kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (513kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (172kB) |
![]() |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (322kB) |
![]() |
Text
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini membahas sejarah berdirinya Kelenteng Hok Yoe Kiong di Desa Sukomoro, Kecamatan. Sukomoro Kabupaten Nganjuk, serta proses akulturasi budaya yang terjadi antara komunitas Tionghoa dan masyarakat mayoritas Muslim pada rentang waktu 1956 hingga 1986. Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yakni : 1. Bagaimana sejarah dan perkembangan berdirinya Kelenteng Hok Yoe Kiong Ds. Sukomoro, Nganjuk, 2. Bagaimana proses akulturasi budaya dengan budaya lokal Islam di sekitar Kelenteng Hok Yoe Kiong selama periode 1956-1986. 3. Bagaimana respon masyarakat Muslim sekitar terhadap adanya Kelenteng Hok Yoe Kiong dan etnis Tionghoa di Ds. Sukomoro Nganjuk. Penelitian ini bertujuan untuk memahami latar belakang sejarah berdirinya Kelenteng Hok Yoe Kiong di Desa Sukomoro dalam konteks sosial budaya, meneliti bentuk-bentuk akulturasi antara budaya Tionghoa dengan budaya lokal Islam di sekitar Kelenteng pada periode tertentu (1956-1986), dan emberikan penjelasan bagaimana masyarakat Muslim sekitar merespon keberadaan Kelenteng Hok Yoe Kiong dan komunitas etnis Tionghoa, baik dalam bentuk penerimaan, penolakan, ataupun sikap netral. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian sejarah melalui empat tahap: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Hasil penelitian: 1. Kelenteng Hok Yoe Kiong didirikan tahun 1956 oleh Soen Boen Lee. Kelenteng HoK Yoe Kiong menjadi ruang interaksi sosial antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Muslim Desa Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. 2. Bentuk-bentuk akulturasi juga terlihat dalam aspek arsitektur, tradisi keagamaan, serta kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat lintas Agama. 3. Kelenteng Hok Yoe Kiong berhasil membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar, yang tercermin dalam toleransi beragama, partisipasi sosial. Meskipun sempat menghadapi tekanan politik pada masa Orde Baru, komunitas Tionghoa tetap mampu mempertahankan identitasnya melalui strategi integrasi yang tidak menimbulkan konflik dengan kelompok mayoritas. Kelenteng Hok Yoe Kiong menjadi bukti nyata bahwa toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan kerjasama antar kelompok etnis dan Agama dapat menciptakan keharmonisan sosial yang berkelanjutan. Kata Kunci: Akulturasi budaya, Etnis Tionghoa, Kelenteng Hok Yoe Kiong, masyarakat Muslim, toleransi beragama
Item Type: | Skripsi |
---|---|
Subjects: | Sejarah Peradaban Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | 126307211009 FIRDA RAHMATUL FITRIA |
Date Deposited: | 16 Oct 2025 03:25 |
Last Modified: | 16 Oct 2025 03:25 |
URI: | http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/63086 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |